SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Tuesday, July 30, 2019

Jalan Panjang Menuju Kursi DKI 2


Oleh : Muhammad Syirot Hidayat Khoironi

            Belakangan ini kita dihebohkan dengan pertemuan dua anak bangsa terbaik di lebak bulus yakni Presiden terpilih Joko Widodo dengan lawannya Prabowo Subianto. Pertemuan ini seakan menjawab tragedi kemanusiaan di sekitar tanggal 22 mei lalu tentang kerusuhan di Jalan M.H Thamrin tersebut, meskipun beberapa pihak masih berat hati menerima keputusan Mahkamah Konstitusi setidaknya pertemuan di Lebak Bulus itu memberikan kesejukan tersendiri bagi kedua pendukung Pak Jokowi dan Pak Prabowo. Apalagi dengan dikeluarkannya statemen Pak Jokowi yang mengatkan bahwa tidak ada lagi 01 dan 02 yang kemudian disambut dengan ucapan Pak Prabowo yang memberikan selamat bekerja kepada beliau. Namun, kita tidak boleh larut dalam pertemuan dua putra bangsa terbaik ini,kita harus memikirkan persoalan-persoalan bangsa lainnya, karena sejatinya begitu banyak persoalan bangsa ini yang belum terselesaikan, pandangan kita semua tertuju pada pertemuan tersebut sampai lupa bahwa salah satu persoalan yang harus dituntaskan ialah belum diisinya kursi DKI 2 ,hampir kurang lebih 11 bulan Pak Anies menjalankan pemerintahan sendirian dengan ditinggalkannya Bang Sandi yang maju dalam kontestasi pemilu 2019 praktis kursi DKI 2 saat ini kosong tidak ada yang mendudukinya.
            Walaupun secara regulasi di undang-undang tidak ada aturan-aturan yang menyebutkan bahwa tidak boleh Gubernur bekerja sendirian tampaknya jika dilihat secara manajerial DKI Jakarta bukanlah suatu permasalahan yang kecil, begitu kompleks permasalahan di Ibukota ini mulai dari kemacetan, polusi, reklamasi, lapangan pekerjaan, hingga persoalan-persoalan lainnya nampaknya tidak akan mungkin Gubernur bisa menuntaskannya sendirian maka dari itu, diperlukannya pendamping untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut. Di beberapa media Pak Anies juga mengeluhkan terkait pembagian jadwal undangan-undangan dari pejabat penting dan lainnya praktis Pak Anies tidak bisa menghadiri seluruh undangan yang dikirim kepadanya karena sejauh ini beliau belum memiliki pendamping. Dari akibat tidak diisinya kursi DKI 2 ini sebenernya akhir-akhir ini mulai terlihat dengan dikritiknya kebijakan Anies terkait Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Pulau D di Teluk Jakarta tersebut, itu menandakan beban yang dipikul Pak Anies ini cukup berat. Maka dari itu, diperlukannya sosok figur pengganti Bang Sandi yang dapat menemani Pak Anies hingga akhir pemerintahannya.
            Sebenarnya jika mengikuti rangkaian-rangkaian pemilihan Wakil Gubernur ini tinggal menunggu keputusan dari DPRD karena dari partai pengusung PKS dan Gerindra sudah mengusulkan dua nama yakni Agung Yulianto dan Ahmad syaikhu, terkait persoalan ini sebetulnya sudah di sorot langsung jauh-jauh hari oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, beliau menyurati Pak Anies agar segera diisi kekosongan kursi DKI 2 agar pemerintahan di DKI Jakarta berjalan dengan maksimal, beliau juga menambahkan bahwa partai pengusung pemenang pemilu DKI ini hanya dua partai seharusnya mudah untuk mengambil keputusan secara mufakat. Lantas apa yang membuat rangkaian pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini begitu sedemikian lamanya? Pertama kita harus tahu betul bahwa proses kontestasi pemilu di 2019 ini menguras waktu yang cukup lama hingga tarik ulur kepentingan di dalamnya turut mempengaruhi proses penetapan pemilihan Wakil Gubernur ini. Kemudian kita harus paham betul bahwa DKI Jakarta ini adalah tempat yang strategis bagi keberlangsungan dinamika politik di Indonesia. Jika saja 2022 Anies menasbihkan dirinya sebagai calon presiden RI 1 bukan tidak mungkin Wakil Gubernur akan naik satu level menjadi penguasa di Ibukota, dan kita harus paham betul bahwa DKI Jakarta adalah wadah dimana representasi sketsa Indonesia secara jelas dapat terlihat, dimana didalamnya ada kepentingan-kepentingan ekonomi, mode transportasi mulai terhubung dari yang satu ke lainnya, pusat pemerintahan, pusat perekonomian, dan juga wadah bertemunya seluruh suku,ras,agama dan etnis mengadu nasib disana. Kedua lamanya proses di DPRD sebetulnya sudah harus dilakukan pemilihan wakil gubernur namun karena ketika itu belum memenuhi kuorum 50% + 1 maka belum diperbolehkan dilakukannya pemilihan wagub DKI Jakarta. Bila berkaca pada mundurnya rapat paripurna pemilihan Wagub seakan kita disuguhkan pada sandiwara-sandiwara elite politik saja, jika kita berfikir secara rasional sudah sepatutnya ketika ada agenda penting seperti itu selayaknya mereka semua hadir agar proses pemilihan Wagub ini dapat segera terselesaikan, namun dalam laporannya sebagaian besar tidak hadir dan rapat ditunda sampai ada himbauan selanjutnya.
            Pemilihan Wagub ini bisa saja diselesaikan secara cepat andai saja dua partai pengusung Gerindra dan PKS mau menurunkan egonya masing-masing. Dari pernyataan statemen pihak Gerindra sebenarnya sudah menyerahkan kursi tersebut kepada PKS akan tetapi ada saja oknum-oknum yang menghambat proses pemilihan Wagub DKI Jakarta ini, sehingga banyak memunculkan perspektif-perspektif yang liar , banyak kabar-kabar burung yang menyebutkan bahwa Bang Sandi akan kembali, namun statemen itu dibantah oleh beliau yang menkankan akan fokus menjadi oposisi dan tidak akan kembali menjadi Wagub kembali, jika kita melihat secara undang-undang memang tidak ada satu pasal pun yang melarang Bang Sandi untuk mendampingi Anies kembali akan tetapi banyak yang mengatakan bahwa tidak etis jika beliau kembali ke DKI 2. Ibarat memakan jeruk yang sudah di muntahkannya akan tetapi masih mau menjilatnya walaupun sudah jatuh ke tanah. Akan tetapi politik tidak seperti itu , politik selalu dinamis tidak ada yang bisa menduganya siapapun karena tidak ada pertemanan yang abadi , yang abadi hanya kepentingan-kepentingan tersebut. Dengan molornya pemilihan Wagub ini semakin kencang berhembus bahwa ada manuver-manuver politik yang menyebutkan bahwa Gerindra juga akan mengajukan satu perwakilan calonnya, pemilihan ini memang cukup menarik untuk di cermati. Kita baru akan tau setelah pansus dan panli menyepakati tata tertib yang mengharuskan rapat harus memenuhi kuorum.
            Dari sini sebenarnya kita melihat bahwa politik memiliki 2 sisi yang jauh berbeda penulis menyebutnya sebagai panggung depan dan panggung belakang, panggung depannya bahwa kita harus menyadari betul bahwa janji sudah terlanjur dibuat bahwa Partai Gerindra sudah secara implisit menyebutkan akan memberikan kursi Wagub kepada PKS namun seperti yang penulis katakan di awal paragraf bahwa politik tidak bisa hanya dilihat dari sisi panggung depan namun kita juga harus melihat bahwa panggung belakangnya ini yang membuat masyarakat bertanya-tanya apa sebetulnya yang membuat proses pemilihan Wagub ini berjalan sebegitu demikian lamanya, dengan terus di ulur-ulurkannya proses ini semakin masyarakat tidak percaya terhadap proses pemilihian Wagub yang sedang berlangsung. Wajar saja jika nantinya masyarakat tidak percaya terhadap proses ini, bahkan bisa saja masyarakat menduga-duga bahwa ada transaksi dibalik panggung belakang ini yang wujudnya benar-benar gelap dan tidak bisa terlihat. Semua keputusan kita serahkan kepada DPRD dan stakeholder terkait dengan tetap mengawasi jalannya proses ini, sambil berharap bahwa mereka semua yang disana tetap mengutamakan kepentingan publik dibanding kepentingan golongan maupun pribadi.

»»  Baca Selengkapnya...

Tunggu Aku, Tuan

Oleh : Destiny

Hallo, salam hangat untukmu yang tersenyum dibalik gagahnya pakaian dinas lapanganmu, Tuan.
Warna biru tua itu seakan menampakan betapa gagahnya dirimu kala itu,
Tatapan yang penuh arti itu yang ingin ku lihat setiap hembusan nafas ini,
Senyuman hangat itu yang ingin ku lihat setiap jantung ini berdetak,
Entah tak ada analogi apapun lagi untuk menggambarkan kegagahanmu.

Tuan, aku tau kriteria wanita seperti apa yang kau ingin untuk menjadi bahu yang halal tempat kau bersandar kelak
Ia lah wanita yang selalu pandai berbicara,
Wanita yang berprinsip dan punya pemikiran berbeda,
Wanita yang pandai menulis,
Serta wanita yang selalu memutuskan dengan logika.

Tuan, andaikan kau tau
Aku di sini, di singgahsana terindahku
Sedang menangis dan berdoa agar aku bisa menjadi apa yang kau mau
Aku sedang berusaha, Tuan.

Tuan, bantu aku
Bantu aku untuk tetap seperti ini,
Berjuang untuk merubah pola pikirku,
Berjuang untuk berani berbicara,
Berjuang untuk berprinsip
Serta berjuang untuk menjadi yang diidamkan olehmu.
Semoga tulisan ini dapat menjadi awal dari perjalanan kisah kita
Menjadi bukti cinta yang nyata kalau kita pernah jatuh cinta lewat sastra.

Tuan, aku menginginkanmu..


»»  Baca Selengkapnya...