Wednesday, May 29, 2019

Apa Kabar Liga 1 Musim 2019


Oleh : Muhammad Syirot Hidayat Khoironi

Semula liga yang awalnya akan dihelat 1-8 mei menjadi 15 mei 2019 bukan sebuah hal yang mengejutkan karena pasalnya tahun lalu pun liga mengalami sebuah kemunduran jadwal, di Jepang 2 bulan sebelum liga dimulai para pemain sudah mengetahui jadwal pertandingan pekan pertama dan kedua. Memang secara keseluruhan belum rampung akan tetapi dengan mengetahui 2 pertandingan di awal secara kesiapan tim dan mental pemain sudah sangat siap mengarungi musim baru, berbeda dengan di Indonesia jadwal liga tidak pernah tepat waktu selalu mengalami kemunduran. Tercatat di Indonesia ada 18 klub yang berlaga dengan kata lain terbanyak se Asean dengan disusul Thailand dan Filiphina masing-masing 16 tim. Jika kita berkaca pada musim lalu semula liga yang awalnya di gelar 24 Februari 2018 mengalami penundaan jadwal hingga 23 Maret 2018 dan pada akhirnya penutupan liga yang tadinya direncanakan 2 Desember menjadi molor hingga 9 Desember sebabnya masih sama dari mulai kerusuhan antar supporter, izin kepolisian yang tidak turun, hingga permintaan pemegang hak siar yang membuat liga tidak berjalan sebagai mana mestinya, bukan tidak mungkin di musim ini akan mengalami hal yang sama dengan musim lalu. Di awal saja pembukaan liga 1 2019 pertandingan yang mempertemukan PSS Sleman dengan Arema harus dihentikan di menit 30 karena ada insiden kerusuhan antar supporter, belum lagi jadwal liga yang mengalami kemunduran, bulan ramadhan yang seharusnya menjadi paruh musim saat ini menjadi awal musim kompetisi, dan besaran subsidi yang semula 7,5 M dipangkas menjadi 5 M. 

Dengan persoalan yang begitu kompleks di awal musim seperti ini bukan tidak mungkin akan berimbas ke Timnas kita yang tahun ini akan melakoni 2 event akbar yakni kualifikasi piala dunia 2020 dan piala asia 2023, seperti musim lalu klub hanya mengekspor maksimal 2 pemainnya untuk memperkuat Timnas. Seharusnya muara dari sebuah kompetisi yang sehat adalah Timnas yang kuat , tetapi jika klub saja enggan mengirim pemainnya, bagaimana Timnas kita mau berbicara banyak di level Asia apalagi dunia?. Dengan dipangkasnya subsidi per klub menjadi 5 Milyar bukan tidak mungkin ada klub yang bangkrut di tengah jalan seperti musim lalu , Sriwijaya FC yang digadang gadang akan menjadi juara liga 1 2018 dengan diperkuat pemain pemain sekaliber Konate Makan, Hamka Hamzah bahkan penyerang Timnas Beto Goncalves malah ditinggal pemain-pemainnya dan terpaksa harus mengakhiri musim dengan turun kasta ke liga 2. Semetinya PT LIB (Liga Indonesia Baru) sang pembuat regulasi sekaligus yang menggerakan liga belajar banyak dari pengalaman tahun lalu agar tahun ini liga berjalan sesuai jadwal, dan pemain bisa nyaman menjalankan musim 2019 tanpa dihantui bayang-bayang pemogokan gaji pemain. Sehingga muaranya Timnas kita
akan berprestasi di kancah dunia.

No comments:

Post a Comment