Oleh : Aldi Wahyu Pradana
Distraksi
Eskepal milo,
Roti goring Indomie,
Rainbow cake,
Mereka itu hanya
siklus,
Nanti juga hilang
karena distraksi baru.
Sama seperti hidup
manusia,
Manusia tidak melulu
mampu berada diatas,
Ada masanya redup,
Ada masanya berganti,
Ada masanya terdistraks,
Apapun hal yang
mendistrak itu diluar kekuasaan.
Yang ada dalam kekuasaan
adalah:
Bertahan hidup.
Bertahap hidup
di dunia yang sangat fleksibel ini.
(2018)
Hati
Akal diberi kebebasan
oleh raga ini untuk berpikir,
Akal diberi kebebasan
oleh raga ini untuk belajar,
Akal diberi kebebasan
oleh raga ini untuk bermimpi.
Dan raga ini merupakan
wujud implementasi,
Dari apa yang
akal pikirkan,
Tak lupa peran hati
di dalamnya.
Pointnya ada dihati,
Setiap apapun
yang akal pikirkan,
Dan raga
jalankan,
Tempatkanlah hati
di dalamnya.
(2018)
Makam Baqi
Abah,
Kata pak ustadz disinilah
makam pertama yang akan dibangkitkan oleh Allah SWT nanti,
Aku jadi ingin meninggal
disini dan jika bias aku yang meninggalkan dunia ini terlebih dahulu bah, sahut
umi.
Umi,
Jangan bilang seperti
itu.
Aku tak kuat jika
harus menjalani hidup tanpamu, biar saja aku yang terlebih dahulu pulang mi,
Jawab abah.
Umi saja,
sejauh ini abah selalu
melakukan banyak hal dengan baik, pasti abah bias hidup tanpa umi, Jawab umi meyakinkan.
Tidak-tidak,
biar abah saja
yang terlebih dahulu umi. Jika saja bisa, aku ingin kamu menemaniku 1000 tahun lagi
di bumi, umi. Jawab abah
Sebentar,
mengapa kita berlomba untuk saling meninggalkan?
Padahal banyak
orang merangkai hubungan agar erat.
Lalu mengapa kita
berlomba untuk memenangkan perdebatan?
Padahal diluar sana
banyak orang putus hubungan dan berusaha membangun komunikasi dan relasi.
Sepasang manusia
yang saling jatuhcinta memang membingungkan.
Hanya mereka
yang mengerti, bahkan.
Apalagi kalau dulunya
saling jatuh cinta,
Tapi sekarang jauh-jauhan.
(2019)
Hujan
// 1
Bersediakah kamu?
Menjadi yang ku payungi
saat hujan datang,
Membiarkanku memayungimu
hingga teduh,
Saat ribuan air
turun kebumi secara bersama?
Membasahi sedikit
demi sedikit,
Hati yang lelah meragu,
Dan membuatnya nyaman
dalam suasana syahdu.
Atau menjadi alasan
untuk menemui hujan secara langsung?
Memadamkan satu persatu
kulit kepalamu yang sibuk menerka
// 2
Bersediakah kamu?
Mengizinkanku menjadi
orang pertama,
Yang menyiapkan teh
hangat,
Atau sekedar jaket
untuk membuatmu hangat?
Dan mendengar keluh
kesahmu,
Di depan teh hangat
yang manisnya,
Selalu kalah olehmu.
(2018)
Media Sosial
Platform ini laksana
sebuah topeng,
Topeng yang
membuat kita tak dikenali oleh orang lain,
Topeng yang
membuat kita berbeda dari diri yang asli
Disini kita bias
terlihat seolah-olah kita paling bijak dalam menghadapi masalah,
Bisa terlihat bagai
orang yang paling bahagia di dunia,
Bisa terlihat bagai
orang yang paling pintar di dunia.
Ah, sial
Ini hanya topeng,
Yang jika tidak kugunakan,
Tak ada artinya diriku
ini.
(2019)
Rembulan
// 1
Kamu tidak perlu
menjadi orang yang terlihat paling bersinar,
Bintang tak akan
berebutan untuk bersinar,
Karena mereka
tau akan tetap terkenang
// 2
Coba lihat bulan
di atas sana,
Bulan tidak pernah
malu terlihat sendirian di langit luas,
Bulan yang
permukaannya jelas kasar,
Bukankah masih tetap
menjadi rayuan?
// 3
Coba liat matahari
di atas sana,
Matahari yang
sinarnya sering dihindari pada siang hari,
Bukankan tetap memberikan
manfaat?
Ini bukan soal siapa
yang paling bersinar,
Bintang,
Matahari,
Bulan,
Memiliki tugasnya
masing-masing,
Tentunya bermanfaat bagi banyak orang.
Pilihannya tinggal
di kamu,
Mau bawa apa untuk
orang lain
Kebermanfaatan atau
Ego pribadi?
(2019)