Oleh : Alisiya Nur Inayah
Self-help book yang nyentuh hati & nyadarin kita buat
hidup lebih jujur sama diri sendiri.
Capek nggak sih, selalu ngerasa harus nurutin
ekspektasi orang?
Harus masuk kampus A, kerja di tempat keren, punya
penampilan ideal—semuanya demi dinilai "berhasil".
Nah, buku Hidup Apa Adanya ini hadir kayak temen
baik yang ngomong, Hidup di tengah ekspektasi orang lain itu melelahkan. Harus masuk universitas favorit karena teman-teman juga ke sana, harus kerja di tempat keren biar dianggap sukses, bahkan harus mengubah penampilan demi pengakuan. Lama-lama, kita lupa gimana rasanya jadi diri sendiri.
Buku Hidup Apa Adanya karya Kim Suhyun hadir sebagai pengingat yang lembut namun tegas. Lewat tulisan yang singkat, tajam, dan kadang sarkas, penulis mengajak pembaca untuk berhenti hidup demi validasi orang lain. Buku ini bukan cuma soal teori, tapi lebih ke refleksi harian yang sangat dekat dengan kehidupan banyak orang, terutama anak muda.
Isinya dibagi ke dalam enam bagian, masing-masing seperti daftar hal yang bisa dilakukan agar hidup lebih ringan dan jujur. Mulai dari berdamai dengan diri sendiri dan “bayangan” kita (mengacu ke teori Carl Jung), berani hidup sebagai diri sendiri, menghadapi rasa cemas akibat sosial media, sampai cara membangun kehidupan sosial yang sehat. Setiap bagian disajikan dengan cerita pendek, ilustrasi menarik, dan sudut pandang yang menyenangkan.
Gaya menulis Kim Suhyun sangat mudah dipahami. Ia tidak bertele-tele, dan justru itu yang membuat banyak kalimat di buku ini terasa menampar. Beberapa bagian bahkan seolah sedang menegur pembaca secara personal. Tapi itulah poin utamanya: kita memang butuh diingatkan untuk berhenti memaksakan diri menjadi versi orang lain.
Yang membuat buku ini semakin menarik adalah ilustrasi lucu dan full color di setiap babnya. Selain itu, ada juga testimoni dari orang-orang yang merasa terbantu setelah membaca buku ini. Rasanya seperti membaca curhat orang lain yang ternyata isinya juga kita banget.
Namun, ada sedikit kekurangan pada bagian terjemahan. Beberapa kalimat masih terasa kurang natural atau membingungkan. Tapi secara keseluruhan, buku ini tetap sangat layak dibaca.
Kesimpulan:
Hidup Apa Adanya adalah buku pengembangan diri yang ringan, jujur, dan sangat relevan.
Cocok dibaca siapa saja yang sedang merasa lelah dengan tuntutan sosial, ingin lebih mengenal diri sendiri, atau butuh waktu untuk berhenti sejenak dan bernafas lebih lega.
Rating: 4.6 dari 5
Buku ini bukan sekadar bacaan, tapi juga ajakan untuk pulang ke diri sendiri. Tidak menggurui, tapi menguatkan. Sangat direkomendasikan untuk pembaca muda yang ingin hidup lebih sadar dan bahagia.






No comments:
Post a Comment