SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Friday, September 30, 2022

Dialog Hari Ini

 Dialog Hari Ini

Karya: Mozella Pascalina Joel

00.18 WIB

Mataku masih belum menemukan titik lelahnya. Bagiku sendiri ini bukan hal yang mengejutkan
karena dialog dini hari memang selalu menguras energi. Aku sendiri heran bagaimana bisa suara
itu muncul memecah kesunyian malam. Sudah sering aku mencoba untuk diam dan tidak
berdialog, berharap raga ini beristirahat untuk menghadapi pahitnya kenyataan besok, tapi tetap
saja suara itu selalu menggangu waktu tidurku.

01.18 WIB

Satu jam berlalu dan suara itu masih terdengar dikepalaku. Mempertanyakan hal yang sama
disetiap malamnya. Dialog yang diulang-ulang membuatku sakit kepala, sampai rasanya aku
ingin berteriak hingga terdengar ke ruangan sebelah. Dialog bodoh yang disebut “Overthinking”
oleh budak korporat Jakarta selatan itu, membuatku enggan untuk menghadapi malam-malam
selanjutnya. Aku muak berdialog dengannya. Aku benar-benar muak dengan dialog bodohnya
yang selalu memposisikan aku sebagai manusia malang dan tidak layak disandingkan dengan
nama - nama yang terlintas dikepalaku.
Ah... sudahlah, cukup untuk malam ini, biarkan mataku mengikuti kehendakku dulu, biarkan
aku tidur di ranjang biru dengan motif bulan sabit ini , daripada harus berdialog dengannya lagi,
karena jika itu terjadi aku akan kembali menyadari kalau aku hanya seorang gadis tidak percaya
diri yang hanya ingin menjadi sempurna dan tenang sejenak, dan berharap jauh dari suara-suara
bising kehidupan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

06.00 WIB

Aku berhasil mengistirahatkan raga khususnya mataku, kurasa fajar berhasil membisukannya
hingga aku lupa dengan dialog semalam. Dialog pagi ini dimulai dengan kesunyian lagi, bedanya
aku merasa damai dengan suasana kamarku yang sebenarnya tidak berubah sejak 5 tahun lalu.
Mungkin karena aku berdialog dengan suara yang selalu mengerti aku, suara dari sosok yang
tidak terlihat tapi ada, yang tidak terdengar bunyi langkah kakinya namun aku bisa merasakan keberadaannya lewat hembusan angin sejuk dari jendela kamarku. Setidaknya dialog pagi hari
tidak sama dengan dini hari. Setidaknya lebih baik... Ya, selalu lebih baik.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

12.00 WIB (Tengah Hari)

Aku sudah berada di ruang kesunyian yang lain, bedanya ini bukan ruangan berdinding putih
dengan ranjang dan foto-foto kebanggaanku, namun ruangan putih sunyi yang dipenuhi rak buku
dan meja-meja kayu. Pelarian selain berdialog dengan suara tadi pagi, adalah tempat ini. Sudah
dua tahun aku tidak duduk di sudut ruangan ini, membaca lembar demi lembar, sambil sesekali
menatap lalu lintas kota.

13.30 WIB (Ketika aku memasuki halaman ke-26.)

“Menurutmu apa tujuan kamu hidup , kok tidak pernah terlihat seperti mereka, selayak itukah
kamu disandingkan dengan mereka, menurutmu apa mereka akan mengakuimu seperti apa yang
kamu yakini ? Mungkinkan kamu bisa menjadi seperti mereka ? kamu kan tidak seperti mereka,
kamu jauh dibawah mereka !” .
Sial, suara itu muncul di tengah hari, biasanya dia hanya mampu menggangu dini hari ku bukan
tengah hariku. Bukan, ini bukan suara pagi hari, ini suara dini hari, aku yakin betul itu dia. Aku
terpaku dan langsung memejamkan mata, aku hanya berharap suara pagi hari bisa melawan suara
dini hari yang merasukiku di siang hari.
“Tidak, aku tidak seperti itu, aku hanya butuh waktu dan dukungan, aku hanya butuh menunggu,
jadi tolong, diamlah !” Bentak batinku yang berusaha melawan suara dini hari.
“Oh ya ? Kalau begitu kenapa kamu tidak yakin dengan dirimu sendiri, bukankah dialog kita
semalam menjelaskan semuanya, bahwa kamu tidak seperti mereka, atau perlu kuingatkan lagi
nama - nama mereka ?” Jelasnya dengan semakin keras.
“Mereka ?” Tanya batinku sambil menerka-nerka
“Ya...Mereka, orang-orang yang kamu validasi dengan kata sempurna, nama-nama yang
berdiri besama denganmu di garis start yang sama!” Jelasnya semakin menggebu-gebu. “Cukup, jangan rusak siang hariku, biarkan aku menyelesaikan tujuanku kesini, aku tidak mau
berdialog denganmu” Ucap batinku memutus dialog dengan suara dini hari.
Sejujurnya saat situasi seperti ini aku selalu ingin menangis, aku menahan air mata agar tidak
membasahi buku yang sedang kubaca. Aku berharap suara tadi pagi dapat menghiburku, aku
lebih ingin berdialog dengannya dibandingkan dengan suara dini hari.
14.30 WIB (Tiga puluh menit sebelum perpustakaan tutup)
Aku masih belum berpindah tempat dengan suasana hati yang sama seperti satu jam yang lalu,
namun aku tetap membaca lembar demi lembar dari buku kuning yang kutemukan secara tidak
sengaja di rak kayu nomor 03. Aku masih berharap suara pagi hari datang dan berdialog
denganku di waktu ini.

14.40 WIB

Sepuluh menit berlalu dan aku masih mengharapkan kehadiran suara pagi hari.
“Huft.. mungkin suara itu akan muncul besok pagi bukan sekarang” pikirku sebelum
kuselesaikan dua paragraf terakhir dari bab empat.
“Memenuhi kepalamu dengan pikiran betapa kewalahannya kamu, hanya akan memperburuk
masalah dan membuatmu merasa lebih tertekan daripada yang seharusnya, berdamailah dengan
ketidaksempurnaanmu dan biarkan orang lain menikmati rasa bangganya masing-masing” tulis
dua paragraf terakhir yang berhasil membuatku tersentak sesaat.
Bukan karena aku berhasil menyelesaikan 4 bab dalam waktu singkat tapi karena aku sadar suara
pagi hari berbicara kepadaku melalui buku bersampul kuning itu. Aku yakin itu suara pagi hari,
aku mengenalnya dan aku bisa merasakan kedamaian itu, suasana damai yang aku rasakan setiap
pagi. Aku terdiam, memejamkan mata dan berusaha merasakan keberadaannya.
“Benarkah begitu ? Benarkah apa yang dikatakan suara dini hari tentangku ?” Tanyaku
meminta validasinya
“Itu pilihanmu” Jawabnya singkat
“Pilihan ? Maksudnya apa ?” Tanyaku penasaran
“Kamu akan selalu berdialog dengan suara dini hari, tapi untuk urusan percaya dengannya atau
tidak, itu pilihanmu”
Belum sempat aku menjawabnya, seseorang menepuk pundakku, nampaknya dia gadis yang aku
temui saat di resepsionis depan tadi, dan mungkin dia mengira aku tertidur pulas saat membaca
buku.
“Maaf kak, sudah jam tiga sore, jam kunjungan perpustakaannya sudah habis, jika kakak mau
pinjam bukunya silakan langsung ke counter peminjaman ya, terimakasih” Katanya dengan
sopan

"Oh iya ya, thank you ya, maaf hampir kebablasan” Jawabku sambil merapikan barang-
barangku dan langsung bergegas ke counter peminjaman buku.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

15.10 WIB (Dalam perjalanan pulang)

Langkah demi langkah aku berjalan, menyusuri trotoar pinggiran balaikota , ditengah perjalanan
aku tiba-tiba penasaran, apakah suara pagi hari dan dini hari hanya berbicara kepadaku, atau ada
orang lain yang merasakan apa yang kurasakan setiap berdialog dengan mereka ?. Entahlah lebih
baik pulang saja dulu, mataku sudah mulai mengantuk dan perutku sudah mulai lapar.
15.25 WIB (Dalam perjalanan pulang, dalam angkutan kota)
15 menit aku berjalan kaki, akhirnya aku memutuskan untuk naik angkutan kota yang sedang
berhenti disebrang jalan sana. Aku duduk di posisi sudut, tepat dibelakang sopir muda
seumuranku dengan temannya yang duduk di kursi sebelah kirinya, dan satu anak laki-laki
lengkap dengan seragam pramuka duduk berhadapan denganku.
Sopir muda itu mulai menginjak pedal gas dengan pelan sambil memanggil calon-calon
penumpangnya yang kurasa tidak berminat untuk menaiki angkotnya.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu berlalu dan dia memutuskan untuk mengantar para penumpangnya sampai di
pemberhentian mereka , walaupun aku yakin kedua laki-laki muda itu masih terus berharap ada
penumpang lain yang naik angkot nya selain kami berdua.

Ditengah perjalanan, aku hanya terdiam memperhatikan jalanan yang kulewati, melihat toko-
toko di sepanjang jalan dan para budak korporat yang hanya ingin cepat-cepat sampai dirumah.

Diwaktu yang sama anak laki-laki yang ada dihadapanku berkata “Bang kiri bang, gang damai
ya” Ujarnya dengan sedikit berteriak.
Ia turun dari angkot dan menyodorkan uang lima puluh ribu rupiah untuk membayar
tumpanganya .
“Gaada uang kecil dek ? Buat bayar angkot doang kali” Tanya si sopir muda itu sambil mencari
uang kembalian dan menyodorkannya ke anak laki-laki itu.
Tanpa pikir panjang ia langsung menginjak pedal gasnya membuat angkot kami melaju dengan
kencang, entah apa yang dia sedang pikirkan hingga terlihat muram dan kesal.
“Heran... anak kecil zaman sekarang duitnya banyak banget, ngalahin yang kerja kayak kita,
yang kerja siang malam aja kekurangan mulu, ujungnya malah kecewa sama hidup” Keluhnya
pada teman disampingnya
"Hahahahahahahaha, setuju bro, tapi lebih baik bersyukur aja kan ? Kalau mikirnya kurang
terus pasti gabakal puas ujungnya pasti kecewa terus, jadi bersyukur sama apa yang ada dan
nikmatin aja hidup lo” Jawab temannya dengan penuh tawa dan senyuman.
Saat itu aku sadar suara pagi hari kembali berbicara padaku melalui dialog nyata orang lain,
Dialog itu membuatku tersadar, mungkin suara dini hari tidak hanya menghantuiku saja, tapi ia
datang pada banyak orang, namun kami memiliki pilihan untuk menyetujui semua pernyataan
dan pertanyaannya atau memilih untuk bersyukur dan menganggap suara dini hari hanyalah
bagian dari ilusi kehidupan yang bahkan tidak pernah terjadi.
Dan aku... Aku memilih untuk percaya kalau suara dini hari hanyalah ilusi dari kehidupanku
Namun lain hal dengan suara pagi , dia bukan hanya sekedar suara, dia adalah dialog yang nyata, dia hadir disetiap langkah kakiku, menjadi saksi dari semua dialog-dialog nyata dihidupku, dan
yang pasti dia adalah dialog yang selalu menemani ku layaknya bayanganku .
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

23.59 WIB (satu menit sebelum dialog dini hari)

Nampaknya malam ini aku akan menghadapi dialog dini hari lagi, tapi kali ini suara pagi
menemani dan meyakinkanku kalau ilusi akan selalu menjadi ilusi dan kehadirannya akan selalu
membuatku merasa betapa berharganya hidup yang kujalanin detik ini, hari ini, saat ini. Bagiku
malam akan tetap menjadi malam, dan pagi akan selalu menjadi pagi, apa yang terjadi hari ini
cukuplah untuk hari ini, besok punya dialognya sendiri.

                                                                                                                    Cukup untuk dialog hari ini.

                                                                                                                                        -jez-
»»  Baca Selengkapnya...

Monday, September 26, 2022

Rindu

 Rindu

Karya: Melda Veronica Nainggolan

Dibawah dinginnya malam

Antara kesunyian dan sepi

Sepenggal rindu telah kupendam

Bersama segelas hangatnya kopi


Disini lah aku

Menahan kepedihan dalam diri

Meratapi kerinduan dalam hatiku

Tentang dia yang selalu berseri


Dia

Adalah sosok yang aku sayangi

Dia

Ayahku yang telah lama pergi


-mv

»»  Baca Selengkapnya...

Pembelajaran Berharga di Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional Angkatan Ke III TAHUN 2022

Pembelajaran Berharga di Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional Angkatan Ke III
TAHUN 2022
Karya: Reni Ambarwati


        Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional, bisa disebut dengan PKPMN, merupakan sebuah program yang dibuat oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, khususnya di Deputi 2 bidang pengembangan pemuda. Program ini menjadi salah satu bukti komitmen pemerintah dalam memberdayakan pemuda Indonesia, melalui perwakilan pemimpin muda dari 34 provinsi di Indonesia yang nantinya akan  memberikan kebermanfaatan yang lebih luas lagi ketika peserta sudah kembali ke daerah masing-masing. Tentunya tak lain dan tak bukan salah satu tujuan adanya pendidikan ini adalah untuk mempersiapkan pemuda Indonesia dalam menghadapi bonus demografi dan mencapai Indonesia Emas 2045.

     Tercatat, sebanyak 1.422 pemuda melakukan pendaftaran PKPMN Angkatan III Tahun 2022. Pendaftar tersebut terdiri dari 1.020 pemuda yang mendaftar secara online dan 420 orang yang berasal dari jalur Dispora tingkat provinsi serta organisasi. Peserta yang mendaftar terdiri dari unsur OKP, BEM, organisasi minat bakat, pemuda berprestasi, influencer, dan disabilitas.

        Dari pendaftar sebanyak itu, terseleksi 100 orang peserta yang dapat mengikuti pendidikan selama 14 hari. 4 hari daring dan 10 hari luring, selama daring terdapat materi mengenai bagaimana cara menjadi pemimpin yang visioner, berintergritas, toleran ditengah keberagaman yang sangat kompleks, peka terhadap ancaman hambatan tantangan dan gangguan yang ada dalam 8 astragatra di negara kita. Disetiap sesi terdapat diskusi yang interaktif antara peserta dengan pemateri yang sangat berkompeten dalam menyampaikan setiap materinya. 

       Di dalam pendidikan secara daring ini peserta juga dibekali dengan pengetahuan tentang Indeks Pembangunan Pemuda atau IPP yang terdiri dari 5 indeks yaitu Pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, lapangan dan kesempatan kerja, partisipasi dan kepemimpinan, lalu gender dan diskriminasi. Setiap kelompok ditugaskan untuk menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan IPP sesuai asal daerahnya masing-masing, kemudian membuat kasaran rencana aksi untuk turut serta mengatasi permasalahan dan menyumbang  peningkatan angka IPP di daerahnya.

        Lalu di pendidikan secara luring, 100 peserta diberi fasilitas yang sangat sangat nyaman, tempat istirahat di Hotel Ciputra dan berbagai hidangan makanan berat, makanan ringan, camilan, minuman, buah-buahan lengkap disajikan dari pagi, siang, sore dan malam. Kegiatan pun diatur dengan sedemikian padat mulai dari pagi jam 4 pagi sampai jam 11 malam, bahkan diluar kegiatan ada diskusi mandiri sampai dini hari. 

        Agenda luring ini sangat seru dan berkesan, selain peserta diberikan materi yang padat di aula hotel, peserta juga mendapat pembelajaran yang bermakna di berbagai lembaga negara seperti DPR, MK dan KPK. Di DPR banyak peserta yang memanfaatkan untuk menyampaikan titipan aspirasi dari daerahnya kepada Ketua Komisi X DPR RI, mulai dari permasalahan pendidikan, kesehatan, kesetaraan dan juga pembangunan di daerah timur. Di KPK peserta diberikan pembelajaran bagaimana cara menjadi manusia yang berintegritas dan berhati-hati terhadap perilaku serta tindakan korupsi. Di MK banyak peserta yang bertanya tentang judisial review atau peninjauan kembali, apakah suatu tindakan atau undang-undang sejalan dengan konstitusi negara, karena melihat akhir-akhir ini banyak kebijakan atau Undang-undang kontroversial yang dibuat dan kiranya peserta perlu mengetahui bagaimana judicial reviewnya

        Peserta juga mendapat kesempatan mengikuti kegiatan sertifikasi dari BNN, disini peserta ditantang untuk membuat program penggiat anti narkoba yang mudah dan realistis tapi tetap kreatif dan menjangkau banyak orang. Setelah mengikuti kegiatan tersebut, 100 peserta PKPMN ini resmi menjadi penggiat anti narkoba. 

        Tak melulu tentang materi yang serius, peserta juga diajak untuk mengunjungi Museum Sumpah Pemuda, Masjid Istiqlal dan melakukan banyak permainan seru namun bermakna juga di Kebun Raya Bogor. 

        Lalu Rencana aksi yang berkaitan dengan IPP yang telah dibuat di agenda daring dan luring, bukan hanya sekedar rencana. Hal tersebut harus direalisasikan di daerah masing-masing dan nantinya akan ada monitoring lagi pasca kegiatan ini.

        Dalam kegiatan ini, terdapat beberapa orang yang sakit karena lelah menghadapi padatnya kegitan, namun tim medis/dokter selalu sigap menanganinya dan sesekali suasana tidak kondusif karena semua pemimpin, terkadang hampir semuanya ingin memimpin. Maka dari itu Bapak Deputi 2 Kemenpora, Bapak Asisten Deputi, fasilitator dan juga panitia selalu menasehati pemimpin tidak selalu harus memimpin, pemimpin adalah orang yang dapat memimpin dan dipimpin dengan baik. 

        Menjadi salah satu bagian dari PKPMN Angkatan ke III ini merupakan anugerah dari Allah yang sangat luar biasa dan merupakan kesempatan yang sangat berharga, karena dapat belajar berbagai hal tentang kehidupan yang belum pernah didapatkan sebelumnya, termasuk belajar di berbagai lembaga negara dan berinteraksi langsung dengan teman-teman dari berbagai suku dari 34 provinsi yang selama ini hanya bisa dilihat dan dipelajari di buku PPKn, HP dan juga TV.

    Bagi teman-teman yang tertarik untuk ikut kegiatan ini, silakan cek secara berkala @deputi2kemenpora. Dan silakan tonton video ini https://youtu.be/NEIAbnTVF-k

»»  Baca Selengkapnya...

Nirmala

 Nirmala

Karya: Eliza

Angin yang menggebu pada hari itu menyeka tirai-tirai nilam,

Membutirkan letup tersembunyi,

Nyanyian seribu kupu-kupu terpendam,

Meresap dan mencengkeram.


Kurasakan buih-buih bergolakan,

Sahaja yang mendebarkan,

Hingga melebur, 

lintas kilas balik masa gugur.


Lalu kesah darimu,

Melarungiku meratapi harapan semu,

Sendu menyelimuti ku di pelataran situ,

Dari resah yang kau hadapi,

Padahal rasa orang ketiga tak pernah kutanggapi.


#Empatiperbait

»»  Baca Selengkapnya...

Tangga Lantai Delapan

 Tangga Lantai Delapan

Karya: Siti Mushlihatul Khilda

Rabu, 24 Agustus 2022
Sekitar pukul delapan

Apa yang sebenarnya terjadi Tuan?
Kita bertemu di tangga lantai delapan
Kesempatan berharga yang membuatku terkesan
Maaf sebelumnya menyebutmu dengan samaran

Satu dua adalah sebuah ketidaksengajaan
Sedangkan selanjutnya hanya kau dan aku yang tahu alasan
Apa yang kau mainkan Tuan?
Apakah kau sengaja atau hanya penasaran?

Ada baiknya kita segera berkenalan
Sekedar nama, asal, dan tujuan
Bukan masalah jika kau tidak berkenan
Setidaknya aku sudah mengajukan tawaran

Satu hal tentangmu yang ingin kukatakan
Tatapan matamu sungguh menawan
Sayangnya keadaan tidak memungkinkan dibarengi senyuman
Kuharap suatu hari aku kembali memiliki kesempatan

-kh
»»  Baca Selengkapnya...

Bunga Tidur

 Bunga Tidur

Karya: Rosnafisah Setyani

        Namaku Ayu, aku mempunyai mimpi yang aneh. Disaat umurku 10 tahun aku bermimpi bertemu seorang laki-laki yang memakai jubah layaknya seorang raja. Laki laki tersebut sangat tampan dan mempesona. Ia mengajakku untuk pergi, awalnya aku menerima namun nenekku yang dari dalam rumah langsung berteriak "Jangannn". Tanganku ditarik masuk oleh nenekku sambil berkata "Jangan pernah ikut oleh orang yang tidak dikenal dan kamu (sambil menunjuk laki itu) jangan pernah mengganggu cucu lagi, pergi sana!". Laki-laki itu lantas pergi melihatku sambil berkata "Lain kali akan ku jemput". Seketika aku terbangun dan aku mendapati diriku yang baru saja datang bulan. Ini adalah datang bulan pertamaku. Aku langsung membersihkan tempat tidurku yang berlumuran darah. Ibuku mambantuku dan mengajariku cara mencuci bekas darah dan memakai pembalut. Aku masih memikirkan tentang mimpiku itu, akhirnya aku cerita ke kakekku. Kakekku berkata "Itu hanya mimpi saja, toh kamu juga baru datang bulan mungkin itu mimpi pertama kamu mau akhil balik saja". Aku malu bercerita dengan kakekku karena mimpi akhil balik, jadi kuputuskan untuk
tidak menceritakan mimpi itu kepada siapapun.

        2 tahun pun berlalu, aku tak pernah bermimpi lagi sampai akhirnya saat umurku 12Ctahun aku bermimpi kembali. Mimpi yang sama dengan mimpi saat aku berumur 10 tahun. Mimpi itu terasa nyata, namun setiap hari aku selalu bermimpi itu itu saja. Tidak ada kemajuan dalam mimpiku. Aku selalu bermimpi hal yang sama sampai aku menikah diumur 22 tahun. Namun setelah menikah mimpi itu menghilang. Cukup lama aku tidak bermimpi mimpi itu kembali sampai pada akhirnya aku hamil anak pertama. Saat kandunganku sudah 3 bulan aku bermimpi kembali. Ceritanya berbeda namun laki-laki itu masih sama, hanya saja dia tidak memakai jubah tetapi memakai pakaian yang sangat lusuh. Raut mukanya sangat sedih, menatapku lirih sambil berkata "Mengapa kau mengkhianati aku Ayu? Aku sudah menunggumu terlalu lama. Aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku”. Aku terbangun dan melihat ada banyak darah dikasurku. Ya benar sekali, aku keguguran. Aku masih terdiam dan tidak mau bercerita dengan siapapun termasuk suamiku sendiri. Sampai pada akhirnya aku sudah keguguran 3 kali, tak tahan melihat ini semua aku menceritakan mimpi itu kepada suamiku. Suamiku malah menuduhku berselingkuh sampai aku dan suamiku bertengkar. Aku tak mau bertengkar dengan suamiku sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk ke kamar dan tidur.
    
        Aku bermimpi kembali tetapi mimpi yang saat ini berbeda. Benar-benar terasa nyata sekali. Laki-laki yang ada di mimpiku itu sebut saja dia Bayu memberikan senyum kepadaku. Aku kesal dengan semua mimpiku dan aku berkata kepada Bayu "Apa mau mu? Mengapa kau selalu mengganggu hidupku? Aku sudah hidup dengan suami pilihanku. Dunia kita berbeda. Tolong biarkan aku hidup dengan tenang". Bayu mengikatkan selendang hijau ditanganku dan tangannya seraya berkata "Jangan kau lepaskan ikatan ini. Akan ku pertemukan kau dengan orang tuaku. Akan ku jelaskan kepadamu semuanya". Aku diajak berkeliling suatu desa yang amat terasa indah sekali. Belum pernah aku melihat tempat yang amat teramat indah seperti itu. Penduduk di desa tersebut langsung melihatku, tak ada
satupun yang tidak melihatku. Semua penduduk sangat cantik dan tampan. Sampai aku melihat sebuah istana yang megah sekali. Disana aku melihat perempuan yang sangat cantik dan laki-laki sangat tampan menyambutku dan kalian tahu itu adalah orang tua Bayu. Sungguh aku masih tak percaya ada tempat yang indah dan penduduknya pun juga sangat rupawan. 

        Disaat aku masih melihat sekeliling istana, ibu Bayu pun memulai percakapan. "Halo nak Ayu, apakabar? Maaf ya Bayu sudah mengganggumu. Ia hanya kagum kepadamu. Ia sudah menunggumu lama sekali namun kamu telah mengkhianatinya. Lihatlah mereka (sambil menunjuk 3 anak laki-laki yang sedang bermain). Mereka adalah bagian dari kamu Ayu. Bayu tidak ingin kehilanganmu. Maka dari itu Bayu mengambil anakmu darimu". Aku terdiam. Sudah tak percaya itu anakku. Aku menatap lirih Bayu. "Maafkan aku Ayu. Aku tak ingin kehilanganmu. Izinkan aku untuk merawat sebagian dari dirimu" Kata Bayu dengan suara menyesal. Kuhapus air mataku dan aku berkata dengan tegar "Aku maafkan kamu. Jaga anakku sebagai anakmu juga. Pak, Bu tolong jaga anakku sebagai cucumu. Rawat mereka dengan baik. Tolong jangan ganggu aku lagi. Aku akan kembali kesini lagi untuk menemui anak-anakku lagi. Tolong antarkan aku pulang".

        Aku memeluk ketiga anakku sebelum aku pulang. Sungguh betapa terharunya aku melihat anak-anakku dan memeluk mereka. Setelah itu aku diantarkan pulang oleh Bayu. Aku terpanah melihat air terjun yang sangat indah. "Mau kesana?" Kata Bayu. Spontan aku mengangguk. Disana aku langsung menyeburkan diri ke dalam air terjun. Karena tanganku masih terikat otomatis Bayu pun juga ikut menyebur. Entah mengapa dengan diriku saat itu, karena disaat itu aku melakukan hubangan badan dengan Bayu. "Kalau kamu ingin bertemu denganku, datang saja ke air terjun. Aku akan datang menemuimu"kata Bayu sambil menatapku. Aku memejamkan mata lalu saat aku membuka mata, alangkah terkejudnya aku melihat suamiku dan kedua orang tuaku ada di sampingku. Aku berada di rumah orang tuaku. Aku bertanya kepada suamiku apa yang terjadi dan suamiku menceritakan kepadaku.

        Jadi aku sudah menghilang selama 3 hari. Memang awalnya aku berada di rumahku sejak kejadian pertengkaran itu namun setelah itu suamiku tidak melihatku di rumah. Dia mencari kemana-mana sampai menelfon ke saudara-saudara aku tentang keberadaanku. Sampai akhirnya aku ditemukan oleh pamanku di pinggiran sungai daerah rumah orang tuaku. Aku sedang tertidur dengan tubuh yang sudah basah kuyup. Padahal dari rumahku ke rumah orang tuaku berjarak 26 km, entah bagaimana aku bisa sampai disana. Aku dibawa ke rumah sakit untuk memeriksa keadaanku. Hasilnya adalah aku hamil, ya aku hamil. Aku hamil anak kembar sudah 3 bulan. Aku sontak terkejud mendengarkan cerita dari suamiku.

        5 tahun pun berlalu. Sejak kejadian itu aku tidak lagi bermimpi tentang Bayu. Namun setiap aku mandi menggunakan shower aku selalu merasa ada yang memelukku dari belakang dan ketika aku melihat kaca aku melihat ada Bayu di belakangku sambil memelukku. Tapi ketika aku mandi menggunakan gayung, aku tidak merasakan dan melihat kehadiran Bayu. Dan kalian tahu, anak kembar yang aku kandung mirip sekali dengan Bayu. Tidak ada satupun keluarga aku dan keluarga suamiku yang menyadarinya termasuk Bayu.
»»  Baca Selengkapnya...