SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Tuesday, June 29, 2021

PROBLEMATIK KETIDAKADILAN: Troubleshoot dalam mencari sumber Keadilan

 PROBLEMATIK KETIDAKADILAN: 

Troubleshoot dalam mencari sumber 

Keadilan

Oleh: Farhan Fahrezi


Waktu berjalan dengan cepat tanpa 
adanya sentrikal yang memberikan fokus 
terhadap diri. Seketika teringat kembali 
masa sebelum pandemi, dimana penulis
mengikuti sebuah seminar bersama 
pembicara utama, Prof. Mahfud MD 
dengan tema “Inspirasi, Kreasi, Pancasila” 
di Kampus UI. Diskusi berjalan seiring 
dengan situasi yang tampak cerah 
bagaimana pembahasan dikupas bersama 
dengan beberapa narasumber. Seketika 
arah diskusi dapat ditebak bagaimana 
Pancasila yang menjadi pedoman hidup 
bernegara terimplementasi dalam sendi 
kehidupan “Keadilan di tanah Papua”. 
Diskusi berlangsung dengan polarisasi 
kabar nasional yang sangat tajam terhadap 
sorotan bumi cendrawasih. Dengan suasana 
tenang, diskusi tetap fokus terhadap 
persoalan yang berada di dalam sila ke-5 
Pancasila, yakni “keadilan sosial bagi 
seluruh rakyat Indonesia”.
Seorang narasumber bernama 
Mamat Alkatiri —yang terkenal juga 
sebagai komika atau pelawak di dunia 
entertainment— menyampaikan sebuah
statement mengenai tolok ukur rasa
keadilan yang dirasakan masyarakat papua
terhadap gesekan pemerintah pusat.
Misalnya dalam hal pembangunan sering
berkonflik dengan orang-orang papua yang
nyaman hidup di pedalaman. Kemudian
menurut hematnya, Mamat Alkatiri
merasakan bahwa “keadilan hanya terdapat
pada diri masing-masing individu.”
1
Mengapa demikian? misalnya jika
kita melihat sejauh apa seseorang dapat
memengaruhi otoritas individu lainnya
dapat dijabarkan melalui belief yang
terdapat dalam diri seseorang tersebut. Fritz
Perls mengemukakan bahwa:
“People believe that
their viewpoint of the
world is the objective
truth, But human
experience is colored by
the personal ‘lenses’
through which we view
it. We become aware
that we are building our
own world, or ‘truth’.
Truth can only be
tolerated if you discover
it yourself.”
2
Seseorang dapat mengubah realitas
batin dan akhirnya keluar dari realitas
eksternal. Misalnya seperti individu perlu
membuang nilai-nilai yang "diberikan" dari

masyarakat dan keluarga. Individu

memiliki objektivitas sendiri terhadap

kemampuan mereka meyakini kebenaran

yang telah mereka raih, sehingga individu

menemukan nilai-nilai yang sebenarnya di

dalam dirinya.

Setelah memahami adanya

keterkaitan antara pengaruh sistem belief

terhadap diri seseorang. Perlu untuk

diketahui juga bahwa tinjauan ini terdapat

hubungannya dengan belief in just world

(BJW) atau dikenal dengan Just World

Hypothesis yang dikemukakan oleh Melvin

Lerner. Sekilas mengenai BJW yang

dikemukakan lerner mengatakan bahwa

terdapat “keyakinan” individu terhadap

dunia yang adil. Seseorang yang baik

akan dihargai, sedangkan yang buruk

mendapatkan hukuman3

. Misalnya, jika

melihat seseorang yang sangat miskin, kita

mungkin berpikir “Ya, ini adalah kegagalan

pribadi”. Pemikiran tersebut tergantung

pada mereka yang tidak bertanggung jawab

atas tindakan mereka sendiri daripada

mengenali kompleks sosial, situasi dan jaminan lingkungan yang mungkin

berperan dalam menempatkan mereka.

Maka cukup untuk menarik perhatian kita

ialah bagaimana respons BJW terhadap

victim blaming.

4

Siapa yang dapat mendistribusikan

keadilan itu? penelitian menunjukkan

bahwa sumber keadilan itu dapat dibagi

menjadi 5 dimensi yang kemudian

dianalisis dalam mencari korelasinya,

yakni:

5

● Alam dan Tuhan

Korelasi antara Alam dan Tuhan

terlihat bagaimana Ketika

seseorang sedang dihadapi oleh

kehidupan yang negatif. Seperti

halnya bahwa seseorang yang

memiliki penyakit kanker sulit

untuk mendapatkan keadilan di

dunia dengan sudah melakukan

banyak hal terkait prosedur medis.

Tampaknya masuk akal ketika

Tuhan dapat bergerak untuk

menyelamatkan orang tersebut.

Seseorang yang memiliki keyakinan kuat terhadap Tuhan,

biasanya akan memengaruhi

perilaku sosialnya. Mereka akan

berenergi dan bersemangat. Hasil

penelitian ini tampaknya

menjelaskan pendapat Lerner

mengenai persepsi atribusi.

6

● Diri dan Kesempatan

Korelasi diri dan kesempatan

terlihat dari tidak berdaya atau

kelesuan dalam menghadapi

ketidakadilan tampak paling jelas.

Bahkan ketika tindakan pribadi

untuk mengatasi kerusakan

tampaknya dapat dilakukan

Misalnya, secara pribadi

menyebabkan ketidakadilan dan

tindakan untuk mengatasi hal

tersebut.

● Orang lain dan Diri

Korelasi orang lain dan diri sendiri

menunjukkan adanya kekurangan.

Hasilnya, tampak menunjukkan

bahwa orang tidak harus melihat

dunia sebagai lebih hanya untuk diri

mereka sendiri daripada orang lain

untuk merasakan “manfaat” dari penyesuaian psikologis. Walau tak

dapat memprediksi korelasi, tetapi

belief in just world dapat

memprediksi persepsi tanggung

jawab. Misalnya kecelakaan sepeda

versus bencana alam (dipercayai

karena faktor Alam) dan kecelakaan

sepeda versus kriminal. Hal tersebut

menunjukkan bahwa ini bukan

hanya kemungkinan atribusi lain

yang “diberikan” kepada orang,

tetapi juga persepsi yang mereka

pegang secara individu sebagai

sumber keadilan yang mungkin

berdampak kuat pada pengambilan

keputusan.

Demikian bahwa BJW sulit untuk

memberikan representasi mengenai

keadilan. Akan tetapi hubungannya antara

BJW, gender dan prestasi akademik dapat

ditinjau lebih jauh. Penelitian yang

dilakukan oleh S. C. Karadag memberikan

hasil mengenai adanya hubungan antara

BJW Personal dengan BJW Umum dalam

mendorong prestasi akademik mahasiswa.

7

Sedangkan korelasi antara gender dengan BJW dalam mendorong prestasi akademik

masih perlu diteliti lebih lanjut.

Bagaimana jika individu yang

meyakini BJW terancam dari suatu bentuk

tindakan yang nyata? menjawab hal

tersebut, penulis akan memberikan uraian

dari sebuah tayangan studi mengenai

“When BJW is Threatened.”

8 Membahas

mengenai 2 hal, yakni: (1) Rational

Techniques dan (2) Irrational Techniques.

Irrational Techniques membahas mengenai

hal yang tidak rasional dalam

mempertahankan konsistensi terhadap

BJW dan Rational Techniques membahas

mengenai hal rasional yang dapat dilakukan

terhadap konsensus BJW. Penulis akan

memperjelas mengenai rational

techniques. Dalam mengurai hal ini,

seseorang dapat memilih Accept Reality

atau Prevent or Correct Injustice. Pada

Accept Reality menekankan bahwa segala

ketidakadilan dapat diterima dengan

kenyataan, sedangkan dalam Prevent or

Correct Injustice dapat ditemui 2 hal, yaitu Make a Petition atau Legal System.

Membuat Petisi merupakan tindakan yang

umum dalam mencari suara untuk aksi

dukungannya. Semakin besar vested

interest seseorang, semakin besar pengaruh

sikap terhadap perilakunya.

9 Dalam hal

legal system, perlu adanya aturan-aturan

yang dibuat untuk kebaikan bersama.

Tinjauan ini tak lepas dari policy maker,

antara politik dan hukum.

Bukankah politik sudah mengatur

berbagai hal dengan baik dalam membuat

dan memutuskan kebijakan? Peter Merki

berpendapat bahwa: “Politik dalam bentuk

yang paling baik adalah usaha mencapai

suatu tatanan sosial yang baik dan

berkeadilan.”

10 Walaupun terlihat samar,

kesepakatan bersama mengenai scarcity

untuk mengelola dan membagi sumber

daya dengan optimal menjadi poin penting

dalam keberlangsungan hidup manusia.

Bagaimana dengan hukum dalam

menempatkan keadilan? mari kita mengingat sejenak mengenai dimensi

Tuhan dan Alam. Kita dapat menjumpai

persoalan keadilan yang sebelumnya juga

membahas mengenai “kebenaran” yang

hanya dapat diperoleh oleh setiap individu.

Hans Kelsen berpendapat bahwa:

“Kehendak tuhan dalam

doktrin hukum alam

identik dengan alam

karena alam diciptakan

oleh Tuhan, dan hukum

adalah ekspresi alami

kehendak Tuhan.

Hukum alam tidak

diciptakan oleh

Tindakan manusia tidak

artifisial ataupun

kehendak bebas

manusia. Hukum alam

dapat dan harus

deduksikan dari alam

oleh kerja pikiran.”

11

Kriteria keadilan yang sangat bias

terhadap hukum karena manusia terbagi

menjadi banyak bangsa, kelas, agama,

profesi, dan sebagainya. Perlu digaris

bawahi bahwa hukum alam juga belum

mampu menentukan isi dari tata aturan

yang adil.

Apa yang akan terjadi bila keadilan

dimaknai sebagai kebahagiaan sosial?

menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu mengutip kembali pendapat Hans Kelsen

yang mengemukakan bahwa:

“Jika Keadilan dimaknai

sebagai kebahagiaan

sosial, maka

kebahagiaan sosial

tersebut akan tercapai

jika kebutuhan individu

sosial terpenuhi. Namun

tidak dapat dihindarkan

adanya fakta bahwa

keinginan seseorang

atas kebahagiaan dapat

bertentangan dengan

keinginan orang lain.

Maka Keadilan adalah

pemenuhan keinginan

individu dalam suatu

tingkatan yang tertentu.

Keadilan yang paling

besar adalah

pemenuhan keinginan

sebanyak-banyaknya

orang.”

12

Tidak terlihatnya rasio untuk

menentukan keadilan membuat

kecenderungan seseorang selalu memiliki

konflik kepentingan dalam masyarakat

yang menyebabkan permasalahan muncul

dalam mencari penyelesaian. Solusi untuk

dapat diberikan oleh tata aturan yang

memenuhi satu kepentingan dan

mengorbankan kepentingan lain, atau

membuat suatu kompromi antara

kepentingan yang bertentangan.

Kesimpulan

Setelah kita melihat begitu banyak

pandangan dari berbagai tinjauan yang

memberikan informasi mengenai keadilan,

membuat posisi menjadi sulit untuk

menaruh perhatian lebih dalam mengetahui

sisi yang rasional untuk menentukan

keadilan. Makna keadilan yang begitu luas

sangat memengaruhi dari berbagai

karakteristik manusia yang sangat beragam.

Dengan adanya uraian yang telah

dijelaskan dari berbagai pandangan, kita

mengetahui bahwa keadilan sangat

berkaitan dengan subjektivitas individu.

Tampaknya, seseorang mengikuti norma

sosial di hadapan publik tetapi tidak benar-

benar mengubah pandangan pribadi.

14

Masyarakat yang beragam dengan

ciri khas tersendiri menjalin rasa persatuan

dalam kehidupan bernegara. Masyarakat

dalam bernegara perlu mengetahui hak dan

kewajiban yang melekat didalam dirinya.

Quraish Shihab mengemukakan bahwa:

“Masyarakat yang adil

adalah masyarakat yang

tampil membantu

anggotanya untuk

mencapai kemajuan

dengan memberi jalan

masing-masing dari

mereka hak-haknya

serta melahirkan

peraturan-peraturan

dan perundang-

undangan yang

mempermudah setiap

anggotanya memelihara

haknya dan

menikmatinya, seperti

hak hidup, kebebasan

yang bertanggung

jawab, kepemilikan,

pemeliharaan nama

baik, serta tersedianya

pengadilan yang bebas

bagi yang bersengketa,

juga Lembaga dan

sarana yang dibutuhkan

oleh para pendidik dan

peserta didik, pebisnis,

alat-alat transportasi,

dan kebutuhan lain

anggota masyarakat.”

15

Kemudian untuk menumbuhkan

rasa keadilan di Indonesia, maka perlu

mengekspresikan hal tersebut melalui

Pancasila. Yudi Latif berpendapat bahwa:

“Prinsip keadilan adalah

inti dari moral

ketuhanan, landasan

pokok peri

kemanusiaan, simpul

persatuan, matra

kedaulatan rakyat. Di

satu sisi, perwujudan

keadilan sosial itu harus

mencerminkan

imperatif etis keempat

sila lainnya.

Menanggapi kekurangan perspektif

yang ada, misalnya ketika menyadari

terdapat pengaruh korelasi Tuhan dengan

diri seseorang. Anda dapat meninjau jurnal

“Belief in Afterlife” yang mengulas lebih

jauh mengenai sistem belief dengan

keterkaitan ketuhanan terhadap pengaruh

kecemasan kematian dalam diri individu.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Asshiddiqie, Jimly dan Muchamad Ali Safa’at.

Teori Hans Kelsen Tentang Hukum.

Jakarta: Konstitusi Press. 2018.

Baron, Robert A. dan Donn Byren. Psikologi

Sosial. Edisi 10. Terjemahan oleh Ratna

Juwita, Melania Meitty Parman, Dyah

Yasmina, dan Lita P. Lunanta. Jakarta:

Erlangga. 2005.

Budiardjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik.

Edisi Revisi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama. 2008.

Ginsburg, Joannah, Catherine Collin, Marcus

Week, Merrin Lazyan, dan Voula

Grand. The Psychology Book: Big Ideas

Simply Explained. New York: DK

Publisher. 2012.

Latif, Yudi. Negara Paripurna. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama. 2019.

Lerner, M. J. The Belief in Just World: A

Fundamental Delusion. New York:

Springer Science+Business Media.

1980.

Sarwono, S. W. dan Eko A. Meinarno. Psikologi

Sosial. Edisi 2. Jakarta: Salemba

Humanika. 2019.

Shihab, M. Quraish. Yang Hilang dari kita:

Akhlak. Jakarta: Lentera Hati. 2016.

JURNAL

Karadag, Cirak. Beliefs in a Just World, Gender

and Academic Achievement. Eurasian

Journal of Educational Research,

November 2020.

Stroebe, Kathrine, Tom Postmes, Susanne

Täuber, Alwin Stegeman, dan Melissa-

Sue John. Belief in a Just What?

Demystifying Just World Beliefs by

Distinguishing Sources of Justice. Plos

One, Volume 10. Nomor 3. 24 Maret

2015.

Zariayufa, Kayisa, Retno Hanggarani Ninin dan

Tiara Ratih Widiastuti. HUBUNGAN

BELIEF IN AFTERLIFE DENGAN

KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN

(Studi pada Individu Muslim Usia 18-21

Tahun). Psikoislamedia, Volume 4.

Nomor 1. 2019.

INTERNET

Association of American Medical Colleges dan

Khan Academy. “Social perception -

The Just World Hypothesis |

Individuals and Society | MCAT | Khan

Academy”. Diakses dari

https://www.youtube.com/watch?v=

B-J9IHGivfQ pada 21 Mei 2021.

Open Videos Universitas Indonesia. “Bincang

Seru Mahfud: Inspirasi, Kreasi,

Pancasila”. Diakses dari

https://www.youtube.com/watch?v=

Yh8yB8hnlRw&t=1s pada 20 Mei 2021.

»»  Baca Selengkapnya...

Ruang Mimpi

 Ruang Mimpi

oleh: Rizkyta Damayanti

Hai, Tuan dan Puan Muda
Apa kabar Tuan dan Puan hari ini?
Bagaimana dengan mimpi-mimpi Tuan dan Puan?
Apa hari ini satu dari sejuta mimpi Tuan dan Puan telah menjadi kenyataan?
Atau malah satu per satu mimpi yang telah Tuan dan Puan ukir perlahan hilang bersamaan dengan pamitnya sebuah asa?

Hai, Tuan dan Puan Muda
Kalian tidak perlu khawatir mimpi itu pergi tanpa pernah meninggalkan sebuah jawaban
Kalian tidak perlu takut akan perginya sebuah mimpi tanpa sempat kalian untuk bertemu
Mimpi itu tetap ada dan abadi
Sempat atau belum sempat kalian untuk bertemu
Mimpi itu tetap ada di satu ruang
Ruang yang bernama
Ruang Mimpi
Ruang tempat sejuta mimpi tersembunyi


»»  Baca Selengkapnya...

When The Weather Is Fine

 When The Weather Is Fine

oleh: Kayla Azzaura

Untuk teman- teman yang suka banget nonton drakor (drama korea) aku rekomendasi banget nonton drakor "when the weather is fine"

Apalagi drama ini berdasarkan novel best seller karya Lee Do Woo berjudul I’ll Go to You When the Weather is Fine.
Drama korea ini pasti akan memikat penonton yang sangat menyukai sastra, khusunya puisi.

When The Weather Is Fine menceritakan Mok Hae-won (Park Min-young), seorang guru cello yang lelah dengan kehidupan di Seoul. Rasa lelah itu membuatnya kembali ke kampung halaman. Setelah kembali ke kampung halaman nya Mok Hae Won bertemu kembali dengan teman sekolah lamanya yang mempunya toko buku. Mok Hae-won mulai bekerja sebagai pekerja paruh waktu di toko buku Eun-seob. Di sisi lain, Im Eun-seob ternyata selama ini selalu menantikan kehadiran Mok Hae-won kembali ke kampung halaman setiap tahunnya.
Hae-won mulai merasakan hangatnya kehidupan ketika bekerja dan kembali ke kampung halaman. Di Seoul, Hae-won merasa semua orang amat kompetitif dan sibuk menjatuhkan orang lain. Sementara itu, di toko buku Eun-seob, masyarakat selalu mendahulukan orang lain dan berbagi. Walaupun begitu terdapat masalah - masalah yang diceritakan dalam drakor tersebut.

Ada beberapa hal yang membuat penonton akan nyaman menonton:
Banyak sekali puisi serta kata- kata mutiara yang bagus
Terdapat pemandangan Gunung Bongrasaen
Menceritakan suasana di desa Korea Selatan dengan salju yang lebat
Menceritakan tentang kehidupan yang sebenarnya.

Contoh "quotes" yang terdapat di Drama Korea tersebut :

Kebahagiaan dan ketidakbahagiaan seperti dua sisi koin. Jika tidak bahagia, kau tak harus khawatir menjadi tidak bahagia. Jika tak mendapat apapun, kau tak harus khawatir jika kehilangan. Kau hanya harus menghilang dari orang itu selamanya.



»»  Baca Selengkapnya...

Simo Hayha Sang Sniper Legendaris

 Simo Hayha Sang Sniper Legendaris

oleh: Fikri Pratama Putra


Simo Hayha seorang penembak jitu asal Finlandia yang sangat dikenal karena kemampuan menembaknya. Dalam perang antara Finlandia dengan Uni Soviet atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Winter War”, yang berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, Simo berhasil menewaskan jumlah keseluruhan korban sebanyak 505 korban jiwa. Pencapaian itu membuatnya menjadi seorang penembak jitu yang paling berbahaya di dalam sejarah. Meskipun demikian, Simo tidak lebih dari seorang warga Finlandia biasa yang tinggal di sebuah desa dekat perbatasan Finlandia dan Uni Soviet. Saat usianya menginjak 20 tahun, seperti para pemuda umumnya, ia bergabung dengan wajib militer Finlandia yang dikenal dengan sebutan “The White Guard”. 
Simo hidup di ladangnya sebagai petani. Ia membuang kejenuhannya dengan cara pergi berburu ke hutan dan bermain ski. Simo muda menunjukkan bakatnya sebagai penembak jitu dalam kompetensi menembak. Bakat-bakat tersebut didapatkan dari pengalamannya sehari-hari, khususnya saat ia berburu di hutan. Sang ayah mengajarkan Simo bagaimana cara belajar berburu, termasuk kemampuan untuk memperkirakan jarak target buruannya, memperkirakan arah angin dan hujan saat berburu. Pengalaman Simo selama berburu secara tidak langsung mengajarkannya bagaimana cara menjadi penembak jitu. Senjata favorit Simo adalah Mosin Nagant M91.  Pada tahun 1939 Uni Soviet menyerang Finlandia atas perintah Joseph Stalin. Perang antara Uni Soviet dengan Finlandia merupakan perang yang tidak seimbang, dimana Finlandia pasa saat itu kekurangan jumlah tentara, amunisi, dan alutista. Meskipun demikian perang antara Uni Soviet dengan Finlandia yang lebih dikenal dengan “Winter War” membuktikan bahwa negara kecil seperti Finlandia dapat mengalahkan negara besar dan adikuasa seperti Uni Soviet. 
Finlandia dapat mengalahkan Uni Soviet dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti faktor cuaca dan pembersihan politik. Reputasi tentara merah Uni Soviet menurun, karena kalah perang melawan Finlandia. Pada 30 November 1939 adalah hari yang sangat diingat oleh masyarakat Finlandia, karena pada hari itu Uni Soviet menginvasi Finlandia. Menghadapi serangan dari Uni Soviet, membuat Finlandia tidak mempunyai banyak pilihan. Satu-satunya harapan adalah dengan mengandalkan pasukan militernya sendiri yang dikenal dengan “The White Guard”. Salah satu yang bergabung dengan milisi itu adalah Simo Hayha. Ia mengawali karir dengan pangkat kopral dan unitnya mendapatkan tugas untuk mempertahankan wilayah Pyhajoki. 
Reputasi Simo sebagai penembak jitu dimulai ketika atasannya yang bernama Letnan Juutilainnen memanggilnya. Ia bertanya kepada Simo, apakah Simo sanggup menghabisi sniper Uni Soviet yang teelah menewaskan 3 kepala regu dan seorang perwira Militer Finlandia, maka Simo menjawab dengan yakin bahwa ia sanggup dan akan melakukan yang terbaik. Simo pun kemudian pergi sendiri ke lokasi kejadian dengan menggunakan seragam khusus kamuflase musim dingin dan membawa senjata favoritnya, yaitu Mosin Nagant M91.Simo mengecek lokasi kejadian dan menganalisis lingkungan sekitar yang mungkin menjadi tempat persembunyian musuh. Simo kemudian berkamuflase dalam timbunan dan dinginnya salju agar posisinya tidak diketahui oleh musuh. Pada saat menjelang terbenamnya matahari, Simo mengetahui posisi target dan dengan sabar ia menunggu musuhnya untuk bangun dari tempat persembunyiannya. 
Pada saat targetnya lengah, Simo kemudian menarik pelatuknya dan sebuah peluru dengan tepat mengenai leher sang target dan membuat target itu gugur. Keberhasilan Simo dalam mengatasi penembak jitu dari Uni Soviet, membuat dirinya dikenal dan reputasinya meningkat. Berawal dari hal tersebut, kemudian para perwira militer Finlandia memberikan Simo banyak misi, salah satunya misi untuk menghabisi perwira Uni Soviet. Karena, Simo selalu berhasil menuntaskan misinya dengan sangat baik, maka ia mendapatkan julukan sebagai “Kematian Putih atau yang lebih dikenal dengan “The White Death”. Mendengar kabar tersebut, para perwira Uni Soviet menjadi murka dan memerintahkan dibentuknya regu penembak jitu khusus untuk memburu Simo Hayha.
 Meskipun demikian, Simo tetap bisa lolos dari kejaran regu jitu tersebut, bahkan ia menghabisi sebagian anggota regu jitu tersebut. Dari banyak kejadian-kejadian yang Simo alami dan tingkat keberhasilam misi yang selalu berhasil membuat namanya dikenal sampai sekarang dengan julukan “The White Death” dan ia dinobatkan sebagai sniper legendaris terhebat sepanjang sejarah.

»»  Baca Selengkapnya...

Riuh

 Riuh

oleh: Reni Ambarwati


Turbulensi dalam renjna

Menumbuhkan suka dan duka dalam yang Semenjana

Alunan Lokananta

Menyambut riuhnya senandika yang niscaya

Melembutkan romansa jiwa


Gemuruh dengan lirih rasa candala


Lebatnya jenggala

Membuat wanodya itu menetap pada ketaksaan dalam hidupnya


Dan ya, tidak ada yang lengkara bukan?


Semoga karsa ini tetap Amerta dalam Bengala sanubari sang Maharaja pada asmaraloka yang dinantinya

»»  Baca Selengkapnya...

Perihal Rindu

 Perihal Rindu

oleh: Ikhlas Munajati


Rindu datang walau diri tak mengundang,

Pada gedung yang menjulang hampir menyentuh langit,

Pun pada manusia-manusia berkerah yang penuh akan hormat,


Rindu ini barangkali merobek-robek sanubari,

Pada pohon- pohon besar yang mengajarkan arti kehidupan,

Pun pada manusia- manusia gila yang senang memberi senyuman ,


Rindu ini barangkali sulit dihilangkan,

Pada bunyi bising di setiap bilik yang ada,

Pun pada manusia-manusia yang menadahkan tangan ketika derai langit tiba,


Ini perihal rindu,

Pada tiap-tiap yang telah lenyap diterkam buasnya waktu.

»»  Baca Selengkapnya...