SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Thursday, November 30, 2023

19

19

Karya: Yogi Asmara

berawal dari sebuah angkara mimpi
seribu harap dan doa menepi, mati dengan sendiri
langit muram memancarkan wajah sendunya
rintik delusi menusuk-nusuk menghancurkan vagina dunia
dan sepi pada malam adalah saksi bagi semesta

hingga pada suatu hari,
hadirlah setitik sinar rembulan yang mengabdi
menyemai bintang-bintang yang bersaksi,
remang mewangi, menari-nari menyelimuti sudut angkasa yang tak berseri
bagaikan lahirnya jutaan mimpi,
menjelma luasnya samudera rasa dan dalamnya karsa yang tak bertepi
di balik bulan yang kembali merajai, dan munculnya keindahan aurora pada malam ini.

-asmara
»»  Baca Selengkapnya...

Syair Politik: Melodi Perubahan

Syair Politik: Melodi Perubahan

Karya: Noval Helmi Aji

Panggung politik tempat semua bermula
Penuh drama seperti mendung gelap
Pemain beradu dalam panggung
Syair politik melantun setiap bait

Janji pemain mengalir bak sungai kebenaran
Namun kadang terhanyut arus tipu daya
Politikus adalah pemain utama
Di panggung penuh sandiwara

Kursi kekuasaan menjadi tujuan utama
Tak peduli dengan cara apa kesana
Rakyat hanya penonton dalam diam
Menanti di tengah ketidakpastian

Media adalah penyalur berita
Namun diberi warna terselubung dalam kata
Kritik disaring agar tidak terlalu nyaring
Politik dalam syair bermain dengan kata-kata

Namun dalam setiap sajak politik yang kelam
Ada harapan yang masih bercahaya di kejauhan
Rakyat yang sadar, menjadi kekuatan sejati
Mendobrak tirani, membela keadilan yang hakiki

Di bawah langit politik yang kelam
Syair politik mencatat setiap derita
Namun di dalamnya, semangat perubahan terbentang
Politik yang suci, berharap tumbuh dari abu-abu
»»  Baca Selengkapnya...

Bulan

 Bulan

Karya: Auralia Khaerudin

Bulan; diriku kembali pada
langit-langit yang berbintang
bulan, mata indah engkau pancarkan
kebahagiaan pada jiwa-jiwa yang rapuh
bulan, pada siapa aku bercerita
tentang gelap gulitanya semesta kasihku
kembalinya bulan, diriku terjalin
kembali pada untaian kata-kata rahasia

Pada tengah malam, antara bulan dan bintang
semesta menjamin cahaya-cahaya yang menggoda mata
pada tengah malam, antara bulan dan bintang
harapan demi harapan tertutur rapih
di balik temaramnya malam
pada tengah malam, antara bulan dan bintang
rapalan doa suci kupanjatkan di antara kita di tengah semesta

-Auralia
»»  Baca Selengkapnya...

Xenos

Xenos

Karya: Noval Helmi Aji

Masih adakah aku dalam Sebagian kecil hidupmu....
Tepatnya di cafe resto daerah jakarta timur, tempat biasa kaum muda kongkou atau sekedar menghabiskan waktu untuk membuat tugas. Seorang wanita terlihat gelisah selalu memandang layar HPnya untuk memastikan ada dering telpon masuk. Dengan menggunakan pakaian stylish kekinian dan wajah cantik tanpa make up berlebihan wanita itu masih sabar menunggu. Tak berselang lama akhirnya dering telpon yang dia tunggu pun berbunyi di hpnya, tanpa buang waktu lagi dia mengangkat telpon itu ”lu kemana aja sih kok belum datang, gue udah nunggu di cafe nih sendirian” katanya dengan nada kesal. “Sory banget Tia gue gak bisa datang kayaknya, event nya belum selesai gue gak bisa ninggalin gitu aja” jawab cowok yang ada di telpon itu. “lu bilang bisa datang hari ini, kenapa harus ngurus event terus sih. Kita udah lama gak jalan berdua, lu gak mau keluar bareng gue lagi apa? “katanya semakin kesal. “lain kali, pasti lain kali bisa Tia. Gue mohon sama lu pengertiannya,kita ada kesibukan masing-masing jadi gak bisa selalu ketemuan.” jawab cowok ditelpon itu lagi. “gak peduli" jawabnya singkat.
“setelah event nya selesai gue janji mampir ke rumah lu bawa pisang goreng crispy kesukaan lu oke. Udah dulu ya lagi rame stand nya nih” kata cowok itu sambil mematikan telponnya.
..........
Hestia Aletta nama cewe yang barusan dicampakkan pacarnya di telpon itu. Seorang mahasiswi jurusan teknik sipil di kampus ternama di Indonesia yang sekarang hanya menunggu di wisuda. Mukanya terlihat kesal sambil menggenggam erat HP di tangan seolah menahan untuk tidak membanting HPnya. Gue harus sabar, dia memang cowo yang terlalu fokus ke hobinya gumam Hestia. “Gue harus datang ke event nya aja langsung. Tapi kalo datang tiba-tiba sendirian gak mungkin banget, gue ajak Devi dan Mei aja buat nemenin gue." seru Hestia sendiri memecah kebuntuan pikiran nya. Dia pun menelpon dua sahabatnya untuk minta tolong ditemani ke acara event pacarnya. Hestia Aletta, Devina Arcadia dan Kezia Meirayuki mereka bertiga adalah sahabat dari SMA yang selalu bersama. Selalu saling peduli satu sama lain sesulit apapun kondisi nya.
..............................
Di dalam mobil Devi saat menuju ke event “astaga Tia kalo bukan sahabat gak bakal mau gue nganterin lu di hari libur gue yang berharga ini“ kata Devina sambil mengemudikan mobilnya. "bener banget tuh, padahal kita lagi asik berdua nonton drakor dikamar gue” sambung Meirayuki. “sory banget ya Devi, Mei. Kalo gak gini gue gak bisa ketemu sama cowok gue” jawab Hestia pelan. “Kayaknya lu salah pilih cowok deh Tia, kerjaan cowo lu ikut event terus gak peduli sama pacar nya” kata Devina dengan nada meledek. “Gue hajar ya lu Dev ngomong gitu, dia perhatian kok ke gue” jawab Hestia marah. “kadang kadang doang kalo lagi gak sibuk” sambung Meirayuki sambil tertawa. “udah udah sepuas lu berdua aja lah ngatainnya”kata Hestia kesal.

Di dalam mobil Devina dan Meirayuki tertawa lepas melihat sahabatnya kesal karena mereka. Kemudian suasana menjadi hening kembali saat mereka berdua sudah puas tertawa. “Tia lu masih mau bertahan sama cowok lu?" kata Meirayuki membuka pembicaraan lagi. “maksud lu apa Mei?" tanya Hestia dengan nada kesal. Devina langsung menutup mulut Meirayuki yang duduk disebalahnya dan mengisyaratkan untuk tidak melanjutkan omongannya.“maaf Tia gue gak sengaja nanya gitu, gue cuma takut sahabat gue terluka" seru Meirayuki memohon. “kita peduli sama lu Tia, kita gak mau lu kenapa napa jadi Mei nanya kayak gitu” sambung Devina.

Hestia menarik nafas panjang mencoba menenangkan dirinya. “kita sudah bahas ini berkali-kali kan Devi, Mei gue bisa jalanin ini. Gue tau lu berdua khawatir sama gue, tapi kalian harus percaya sama gue oke” kata Hestia menutup percakapan itu.

Setelah itu suasana kembali seperti biasa tertawa tawa hingga tak terasa sudah sampai. Tempatnya di Blok M, tempat biasanya ‘event jejepangan’ diadakan. Walaupun mereka bertiga datang sore hari tetapi masih ramai disana. Banyak stand stand yang menjual merchandise anime (kartun dari Jepang) dan karakter berbagai game. Semua itu masih dipadati banyak orang. “Tia cowok lu dimana, Lu tau kan standnya?" tanya Devina. “Tenang” kata Hestia sambil mengambil HPnya lalu melihat ‘Getcontak' (aplikasi untuk mengetahui lokasi seseorang lewat HPnya). “astaga posesif juga lu Tia, ada gila gilanya juga sahabat ku ini” kata Meirayuki kaget. “Bukan posesif cuma berhati-hati kok” jawab Hestia. “Terserah tuan putri” sambung Devina.

Setelah jalan menerobos banyak manusia akhirnya mereka sampai di titik yang ditunjukkan. Di sana terlihat ada beberapa orang yang sedang berjualan dan ada yang sedang duduk istirahat di belakang. “wah gila liat tuh cowok lu lagi berduaan sama cosplayer. Cantik banget lagi, kalah lu mah Tia” kata Meirayuki mencoba memanasi Hestia. “lu kalo mau bercanda liat situasi dulu dong” kata Devina sambil menutup kasar mulut meirayuki. “gak papa Devi gue udah biasa denger mulut itu cewek yang lebih pedes dari cabe” seru Hestia meledek. “sory kelepasan" sambung meirayuki sambil senyum tanpa salah. “Lu berdua tunggu sini gue aja yang samperin cowok gue” lanjut Hestia. “jangan perang ya” kata Meirayuki enteng. “lu diem apa gue plester mulut cabe lu” kata Devina mencoba menahan Meirayuki.

Hestia pun melangkah menuju ke belakang stand yang kebetulan ada meja dan kursi untuk istirahat. Di sana dia melihat cowoknya sedang ngobrol asik dengan cewek lain yang dibilang cosplayer (orang yang memakai kostum seperti tokoh dalam anime/game) oleh meirayuki tadi. Perlahan dia mendekat dan mulai memanggilnya. “Hai... Kai” sapa Hestia lembut sambil menahan rasa cemburu. Sontak pandangan cowok itu langsung menuju suara yang memanggilnya. Diikuti juga cewek yang duduk bersebrangan dengan dia.

Reynald Kai seorang pengusaha dan pebisnis muda yang sukses karirnya. Dia adalah kakak kelas Hestia saat masih kuliah satu tahun lalu. Dia sudah membawahi beberapa kedai makanan dan cafe. Dia juga mempunyai bisnis pakaian dan marchandise anime/game. Tidak puas hanya duduk diam menunggu hasil, dia pun selalu ikut'event jejepangan’ untuk menjual produknya. Semua itu dilakukannya karena hobi bukan karena kerjaannya. “lu nyusul kesini Tia, maaf ya gue batalin acara makan kita gitu aja” kata Kai sambil berdiri dan menghampiri Hestia. “gak papa kok, stand lu tadi gue lihat emang lagi rame gak mungkin lu tinggalin gitu” jawab Hestia pelan sambil menunduk. Kai mengelus lembut rambut Hestia “jangan cemberut gitu dong nanti jatuh pipinya" kata Kai sambil mencubit lembut pipi Hestia. “gara-gara lu pokoknya" kata Hestia kesal sambil melepaskan tangan Kai dari pipinya. “pasti lu belum makan, kita cari onigiri aja tadi gue liat ada yang jual. Isiannya bukan ikan atau telur salmon tapi perpaduan sama jajanan indo gitu, enak pokoknya" kata Kai.

Hestia tak menjawab, hanya mengangguk mengiyakan saja. “tunggu sebentar ya Tia” kata Kai sambil mendekat ke meja semula tadi dia duduk. “Abi kesini tolong urus ini dulu” Kai memanggil temannya yang tak jauh dari hadapannya. “Vanila-chan maaf obrolan tentang kontrak tadi dilanjutkan sama asisten saya dulu ya” kata Kai kepada cosplayer yang tadi sedang dia ajak ngobrol. “Oke siap mas bos” kata Vanila-chan sambil tersenyum. Kai pun kembali berjalan ke Hestia sambil menenteng makanan yang tadi diatas mejanya. “Ini Teriyaki makan dulu buat ganjel, enak kok gak kalah sama makanan Korea yang sering kamu beli” kata Kai sambil memberikannya ke Hestia.

Hestia hanya tersipu malu karena perlakuan Kai yang begitu baik padanya. Dia pun sekarang hanya mengikuti kata Kai dan rasa kesal, marah atau lainnya hilang begitu saja. Merekapun berjalan menuju stand yang dimaksud Kai tadi lalu berpapasan dengan Devina dan Meirayuki. "Kalian ikut kita aja cari makan, gue yang teraktir” kata Kai. “boleh, dengan senang hati gue ikut“ jawab meirayuki tegas. Devina langsung menarik tangan meirayuki “ngertiin situasi dong Mei, biarin Tia berduaan aja” bisik Devina pelan pada meirayuki. “Tapi kita nanti gak dapat traktiran Devi... “ Meirayuki balas berbisik. “gue tinggal pulang ya lu, udah ikutin gue aja nanti gue yang traktir" kata Devina sedikit membentak. “udah biarin aja mereka ayok kita lanjut jalan aja Kai" kata Hestia sambil menarik tangan Kai. Kai hanya mengikuti Hestia lalu tersenyum pada Devina dan Meirayuki kemudian hilang di lautan manusia yang masih ramai.

Setelah beberapa menit menerobos lautan manusia Hestia dan Kai pun tiba di stand yang dimaksud. Hestia memukul mukul lengan Kai karena kesal ”ini bukan onigiri, ini lontong. Kalo ini banyak di pasar deket rumah gue” seru Hestia dengan cemberut. “Sama kan nasi dikepal lalu ada isiannya kemudian dibungkus dengan sesuatu yang warna hijau” kata Kai menjelaskan. "ini kearifan lokal Indonesia Tia” tambah Kai. “Terserah lu aja” jawab Hestia dengan nada yang sudah malas berdebat. Kai pun memeluk erat Hestia dan mengelus rambutnya “jangan kesel terus senyum dong gue cuma bercanda dikit. Di stand ini jual onigiri juga kok, tuh liat ada di sebelah sana” kata Kai sambil melepaskan pelukannya dan memberitahu Hestia. Hestia malah tersenyum malu karena kelakuannya dan memeluk Kai lagi untuk menyembunyikan wajahnya.

Begitulah sifat Kai yang selalu membuat hati Hestia luluh walaupun sering dibuat jengkel dan kesal. Tidak sering memberikan perhatian tetapi sekalinya memeberikan perhatian bisa membuat Hestia tak berdaya. Kesibukan Kai yang banyak mengurus hobinya menjadi penghalang kebersamaan untuk mereka berdua. Hestia selalu mengalah supaya hubungan mereka tetap terjaga. Karena Hestia tau susahnya mendapatkan Kai. Dia perlu waktu satu tahun untuk membuat Kai melihat dirinya. Wajar karena Kai dulunya adalah kakak kelas yang terkenal dan banyak prestasi di kampusnya sehingga banyak cewek-cewek yang menginginkannya. Perjuangan yang berat dilakukan Hestia hingga Reynald Kai menyukainya dan berpacaran hampir dua tahun ini.
»»  Baca Selengkapnya...

Mencari Sembuh

Mencari Sembuh

Karya: Rahmania Putri

Seruak angin membawa angan yang telah lama punah.
Bianglala berputar bagaikan takdir yang hilang tak tentu arah.
Bumantara bagaikan buih laut dalam yang gelap nan sunyi.

Hiruk pikuk dunia tidak setara dengan isi kepala.
Tawa yang menghias tak sebanding dengan luka yang tertinggal.
Hari dengan cepat berlalu begitu saja.
Terik mentari memang silih berganti dengan cahaya rembulan.

Namun, apakah itu mampu membuatku lupa?
Apakah itu mampu menyembuhkanku dari luka?

Tidak!!

Memang kuakui waktu adalah penyembuh.
Akan tetapi, kau melupakan satu hal yang berharga.
Luka tanpa obat adalah hal yang sulit untuk sembuh.

Sering kali ku berusaha mencari sembuh.
Sering kali ku berusaha untuk melupakan.
Sering kali ku berusaha mencari kebahagiaan yang utuh.
Sering kali ku berusaha mencari harapan.

Namun raga ini sudah terlalu hancur tuk sembuh.
Raga ini hanya membutuhkan jiwa baru untuk pulih.
Raga ini hanya membutuhkan inai yang bisa membantunya untuk kembali tumbuh.

Semua ini terlalu susah.
Terlalu besar luka yang tertinggal di dalamnya.
Tawa yang kala itu terukir tulus, telah berubah.
Tidak ada harmoni yang penuh suka cita.

Aku tidak bisa menemukan sembuh yang selama ini kucari.
Aku tidak bisa menemukan bahagia yang telah lama padam.
Aku tidak bisa berdamai dengan ramai di tengah sunyi.
Aku tidak bisa melupakan luka yang telah lama kupendam.

Lantas sembuh seperti apa yang ingin kucari?

Jakarta, Oktober 2023
»»  Baca Selengkapnya...

Ancaman Tersembunyi Polusi Udara di Balik Kemegahan Metropolis Kota Jakarta

Ancaman Tersembunyi Polusi Udara di Balik Kemegahan Metropolis Kota Jakarta

Karya: Noval Helmi Aji


Sebagai ibu kota negara Indonesia, Jakarta mempunyai peran yang sangat sentral dalam pembangunan negara. Dengan pertumbuhan populasi yang cepat, urbanisasi yang pesat, dan peningkatan aktivitas industri, Jakarta menghadapi tantangan serius dalam mengatasi salah satu permasalahan yang sering terjadi di kota-kota besar yaitu polusi udara. Pertumbuhan pesat yang terjadi di kota megapolis ini membuat populasi dan urbanisasi yang membawa dampak serius terhadap kualitas udara di kota tersebut. Polusi udara di Jakarta telah menjadi masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan segera. Polusi udara di Jakarta juga menjadi permasalahan yang terus mengintai kehidupan penduduknya. Kita ketahui bersama memang polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan global yang semakin meresahkan. Sehingga dalam esai ini, penulis akan berusaha untuk mencari tau dampak polusi udara di Jakarta, penyebabnya, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Dampak Polusi Udara di Jakarta
Polusi udara memiliki dampak serius terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan di Jakarta. Tingginya tingkat polutan udara seperti partikulat, nitrogen dioksida, dan ozon dapat menyebabkan masalah pernapasan, penyakit jantung, dan bahkan dapat meningkatkan risiko kanker. Selain itu, polusi udara juga merusak lingkungan, mengancam keberlanjutan kosistem, dan mempengaruhi kualitas air.

Penyebab Polusi Udara di Jakarta
Beberapa faktor utama yang menyebabkan polusi udara di Jakarta antara lain adalah tingginya jumlah kendaraan bermotor, industri yang tidak ramah lingkungan, dan pembakaran sampah yang tidak terkendali. Jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat di Jakarta menjadi sumber utama emisi gas buang, terutama gas karbon dioksida dan nitrogen dioksida. Selain itu, industri yang berkembang pesat juga turut andil dalam emisi gas rumah kaca dan polutan udara lainnya.

Upaya Pemerintah dan Masyarakat
Pemerintah Jakarta telah menyadari pentingnya penanganan polusi udara dan mengambil beberapa langkah untuk mengurangi dampaknya. Pembatasan kendaraan bermotor dengan menerapkan kebijakan ganjil-genap, penggunaan transportasi umum yang lebih ramah lingkungan, dan peningkatan regulasi terhadap industri adalah beberapa langkah yang telah diambil. Namun, tantangan tetap besar mengingat pertumbuhan populasi yang terus meningkat dan tuntutan perkembangan ekonomi. Selain itu, peran masyarakat sangat penting dalam upaya mengatasi polusi udara. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan perlu ditingkatkan. Masyarakat dapat berkontribusi dengan menggunakan kendaraan ramah lingkungan, mendukung kebijakan pemerintah yang pro lingkungan, dan mengurangi penggunaan bahan-bahan berbahaya dalam kehidupan sehari-hari.

Solusi Jangka Panjang
Untuk mengatasi polusi udara secara efektif, solusi jangka panjang perlu diimplementasikan. Salah satunya adalah investasi dalam transportasi publik yang efisien dan ramah lingkungan, serta mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Peningkatan teknologi industri yang ramah lingkungan juga menjadi kunci dalam mengurangi emisi polutan udara dari sektor industri. Selain itu, edukasi lingkungan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak polusi udara. Program-program penghijauan kota, pengelolaan limbah yang lebih baik, dan peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga udara bersih dapat membantu menciptakan perubahan budaya yang
mendukung lingkungan yang lebih bersih dan sehat.

Kesimpulan
Polusi udara di Jakarta adalah masalah serius yang memerlukan tindakan segera dan berkelanjutan. Dengan kombinasi upaya pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Peningkatan kesadaran dan edukasi lingkungan, investasi dalam teknologi ramah lingkungan, dan regulasi yang ketat terhadap sumber-sumber polusi adalah langkah-langkah kunci dalam perjuangan melawan polusi udara di Jakarta. Hanya dengan kolaborasi yang kuat dari semua pihak, kita dapat mencapai udara bersih dan kesehatan yang lebih baik untuk generasi mendatang.
»»  Baca Selengkapnya...

Bertahan

Bertahan

Karya: Melda Veronica Nainggolan

Lelah.. itulah yang kurasakan
Dengan jalan yang aku tapaki
Banyak kisah yang telah aku lewati
Demi mengejar sebuah impian

Meski tidak tau sampai kapan
Aku bisa tetap bertahan..

Namun dengan tekad dan harapan
Untuk kisah bahagia di masa depan
Akan kudahapi semua proses perjalanan
Dengan tetap bertahan

Terima kasih,
Untuk berani dalam mengambil keputusan
Terima kasih,
Sudah mau tetap bertahan
»»  Baca Selengkapnya...

Pertemuan Gelap Malam

Pertemuan Gelap Malam

Karya: Nida Azhar Khomisah

Pertemuan kita memang
Terbilang tak menyenangkan
Dengan latar gelap malam
Dingin dan sunyi

Melibatkan benci, takut, dan air mata
Bahkan sang maaf dan
ikhlas tak ingin hadir

Namun lambat laun
Hati ini mulai terbiasa
Mulai berbaur dengan
rasa tak tenang sesak dan nyeri

Dan yang terpenting hati dan luka ini
sudah melupakan apa itu air mata

Begitu rasa mengenalmu
Aku mati rasa
Seperti tenggelam
di lautan tinta hitam

Perlahan menyelimuti
seluruh tubuhku
Memaksakan diri
Menyamankan kepalaku
Bersandar padamu
Ruang gelap
»»  Baca Selengkapnya...

Friday, June 30, 2023

Lebih Daripada Teman

Lebih Daripada Teman

Karya: Siti Mushlihatul Khilda

Minggu, 11 Juni 2023
12.10 WIB

Kamu yang kusebut segalanya
Tak akan pernah melihatku dengan cara yang sama
Karena kamu adalah pilihan pertamaku
Sedangkan aku adalah pilihan terakhirmu

Selalu berdebar ketika berpapasan
Dengan rona merah yang berusaha kusembunyikan
Berharap kamu tidak mendengar degub jantung tak beraturan
Kala kedua telapak tangan saling bersentuhan

Aku yang selalu ragu ketika dihadapkan pilihan
Dan tak pernah berani mengungkapkan
Tak akan bisa bersamamu yang mudah sekali berteman
Juga selalu berhasil meninggalkan kesan di setiap pertemuan

Apalagi yang harus aku tuliskan
Nyatanya kamu terlalu indah tanpa goresan
Intinya senang dapat berkenalan
Tak bisakah kita lebih daripada teman?

-kh
»»  Baca Selengkapnya...

Rasa Yang Hilang

Rasa Yang Hilang

Karya: Galang Senjakala

Ketika rasa rindu yang tidak lagi menggebu-gebu
Ketika perasaan mulai hanyut terbawa arus air
Aku tidak mengerti perasaan apa ini?
Yang kusadari hanyalah, bahwa kehadiran dia sudah tidak lagi berada di sampingku
Rasa cinta, rasa sayang, rasa kasihan terhadap dirimu perlahan sudah menghilang

Tuhan
Jangan benamkanlah rasa rinduku terhadap dia
Aku tidak ingin lagi menyebut namanya di dalam setiap bait-bait do'a yang kulantunkan kembali
Saat ini
Hanya ada nama seseorang yang ingin kembali aku do'akan
Pastinya, wanita itu bukanlah dia
Akan kusimpan setiap bait do'aku untuknya selalu
»»  Baca Selengkapnya...

Wednesday, May 31, 2023

Pusaran Jembatan Kawung

 Pusaran Jembatan Kawung

Karya: Agnes Dwi Marlina

"Ah, kata orang jembatan ini angker, tapi setiap hari lewat sini ngga ada apa-apa, tuh."
Bisik Bagus dalam hati. Slang beberapa menit kemudian, terlihat gadis kecil sedang menangis di tepi jembatan hanya dengan mengenakan sandal sebelah. "Hiks hiks huhuhu mama..." Terdengar suara tangisan gadis kecil yang memanggil mamanya dari tepi jembatan.

"Hey, adik kecil mengapa kamu menangis di sini?" Tanya Bagus sambil mendekati
gadis kecil tersebut. "Sandalku hanyut, Kak. Aku ngga bisa pulang, huhuhu." Kata gadis kecil. "Kok bisa? Kamu habis main dari sungai?" Tanya Bagus. "Iya, Kak tolong bantu carikan sandalku ya" Mohon gadis itu kepada Bagus.

"Baiklah, ayo kita cari bersama-sama" Ajak Bagus. Sesampainya di sungai, Bagus
melirik kanan dan kiri untuk mencari sandal gadis kecil itu. Tiba-tiba...

"Ohh..., itu sandalmu bukan yang nyangkut di dekat ranting kayu?" Tunjuk Bagus.
"Iyaa, betul Kakk! Tolong ambilkan ya, Kak" Rengek gadis kecil itu. "Oke, aku akan coba ambilkan ke sana." Kata Bagus. "Iya, Kak." Kata gadis kecil.
 
Langit pun semakin gelap, akhirnya Bagus berhasil mengambilkan sandal gadis kecil
itu menggunakan ranting bambu dengan susah payah. "Ini sandalmu, jangan sampai hanyut lagi ya. Berhati-hatilah" Pesan Bagus. "Wahhh sandalku! Terima kasih, Kak! Ungkap gadis kecil. "Cepat pulang, nanti dicariin mama, lho" Tutur Bagus. "Dadahhh, aku pulang dulu kak." Kata gadis kecil itu sambil bergegas. Bagus juga segera bergegas untuk pulang, karena orangtuanya sudah menunggu di rumah. Setibanya di rumah, Bagus menceritakan semua kejadian yang baru saja ia alami tadi kepada orangtuanya. "Waduh, Nak. Kenapa baru pulang? Ini sudah mau maghrib, lho" Tanya Bapaknya. "Iya, Pak, maaf tadi ada sesuatu di jalan pulang." Jawab Bagus. "Sudah, Nak, kamu mandi dulu sana. Nanti kita sambung lagi." Tambah Ibunya. "Baik, bu." kata Bagus.

Beberapa menit kemudian. "Pak, tadi Bagus ketemu sama gadis kecil di Jembatan
Kawung." Jelas Bagus. "Apa?! Kamu beneran ketemu sama gadis kecil itu?!" Tanya Bapaknya. "Iya, Pak. Tadi dia kehilangan sandalnya, ya sudah Bagus bantuin cari deh, makanya jadi telat pulangnya." Jelas Bagus. "Berhati-hatilah, Nak. Kalau kamu bertemu dengan gadis itu di Jembatan Kawung, sebaiknya abaikan saja dan langsung pulang ya." Sambung Ibunya. "Memangnya kenapa, Bu?" Tanya Bagus terheran-heran. Ibunya hanya terdiam dan terpancar aura kesedihan dari raut wajahnya. "Sudahlah, Nak. Turuti saja perkataan ibumu. Ibumu benar kamu harus berhati-hati ketika melewati jembatan itu, Nak." Tutur Bapaknya. "Baik, Pak...Bu..."Jawab Bagus. "Sebenernya ada apa sih? Ibu sampai terlihat sedih begitu." Dalam batin Bagus.

Tak lama kemudian Bagus pun kembali ke kamarnya dan tertidur. Kali ini ada sesuatu
yang janggal di dalam mimpinya tersebut. Di tengah malam yang sunyi, terdengar suara ketukan dari kolong tempat tidurnya, Bagus pun langsung mengecek kolong tempat tidurnya tersebut, tetapi hasilnya nihil. Ketika hendak kembali ke tempat tidurnya tiba-tiba terdengar suara ketukan itu lagi dari bawah sana. Spontan Bagus langsung mengecek kolongnya dan terlihat sepasang kaki anak kecil berdiri tepat di seberang tempat tidurnya. Bagus pun langsung mendongakkan lagi kepalanya ke atas ternyata tidak ada orang di sana.

Kemudian ia mengecek kolong tempat tidurnya lagi dan ternyata sudah tidak terlihat
lagi sepasang kaki itu. Tiba-tiba segelas air dari seberang laci tempat tidurnya terjatuh dan pecah, ngerinya lagi kejadian tersebut dibarengi dengan adanya angin kencang yang menembus jendela kamar Bagus hingga terbuka lebar, tirainya melambai-lambai seolah menunjukkan telah datangnya seseorang dari kamar tersebut. Bagus bergegas menutup jendela kamarnya tersebut dan segera membereskan serpihan gelasnya yang terjatuh.

Ketika hendak mengambil serpihan gelas yang tersebar di kolongnya, tiba-tiba ia
menemukan sepotong foto yang sebagian sudah terobek. Terlihat sebuah potret keluarga dengan seorang gadis kecil. Sepertinya Bagus mengenali sandal berwarna merah muda yang dikenakan oleh gadis kecil itu, tetapi ingatan itu tiba-tiba saja hilang seketika. Kemudian terdengar lagi suara ketukan itu dari kolong tempat tidur Bagus. Spontan saja, ia pun langsung menundukkan kepalanya untuk mengeceknya dan hasilnya pun mengejutkan, sebuah tangan kecil dari kolong tempat tidurnya menarik foto itu dari tangan Bagus. Bagus yang terkejut langsung terbangun dari tidurnya dan mengira itu hanya mimpi. Tetapi lebih anehnya lagi serpihan gelas itu benar-benar masih ada dan nyata di depan matanya. Ternyata kejadian tersebut bukan hanya sekedar mimpi, Bagus yang penarasan pun langsung mengecek kolong tempat tidurnya, tetapi lagi-lagi hasilnya nihil. Karena takut, Bagus langsung bergegas ke
kamar orangtuanya dan menceritakan kejadian yang di luar nalar itu.

Keesokan harinya orang tua Bagus berpesan, agar dirinya selalu berhati-hati ketika
melewati Jembatan Kawung tersebut. Bagus pun hanya mengangguk patuh. Ketika sedang melewati Jembatan Kawung, tiba-tiba terlintas kejadian semalam di dalam benak Bagus. Ia masih penasaran sebenarnya siapa saja sosok yang berada di dalam foto yang ia temukan semalam. Ia terus memikirkan kejadian semalam yang memimpa dirinya. Tiba-tiba terdengar suara gadis kecil berteriak memanggil namanya dari pinggir sungai, "Kak Bagus!" "Lho siapa yang manggil?" Dalam hati Bagus. Ternyata suara itu berasal dari gadis kecil yang ia temui kemarin dari bawah sana. Bagus pun langsung menghampiri gadis kecil itu. Tetapi Bagus menemukan hal yang janggal, gadis kecil itu lagi-lagi hanya mengenakan sandal sebelah. Bagus pun bertanya-tanya, tidak mungkin ini adalah hal yang hanya kebetulan. Gadis kecil itu mengatakan bahwa sandalnya hanyut lagi di sungai. Itu sungguh aneh, Bagus pun terheran-heran. Setelah terdiam sambil melihat sandal gadis kecil itu, tiba-tiba terlintas lagi di benak Bagus tentang potret keluarga kecil yang ia lihat semalam. "Sandal itu..., aku pernah melihatnya." Ucap Bagus ragu. "Ya, kamu sudah melihatnya semalam, bukan?" Kata gadis kecil itu. "Bagaimana bisa kamu tahu?" Jawab Bagus dengan penasaran. "Kamu...kamu adalah gadis kecil yang ada difoto itu, kan? Sandalmu sama persis, tapi bagaimana bisa kamu..."

Tiba-tiba saja ucapan Bagus terhenti. Gadis kecil itu menceburkan dirinya ke dalam
sungai. Bagus spontan berniat untuk menolong gadis kecil itu dengan ikut menceburkan dirinya ke dalam sungai. Setelah masuk ke dalam pusaran sungai Bagus sadar ternyata itu adalah sebuah tipuan halusinasi, ia berusaha menyelamatkan diri tetapi sudah terlambat arus air terlalu kencang di bawah sana. Bagus tidak sanggup untuk menyelamatkan dirinya. Kesadarannya pun mulai menghilang tiba-tiba muncul gadis itu di hadapan Bagus, "Hahaha, ternyata kamu sudah tahu ya, Dik?!" Kata gadis kecil itu dengan mengejutkan. "Aku sudah lama menantikan hari ini, akhirnya kita bisa bermain bersama-sama di sini." Lanjut gadis itu lebih mengejutkan. Sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya, Bagus diberikan gambaran pada masa lalu oleh gadis kecil itu. Foto yang ia lihat semalam ternyata itu adalah potret kedua orangtuanya dan gadis kecil itu. Gadis kecil itu adalah kakaknya yang sudah meninggal 12 tahun yang lalu, sebelum kelahirannya. Orang tua Bagus selama ini menutupi kejadian tragis yang menimpa anak perempuannya dengan tujuan agar suatu saat Bagus tidak mengalami hal malang yang sama seperti yang dialami oleh kakak perempuannya. Gadis kecil itu meninggal setelah hanyut ke dalam pusaran Sungai Kawung akibat mencari sandal kesayangannya yang hanyut ketika sedang bermain di sungai. Ia meninggal tepat di hadapan ibunya. Ibunya pun langsung menolongnya tetapi sudah terlambat, putri kecilnya yang berusia 5 tahun sudah tenggelam terbawa arus pusaran sungai. Rasa sesal yang selama ini ibunya pendam membuat gadis kecil itu masih berharap kehadiran ibunya untuk dimintai pertolongan, tetapi semenjak kejadian itu, ibunya tidak kunjung melintas di jembatan itu lagi. Sejak itulah tempat itu terkenal dengan sebutan "Pusaran Jembatan Kawung" yang sudah memakan korban kakak beradik di dalamnya.
»»  Baca Selengkapnya...

Mimpi Diawali dengan Perjuangan

Mimpi Diawali dengan Perjuangan

Karya: Agnes Dwi Marlina

Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukan dunia. Setiap orang memiliki mimpi untuk masa depan. Semua tujuan hidup dirangkai demi tercapainya masa depan yang diinginkan. Untuk mencapai mimpi tidak hanya diraih dengan bermalas-malasan, melainkan dibutuhkan sebuah tekad, semangat serta perjuangan yang tak kenal lelah. Kegagalan terkadang membuat dirimu merasa lelah dan mengeluh dengan keadaan. Tetapi mengeluh bukanlah solusi untuk menghadapi rintangan menuju sebuah mimpi. Lantas, apa yang harus kita lakukan? Teruslah berjuang hingga mimpimu ada di genggamanmu!

Dalam tulisan ini saya ingin membahas mengenai perjuangan pelajar SMA untuk menggapai mimpinya pada masa depan.

Masa putih abu-abu sering disebut masa yang paling indah. Menarik untuk dipikirkan bahwa kondisi pandemi saat ini tentu hal tersebut sebuah pengecualian. Di mana aspek-aspek kehidupan masa SMA saat ini tentu harus menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada. Saat sekolah daring seperti ini, sebagian pelajar menganggap remeh sistem pendidikan. Bangun tidur hanya untuk melakukan laporan absensi kehadiran lalu melanjutkan tidurnya kembali. Tanpa peduli apa tujuan untuk bersekolah itu sendiri. Padahal di situ terdapat sejuta mimpi yang harus diperjuangkan. Apakah mimpi bisa diraih dengan bermalas-malasan? Tentu tidak, kita harus bermimpi, mimpi itu diawali dengan perjuangan. Kalau kamu enggan berjuang, jangan berharap bisa meraih impian dan tujuan yang diinginkan dalam hidupmu.

Sering terdengar teman-teman saya menyerukan kutipan dari Bill Gates yang bunyinya seperti ini: "Aku akan selalu memilih orang malas untuk mengerjakan pekerjaan yang sulit, karena dia akan menemukan cara yang mudah untuk mengerjakannya." Ironisnya, dengan melihat kutipan tersebut tidak sedikit pelajar yang malas merasa bangga, justru dijadikan sebuah panutan. Malas bergerak, malas berusaha, dan malas belajar. Kerjaannya hanya main handphone dan keluyuran.

Padahal menurut saya, kata "malas" dalam kutipan Bill Gates itu berarti sangat kondisional, bukan sekadar malas mengerjakan pekerjaan sampai lalai dan melewati tenggat waktu seperti kebiasaan yang dilakukan pelajar yang malas. Misalnya, terciptanya teknologi mesin cuci itu terinspirasi dari orang yang malas mencuci dengan tangan. Artinya kata "malas" di sini merujuk kepada orang yang malas tetapi berpikiran kreatif, mereka selalu mencari cara cepat yang membuat pekerjaan jauh lebih efektif dan efisien. Maka lahirlah karya-karya yang inovatif dan berguna untuk semua orang. Sudah paham, kan? Mana mungkin seorang Bill Gates mempekerjakan orang yang malas tanpa syarat.

Saya mungkin bukan tipe seorang pelajar yang pintar sekali di sekolah. Tetapi karena usaha perjuangan saya untuk meraih mimpi, selama dua tahun berturut-turut saya selalu mendapatkan peringkat pertama di kelas. Saya anggap itu juga karena Allah dan orang tua yang meridai perjuangan saya selama proses belajar. Ya, walaupun hanya sekadar berjuang untuk rajin belajar dan mengumpulkan tugas. Tetapi, itu namanya perjuangan, kan?

Tahun depan saya berniat untuk melanjutkan pendidikan ke universitas di Jakarta. Sejak kelas sepuluh saya sudah sibuk mencari info tentang SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Setelah mengumpulkan info dan syarat-syarat mengikuti SNMPTN, saya mengajak teman-teman sekelas untuk berjuang bersama-sama dimulai sejak awal. Tetapi, sayangnya mereka menolak. Malah saya dibilang, ”Halah, sok ambis!

Semakin lama pengumuman Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) semakin dekat. Saya juga prihatin dengan teman-teman yang impiannya ingin masuk di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ternama, tetapi belum ada bekal untuk masuk PTN dan masih malas belajar. Kenyataannya, banyak yang menangis dan menyesal karena nilainya tidak maksimal di akhir. Tidak apa-apa, masih ada SBMPTN, teman. Tetapi kamu harus lebih giat belajar lagi. SBMPTN itu jumlah soalnya ratusan dan tingkat seleksi masuk PTN lebih ketat karena saingan kamu se-Indonesia, lho.

Mungkin banyak yang bertanya, "Mengapa, kamu ingin sekali masuk kuliah? Menghamburkan uang saja. Percuma perempuan bersekolah tinggi-tinggi tetapi pada akhirnya berada di dapur." Biarlah orang berpendapat seperti itu. Kuliah tak hanya menghamburkan uang, kok. Ada mimpi yang harus saya perjuangkan. Ada orang tua yang harus saya angkat derajatnya. Selama berkuliah mahasiswa itu mempelajari ilmu dan mengasah kemampuannya, termasuk kemampuan bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan. Dan itu semua termasuk perjuangan. Perjuangan maksimal akan mencerminkan hasil yang maksimal pula.

Tidak ada kisah orang sukses di dunia ini yang pemeran utamanya menyerah dan bermalas-malasan. Segala cobaan, permasalahan, serta kegagalan yang datang menghampiri hidupmu adalah pelajaran berharga untuk mimpimu pada masa depan. Seberapa besar badai masalah yang datang, cobalah terus berjuang dengan penuh semangat serta tekad yang kuat untuk meraih mimpi.

»»  Baca Selengkapnya...

Temaram

Temaram

Karya: Galuh Ajeng

Perihal anak perempuan yang sedang bertumbuh
Dengan raga yang utuh, tapi hatinya rapuh
Terlihat acuh, namun hatinya penuh gemuruh
Tatapan matanya teduh, tapi batinnya selalu jenuh
Keluarganya utuh, maksudnya... hampir runtuh

Anak perempuan yang selalu bertanya pada semesta
Kenapa hampir runtuh? Kenapa aku? Kenapa?
Bukankah keluarga dibangun oleh cinta?
Kukira di sana ada suka, kasih, sayang, bahkan asa
Kukira keluargaku seperti keluarga cemara dilayar kaca

Layaknya gambaran keluarga cemara di layar kaca
Bersama ayah bunda bercanda dan tertawa
Berbagi kisah kasih, rasa, dan asa serta penuh cinta
Keluargaku juga berkumpul dan bersama
Bedanya aku terjatuh, tersungkur, terkapar
sambil berderai air mata hingga malam
Kekacauan ini kudalihkan atas nama cinta
cintaku pada angan-angan "keluarga cemara"

Anak perempuan yang tumbuh dalam badai tiada akhir
Konflik yang datang tak pernah berakhir
Peperangan dingin bersama tentara-tentara amatir
Masalah demi masalah yang datang bergilir
Hanya menyisakan bibir yang berzikir dan bertakbir

Anak perempuan yang diminta hidup tapi
Rasanya seperti berkali-kali dipaksa mati
Anak perempuan yang mendengar tapi tak pernah didengar
Anak perempuan yang melihat namun enggan dilihat
Anak perempuan yang memberi kasih namun tak terkasih

Mereka bilang "semoga kau selalu kuat"
Dunia ini aneh sekali, kenapa hanya mendoakanku agar kuat
Kenapa mereka tidak mendoakan orang tuaku tobat
Kalaupun aku kuat, aku tidak ingin kekacauan ini terus mengikat
Karena aku rasanya ingin segara bertemu dengan malaikat

Dulu aku berpikir keluarga itu bagai sebuah sayap
Tapi faktanya sayap yang kumiliki sudah lama rusak
Sayap yang seharusnya menerbangkan
Membawanya melihat indahnya awan
Kini menjadi kutukan menyeramkan

Dan... bagian yang paling menyedihkan
Ketika semesta membiarkan
Kalian menyebutnya kekacauan
Sedangkan aku menyebutnya kekeluargaan
»»  Baca Selengkapnya...

Menyelidiki Ketidakadilan dan Tantangan Demokrasi

Menyelidiki Ketidakadilan dan Tantangan Demokrasi

Karya: Wahyu Prasetia Ningrum

Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan salah satu
demokrasi terbesar, telah mengalami perkembangan signifikan sejak transisi ke demokrasi pada tahun 1998. Namun, di balik kemajuan tersebut, tetap ada tantangan yang perlu diatasi, termasuk masalah ketidakadilan yang melanda masyarakat Indonesia. Menyelidiki ketidakadilan dan tantangan demokrasi di Indonesia menjadi penting untuk memperbaiki sistem dan memastikan keadilan bagi semua warga negara.
Pertama-tama, ketidakadilan sosial-ekonomi adalah salah satu masalah serius yang
menghadang kemajuan demokrasi di Indonesia. Meskipun terdapat pertumbuhan ekonomi yang pesat, kesenjangan ekonomi antara kelompok masyarakat yang kaya dan miskin tetap menjadi kenyataan yang memprihatinkan. Sebagian besar masyarakat pedesaan, perempuan, dan kelompok minoritas masih mengalami keterbatasan akses terhadap pendidikan, lapangan kerja yang layak, perumahan, dan layanan kesehatan yang memadai. Ketidakadilan sosial-ekonomi ini menyebabkan kesenjangan yang dalam dalam hal kemampuan dan peluang, dan mengancam prinsip demokrasi yang menyatakan persamaan dan inklusi.
Kedua, tantangan demokrasi yang dihadapi Indonesia adalah ketidakadilan gender.
Meskipun langkah-langkah positif telah diambil untuk memperjuangkan kesetaraan gender, ketidakadilan masih ada dalam berbagai bentuk. Perempuan sering mengalami diskriminasi dalam akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan keputusan politik. Kekerasan terhadap perempuan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual, juga masih menjadi masalah serius yang mempengaruhi kehidupan perempuan di Indonesia. Ketidakadilan gender ini merusak prinsip inklusi dan partisipasi dalam demokrasi.
Selain itu, tantangan lain yang harus dihadapi adalah ketidakadilan dalam sistem
hukum. Keadilan dan independensi sistem peradilan sering kali dipertanyakan. Kasus-kasus penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan pengaruh politik yang mempengaruhi keputusan pengadilan sering terjadi. Hal ini menciptakan ketidakadilan bagi individu yang menghadapi sistem hukum yang tidak adil. Demokrasi membutuhkan sistem peradilan yang adil dan independen, di mana setiap warga negara memiliki akses yang sama terhadap perlindungan hukum.
»»  Baca Selengkapnya...

Review Buku - SOEDIRMAN: Seorang Panglima, Seorang Martir

Review Buku - SOEDIRMAN: Seorang Panglima, Seorang Martir

Karya: Andika Ramadhan

A. Identitas Buku
  1. Judul buku : SOEDIRMAN: Seorang Panglima, Seorang Martir
  2. Penulis : Tempo
  3. Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
  4. Tahun terbit : 2012
  5. Tempat penerbitan : Jakarta
  6. ISBN : 978-979-91-0524-0
B. Sinopsis

Buku ini menjelaskan tentang perjuangan jenderal Soedirman, dimulai dari
bagaimana jenderal Soedirman dipilih menjadi panglima melalui sidang revolusioner dengan suara terbanyak, kemudian perjuangan melawan Belanda yang dipimpin oleh Spoor, kemudian siasat-siasat jenderal Soedirman salah satunya adalah perang yang terkenal yaitu perang gerilya, kemudian bagaimana jenderal Soedirman dan pengikutnya mampu menipu Belanda dengan Soedirman palsu di atas tandu, kemudian juga buku ini menceritakan asal mula Soedirman menjadi panglima dimulai dari beliau menjadi tentara bentukan Jepang, dan buku ini juga menceritakan tentang jenderal Soedirman yang perokok berat sehingga organ paru-parunya terganggu.

C. Kelebihan Buku

Buku ini memiliki kelebihan menurut saya karena buku ini menggambarkan
jenderal Soedirman melalui rentetan sejarah Indonesia dan apa saja peranannya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mengontrol kudeta, sehingga dapat dikatakan buku ini lengkap menggambarkan jenderal Soedirman.

D. Penilaian

Buku ini menurut dari rentang poin 1-10 adalah 8,5

E. Simpulan

Buku ini menurut saya sangat bagus dan direkomendasikan untuk dibaca, buku ini
berkesan bagi saya karena buku ini hadir untuk menggambarkan jenderal Soedirman, peranannya, serta tokoh-tokoh terkait dengan gamblang.

Tim BUKU TEMPO. (2013). Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir (1st ed.).
Kepustakaan Populer Gramedia. (Original work published 2012).
»»  Baca Selengkapnya...

Pulang Sendiri

Pulang Sendiri

Karya: Sendi Tri Nugraha

Hujan dengan senja,
biarlah mereka ada disaat kita mulai saling berhadap,
serta tak mampu berkata kata.

Semesta,
tidak harus ku salahkan senja yang menghilang,
kala ia tiba untuk pulang,
tidak harus ku salahkan hujan yang berjatuhan,
kala ia membasahi tangisan,

yang salah adalah diriku,
yang hadir lalu pergi berpamitan.
»»  Baca Selengkapnya...