SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Wednesday, May 29, 2019

Meskikah Kita Bertanya pada Rumput yang Bergoyang?


       Berbicara mengenai lingkungan tidak lepas dengan kehidupan manusia. Keduanya saling bersinggungan dan hidup bersama di muka bumi ini. Manusia diciptakan di muka bumi ini mempunyai satu peran yaitu menjaga lingkungannya. Lingkungan sendiri diciptakan untuk memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, yang perlu dicermati bagaimana hubungan antara keduanya dalam hidup berdampingan di muka bumi ini?. masihkah manusia mencintai alamnya?, atau alam yang mulai enggan bersahabat dengan manusia?.
Kerusakan lingkungan menjadi masalah yang serius jika tidak segera ditangani. Rusaknya lingkungan di muka bumi ini antara lain disebabkan adanya ketidak-seimbangan antar organisme didalamnya, Eksploitasi alam yang berlebih, hingga pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dilakukan secara arif. Manusia yang dikaruniai akal pikiran harus mampu mengatasi permasalahan ini, karena lingkungan menjadi “habitat” dimana makhluk hidup tumbuh dan berkembang termasuk manusia sebagai individu, terlebih rusaknya lingkungan banyak disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
            Adanya ketidakseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya cukup memeberi peran terhadap kerusakan lingkungan khususnya di negara berkembang, hal ini terjadi karena makhluk hidup yang terus tumbuh sedangkan lingkungan alam akan tetap sama selamanya dan tidak akan bertambah. Pertumbuhan penduduk selalu tidak diimbangi dengan pertambahan lahan, hal berakibat pada kepadatan pendudukan yang nantinya akan terjadi pencemaran lingkungan bahkan permasalahan sosial.
            Saat ini, menurut data BPS laju deforestasi mencapai 1,8 juta h/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hutan di Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. Jumlah polusi udara akibat kendaraan dan aktifitas industri turut menyumbang penurunan kualitas lingkungan.
            Eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan disinyalir akibat paham kapitalis yang cenderung “memuja” kebebasan individu dan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya. Hal ini yang mengakibatkan eksploitasi berlebih terhadap sumber daya alam, sehingga akhirnya menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan.
            Permasalahan lingkungan merupakan efek global yang membutuhkan perhatian khusus dan serius, karena menyangkut kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup secara keseluruhan. Sebagai bentuk perhatian terhadap permasalahan lingkungan, muncul gerakan environmentalism untuk melindungi lingkungan dari berbagai kerusakan (Kalijernih, 2007). Inti gerakan ini adalah etika terhadap lingkungan dan konservasi alam, mempertahankan keanekaragam hayati, dan advokasi pembaharuan sumber-sumber energi.
            Mengutip lagu karya Ebiet G. Ade dengan judul “Berita Kepada Kawan”, dimana dilagu tersebut dijelaskan secara betul bagaimana rusaknya lingkungan alam saat ini. kekeringan terjadi dimana-mana hingga bencana alam yang menelan banyak korban. Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini, semua seolah diam, tidak ada satu pun dimukan bumi ini yang mau bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan ini.
            Sudah saatnya kini memanfaatkan lingkungan hidup secara arif dan pembangunan berkelanjutan. Secara arif, artinya memanfaatkan sumber daya alam dengan tidak merusak ekosistem, secara bijak, efesien, dan memikirkan bagaimana kelanjutan sumber daya alam tersebut apabila dipakai secara terus-menerus. Berkelanjutan, artinya sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
            Dari uraian diatas, dapat kita lihat bagaimana manusia hidup berdampingan dengan lingkungan hidupnya dan sepertinya antara manusia dan alam kurang “bersahabat” masih banyak ditemukan kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Saatnya kini kita mencintai alam tempat kita hidup, jangan buat alam enggan bersahabat dengan kita hingga kita meski bertanya kepada rumput yang bergoyang.


“Cintailah Alammu, Sebagaimana Alam Mencintaimu dengan Keindahan”

Jakarta, 25 April 2018

Rizki Hermawan
Mahasiswa PPKN 2016


»»  Baca Selengkapnya...

Kutukan di Tanah Senja


Senja itu diceritakan oleh dalang, bahwa ada segelintir manusia yang mencari penghidupan
Malang-melintang di kota Jakarta yang carut marut akan suasana perpecahan
Manusia itu merasakan kerasnya kutukan hidup meskipun sembari duduk, tertawa, dan bersenda gurau
Tetapi, batinnya layu diterpa angina nestapa

Kutukan itu menjalar, bahkan menular . . .
Kepada siapa saja yang tak mau berjalan . . .
Kemiskinan, kebodohan, bahkan kriminalitas mewabah . . .
Siapa saja dapat berteriak “ BEGO LO ! “ dengan nada mengutuk lawan bicaranya . . .

Kutukan ini lahir ditanah senja,
Sebagai akibat setiap pagi mereka tidak mau mengembangkan pikirannya
Ingkar akan kewajiban,
Serta tidak patuh pada pendidikan penyebab kutukan itu dimulai

- BERBENAHLAH, SEBELUM SENJA MENGUTUKMU ! –

Maulana Malik Ibrahim
Mahasiswa PPKN 2017

»»  Baca Selengkapnya...

Manusia-manusia Apatis



Oleh : Mutia Zahwa Nabitha 

Ada sekitar 7 miliar manusia di bumi. Beragam ras, suku, agama, kebangsaan, kewarganegaraan, bahkan sifat.
Kita menginjak bumi yang sama, memandang langit yang sama, bahkan bernapas di oksigen yang sama.
Lantas, apa yang membedakan setiap manusia dengan manusia lainnya?
Diluar konteks ketuhanan yang menyebutkan bahwa yang membedakan manusia dengan manusia lainnya adalah keimanan dan ketakwaannya, pada konteks sosial yang dapat membedakan antara manusia dengan manusia lainnya adalah watak, karakter, sifat, dan sikap. Keempat hal yang selalu melekat dalam diri setiap manusia.
Diantara banyak sifat manusia,ada yang menarik perhatian saya; apatis. Apatis atau dalam kata lain acuh tak acuh, masa bodoh terhadap sosial, sering sekali kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Manusia-manusia apatis selalu mementingkan diri sendiri, tidak melihat apa yang sedang terjadi disekitarnya.
Padahal, bumi berputar tidak hanya mengitari dirinya. Lantas, mengapa masih banyak manusia-manusia apatis?
Sebagian dari mereka mungkin berpikir, bahwa apatis adalah pilihan, mereka berhak berlaku sebagaimana yang mereka inginkan. Sebagian lagi berpikir, lingkungan nya yang membuat ia harus bersikap apatis.
Namun, perlu diingat lagi bahwa setiap manusia ingin diperlakukan dengan baik,ingin diperlakukan sebagaimana seharusnya manusia diperlakukan.
Maka dari itu,manusia kan lah manusia. Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan.
Kita hidup di bumi tidak sendiri, pikirkan juga perasaan orang lain.

»»  Baca Selengkapnya...

Apa Kabar Liga 1 Musim 2019


Oleh : Muhammad Syirot Hidayat Khoironi

Semula liga yang awalnya akan dihelat 1-8 mei menjadi 15 mei 2019 bukan sebuah hal yang mengejutkan karena pasalnya tahun lalu pun liga mengalami sebuah kemunduran jadwal, di Jepang 2 bulan sebelum liga dimulai para pemain sudah mengetahui jadwal pertandingan pekan pertama dan kedua. Memang secara keseluruhan belum rampung akan tetapi dengan mengetahui 2 pertandingan di awal secara kesiapan tim dan mental pemain sudah sangat siap mengarungi musim baru, berbeda dengan di Indonesia jadwal liga tidak pernah tepat waktu selalu mengalami kemunduran. Tercatat di Indonesia ada 18 klub yang berlaga dengan kata lain terbanyak se Asean dengan disusul Thailand dan Filiphina masing-masing 16 tim. Jika kita berkaca pada musim lalu semula liga yang awalnya di gelar 24 Februari 2018 mengalami penundaan jadwal hingga 23 Maret 2018 dan pada akhirnya penutupan liga yang tadinya direncanakan 2 Desember menjadi molor hingga 9 Desember sebabnya masih sama dari mulai kerusuhan antar supporter, izin kepolisian yang tidak turun, hingga permintaan pemegang hak siar yang membuat liga tidak berjalan sebagai mana mestinya, bukan tidak mungkin di musim ini akan mengalami hal yang sama dengan musim lalu. Di awal saja pembukaan liga 1 2019 pertandingan yang mempertemukan PSS Sleman dengan Arema harus dihentikan di menit 30 karena ada insiden kerusuhan antar supporter, belum lagi jadwal liga yang mengalami kemunduran, bulan ramadhan yang seharusnya menjadi paruh musim saat ini menjadi awal musim kompetisi, dan besaran subsidi yang semula 7,5 M dipangkas menjadi 5 M. 

Dengan persoalan yang begitu kompleks di awal musim seperti ini bukan tidak mungkin akan berimbas ke Timnas kita yang tahun ini akan melakoni 2 event akbar yakni kualifikasi piala dunia 2020 dan piala asia 2023, seperti musim lalu klub hanya mengekspor maksimal 2 pemainnya untuk memperkuat Timnas. Seharusnya muara dari sebuah kompetisi yang sehat adalah Timnas yang kuat , tetapi jika klub saja enggan mengirim pemainnya, bagaimana Timnas kita mau berbicara banyak di level Asia apalagi dunia?. Dengan dipangkasnya subsidi per klub menjadi 5 Milyar bukan tidak mungkin ada klub yang bangkrut di tengah jalan seperti musim lalu , Sriwijaya FC yang digadang gadang akan menjadi juara liga 1 2018 dengan diperkuat pemain pemain sekaliber Konate Makan, Hamka Hamzah bahkan penyerang Timnas Beto Goncalves malah ditinggal pemain-pemainnya dan terpaksa harus mengakhiri musim dengan turun kasta ke liga 2. Semetinya PT LIB (Liga Indonesia Baru) sang pembuat regulasi sekaligus yang menggerakan liga belajar banyak dari pengalaman tahun lalu agar tahun ini liga berjalan sesuai jadwal, dan pemain bisa nyaman menjalankan musim 2019 tanpa dihantui bayang-bayang pemogokan gaji pemain. Sehingga muaranya Timnas kita
akan berprestasi di kancah dunia.
»»  Baca Selengkapnya...

Selasa

Oleh : Aldi Waskito


Lusa, Minggu menunggu.
Ada temu yang ditawan rindu.
Dipisahkan jarak dan waktu.
Jadi sendu, katamu.

/1/
Aku bawakan payung.
Agar ragamu tak basah,
Dihujani pinta bersua.
Aku pinta,sabarlah.
Semua akan reda.
Pada hari Selasa.

/2/
Aku tunggu payungmu.
Didalam ruang yang sepi, termenung.
Jiwamu mulai turun, menjelma rindu.
Basahi raga, dan kau terlambat.
»»  Baca Selengkapnya...

AKU


(1)
Kala itu,
Aku tidak mengetahui cerita yang sebenarnya
Ternyata selama ini alurnya penuh kebohongan
Dan bodohnya aku mengikuti alur itu
Saat itu aku sangat ingin mengetahui cerita yang sesungguhnya
Tetapi, ketika aku sudah mengetahuinya...
Sangat menyakitkan bagi diriku sendiri
Kecewa? Ya aku sangat kecewa
Tetapi jangan menyalahkan orang yang menghianatimu
Mungkin diri ini juga mempunyai kesalahan
Perbaiki diri, mulai saat ini harus lebih hati-hati dengan siapapun
Yang mencoba untuk mengetuk hatimu.


(2)
Semua orang pasti punya kesalahan masing-masing
Dan semua orang juga harus bisa memaafkan
Ternyata tidak semudah itu rupanya
Tetapi tetap saja aku berusaha untuk menerima dengan lapang dada
Bahkan rasa tulus dan setia ini pun masih tetap ada dihati
Ingat! Kita cuma bisa berjuang dan berusaha semampunya
Karena semuanya memang sudah ada yang mengatur


(3)
Memang benar ‘mencegah’ itu lebih baik
Tetapi tidak salah juga jika memang nyatanya harus ‘memperbaiki’
Jangan takut untuk menanyakan kebenaran
Jangan takut untuk menyatakan kebenaran

-dr-

»»  Baca Selengkapnya...