Tuesday, April 30, 2019

Pesan Kebaikan


Oleh : Aldi Wahyu Pradana


Distraksi
Eskepal milo,
Roti goring Indomie,
Rainbow cake,
Mereka itu hanya siklus,
Nanti juga hilang karena distraksi baru.

Sama seperti hidup manusia,
Manusia tidak melulu mampu berada diatas,
Ada masanya redup,
Ada masanya berganti,
Ada masanya terdistraks,
Apapun hal yang mendistrak itu diluar kekuasaan.

Yang ada dalam kekuasaan adalah:
Bertahan hidup.
Bertahap hidup di dunia yang sangat fleksibel ini.
(2018)




Hati
Akal diberi kebebasan oleh raga ini untuk berpikir,
Akal diberi kebebasan oleh raga ini untuk belajar,
Akal diberi kebebasan oleh raga ini untuk bermimpi.

Dan raga ini merupakan wujud implementasi,
Dari apa yang akal pikirkan,
Tak lupa peran hati di dalamnya.

Pointnya ada dihati,
Setiap apapun yang akal pikirkan,
Dan raga jalankan,
Tempatkanlah hati di dalamnya.
(2018)




Makam Baqi
Abah,
Kata pak ustadz disinilah makam pertama yang akan dibangkitkan oleh Allah SWT nanti,
Aku jadi ingin meninggal disini dan jika bias aku yang meninggalkan dunia ini terlebih dahulu bah, sahut umi.

Umi,
Jangan bilang seperti itu.
Aku tak kuat jika harus menjalani hidup tanpamu, biar saja aku yang terlebih dahulu pulang mi, Jawab abah.

Umi saja,
sejauh ini abah selalu melakukan banyak hal dengan baik, pasti abah bias hidup tanpa umi, Jawab umi meyakinkan.

Tidak-tidak,
biar abah saja yang terlebih dahulu umi. Jika saja bisa, aku ingin kamu menemaniku 1000 tahun lagi di bumi, umi. Jawab abah

Sebentar, mengapa kita berlomba untuk saling meninggalkan?
Padahal banyak orang merangkai hubungan agar erat.
Lalu mengapa kita berlomba untuk memenangkan perdebatan?
Padahal diluar sana banyak orang putus hubungan dan berusaha membangun komunikasi dan relasi.

Sepasang manusia yang saling jatuhcinta memang membingungkan.
Hanya mereka yang mengerti, bahkan.
Apalagi kalau dulunya saling jatuh cinta,
Tapi sekarang jauh-jauhan.
(2019)




Hujan
// 1
Bersediakah kamu?
Menjadi yang ku payungi saat hujan datang,
Membiarkanku memayungimu hingga teduh,
Saat ribuan air turun kebumi secara bersama?

Membasahi sedikit demi sedikit,
Hati yang lelah meragu,
Dan membuatnya nyaman dalam suasana syahdu.

Atau menjadi alasan untuk menemui hujan secara langsung?
Memadamkan satu persatu kulit kepalamu yang sibuk menerka

// 2
Bersediakah kamu?
Mengizinkanku menjadi orang pertama,
Yang menyiapkan teh hangat,
Atau sekedar jaket untuk membuatmu hangat?

Dan mendengar keluh kesahmu,
Di depan teh hangat yang manisnya,
Selalu kalah olehmu.
(2018)




Media Sosial
Platform ini laksana sebuah topeng,
Topeng yang membuat kita tak dikenali oleh orang lain,
Topeng yang membuat kita berbeda dari diri yang asli

Disini kita bias terlihat seolah-olah kita paling bijak dalam menghadapi masalah,
Bisa terlihat bagai orang yang paling bahagia di dunia,
Bisa terlihat bagai orang yang paling pintar di dunia.

Ah, sial
Ini hanya topeng,
Yang jika tidak kugunakan,
Tak ada artinya diriku ini.
(2019)




Rembulan
// 1
Kamu tidak perlu menjadi orang yang terlihat paling bersinar,
Bintang tak akan berebutan untuk bersinar,
Karena mereka tau akan tetap terkenang

// 2
Coba lihat bulan di atas sana,
Bulan tidak pernah malu terlihat sendirian di langit luas,
Bulan yang permukaannya jelas kasar,
Bukankah masih tetap menjadi rayuan?

// 3
Coba liat matahari di atas sana,
Matahari yang sinarnya sering dihindari pada siang hari,
Bukankan tetap memberikan manfaat?

Ini bukan soal siapa yang paling bersinar,
Bintang,
Matahari,
Bulan,
Memiliki tugasnya masing-masing,
Tentunya bermanfaat bagi banyak orang.
Pilihannya tinggal di kamu,
Mau bawa apa untuk orang lain
Kebermanfaatan atau Ego pribadi?
(2019)

No comments:

Post a Comment