Wednesday, May 29, 2019

Meskikah Kita Bertanya pada Rumput yang Bergoyang?


       Berbicara mengenai lingkungan tidak lepas dengan kehidupan manusia. Keduanya saling bersinggungan dan hidup bersama di muka bumi ini. Manusia diciptakan di muka bumi ini mempunyai satu peran yaitu menjaga lingkungannya. Lingkungan sendiri diciptakan untuk memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, yang perlu dicermati bagaimana hubungan antara keduanya dalam hidup berdampingan di muka bumi ini?. masihkah manusia mencintai alamnya?, atau alam yang mulai enggan bersahabat dengan manusia?.
Kerusakan lingkungan menjadi masalah yang serius jika tidak segera ditangani. Rusaknya lingkungan di muka bumi ini antara lain disebabkan adanya ketidak-seimbangan antar organisme didalamnya, Eksploitasi alam yang berlebih, hingga pemanfaatan sumber daya alam yang tidak dilakukan secara arif. Manusia yang dikaruniai akal pikiran harus mampu mengatasi permasalahan ini, karena lingkungan menjadi “habitat” dimana makhluk hidup tumbuh dan berkembang termasuk manusia sebagai individu, terlebih rusaknya lingkungan banyak disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
            Adanya ketidakseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya cukup memeberi peran terhadap kerusakan lingkungan khususnya di negara berkembang, hal ini terjadi karena makhluk hidup yang terus tumbuh sedangkan lingkungan alam akan tetap sama selamanya dan tidak akan bertambah. Pertumbuhan penduduk selalu tidak diimbangi dengan pertambahan lahan, hal berakibat pada kepadatan pendudukan yang nantinya akan terjadi pencemaran lingkungan bahkan permasalahan sosial.
            Saat ini, menurut data BPS laju deforestasi mencapai 1,8 juta h/tahun yang mengakibatkan 21% dari 133 juta hutan di Indonesia hilang. Hilangnya hutan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam, dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. Jumlah polusi udara akibat kendaraan dan aktifitas industri turut menyumbang penurunan kualitas lingkungan.
            Eksploitasi secara berlebihan terhadap lingkungan disinyalir akibat paham kapitalis yang cenderung “memuja” kebebasan individu dan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya. Hal ini yang mengakibatkan eksploitasi berlebih terhadap sumber daya alam, sehingga akhirnya menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan.
            Permasalahan lingkungan merupakan efek global yang membutuhkan perhatian khusus dan serius, karena menyangkut kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup secara keseluruhan. Sebagai bentuk perhatian terhadap permasalahan lingkungan, muncul gerakan environmentalism untuk melindungi lingkungan dari berbagai kerusakan (Kalijernih, 2007). Inti gerakan ini adalah etika terhadap lingkungan dan konservasi alam, mempertahankan keanekaragam hayati, dan advokasi pembaharuan sumber-sumber energi.
            Mengutip lagu karya Ebiet G. Ade dengan judul “Berita Kepada Kawan”, dimana dilagu tersebut dijelaskan secara betul bagaimana rusaknya lingkungan alam saat ini. kekeringan terjadi dimana-mana hingga bencana alam yang menelan banyak korban. Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini, semua seolah diam, tidak ada satu pun dimukan bumi ini yang mau bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan ini.
            Sudah saatnya kini memanfaatkan lingkungan hidup secara arif dan pembangunan berkelanjutan. Secara arif, artinya memanfaatkan sumber daya alam dengan tidak merusak ekosistem, secara bijak, efesien, dan memikirkan bagaimana kelanjutan sumber daya alam tersebut apabila dipakai secara terus-menerus. Berkelanjutan, artinya sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
            Dari uraian diatas, dapat kita lihat bagaimana manusia hidup berdampingan dengan lingkungan hidupnya dan sepertinya antara manusia dan alam kurang “bersahabat” masih banyak ditemukan kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Saatnya kini kita mencintai alam tempat kita hidup, jangan buat alam enggan bersahabat dengan kita hingga kita meski bertanya kepada rumput yang bergoyang.


“Cintailah Alammu, Sebagaimana Alam Mencintaimu dengan Keindahan”

Jakarta, 25 April 2018

Rizki Hermawan
Mahasiswa PPKN 2016


No comments:

Post a Comment