Wahai Sang Hujan
Oleh : Galang Ramadhan
Malam begitu gelap, sunyi, dan sepi...
Hanya dentuman petir yang menemaniku berbicara dalam bisu.
Aku terdiam, tanpa kata...
Merenungi betapa bodohnya diriku, yang membuat air
matanya menetes karena ulahku sendiri.
Aku bingung... aku menyesal...
Mengapa amarahku justru melukai hatinya? Mengapa kata-kata itu terucap di tengah murka yang membutakan hati?
Wahai sang hujan,
Apakah aku telah gagal menjadi seseorang yang ia percayai? Apakah aku sekadar pengecut
Yang hanya mampu membuat luka pada orang yang tulus mencinta?
Kini, penyesalan ini menetes bersama rinai hujan. Aku ingin kembali...
Kepada hari-hari ketika senyum itu masih ada, Ketika lekuk pipinya memantulkan kehangatan yang menenangkan.
Wahai sang hujan...
Sampaikan pada semesta,
Aku hanya ingin satu hal-
Membalikkan waktu,
Menghapus semua sesal,
Dan memperbaiki segalanya seperti dulu.
- kebodohan






No comments:
Post a Comment