Wednesday, May 31, 2023

Temaram

Temaram

Karya: Galuh Ajeng

Perihal anak perempuan yang sedang bertumbuh
Dengan raga yang utuh, tapi hatinya rapuh
Terlihat acuh, namun hatinya penuh gemuruh
Tatapan matanya teduh, tapi batinnya selalu jenuh
Keluarganya utuh, maksudnya... hampir runtuh

Anak perempuan yang selalu bertanya pada semesta
Kenapa hampir runtuh? Kenapa aku? Kenapa?
Bukankah keluarga dibangun oleh cinta?
Kukira di sana ada suka, kasih, sayang, bahkan asa
Kukira keluargaku seperti keluarga cemara dilayar kaca

Layaknya gambaran keluarga cemara di layar kaca
Bersama ayah bunda bercanda dan tertawa
Berbagi kisah kasih, rasa, dan asa serta penuh cinta
Keluargaku juga berkumpul dan bersama
Bedanya aku terjatuh, tersungkur, terkapar
sambil berderai air mata hingga malam
Kekacauan ini kudalihkan atas nama cinta
cintaku pada angan-angan "keluarga cemara"

Anak perempuan yang tumbuh dalam badai tiada akhir
Konflik yang datang tak pernah berakhir
Peperangan dingin bersama tentara-tentara amatir
Masalah demi masalah yang datang bergilir
Hanya menyisakan bibir yang berzikir dan bertakbir

Anak perempuan yang diminta hidup tapi
Rasanya seperti berkali-kali dipaksa mati
Anak perempuan yang mendengar tapi tak pernah didengar
Anak perempuan yang melihat namun enggan dilihat
Anak perempuan yang memberi kasih namun tak terkasih

Mereka bilang "semoga kau selalu kuat"
Dunia ini aneh sekali, kenapa hanya mendoakanku agar kuat
Kenapa mereka tidak mendoakan orang tuaku tobat
Kalaupun aku kuat, aku tidak ingin kekacauan ini terus mengikat
Karena aku rasanya ingin segara bertemu dengan malaikat

Dulu aku berpikir keluarga itu bagai sebuah sayap
Tapi faktanya sayap yang kumiliki sudah lama rusak
Sayap yang seharusnya menerbangkan
Membawanya melihat indahnya awan
Kini menjadi kutukan menyeramkan

Dan... bagian yang paling menyedihkan
Ketika semesta membiarkan
Kalian menyebutnya kekacauan
Sedangkan aku menyebutnya kekeluargaan

No comments:

Post a Comment