SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Tuesday, December 16, 2025

PUISI : CAHAYA DAN BAYANGAN

 CAHAYA DAN BAYANGAN  

Oleh : Namira  

Cahaya menari di dinding hati,  

Menyinari ruang yang gelap dan sunyi.  

Bayangan menjauh, kesepian menyergap,  

Meninggalkan luka yang tak terlihat.  


Di balik sorot mata yang cerah,  

Tersembunyi cerita yang tak terucap.  

Cahaya senja yang lembut membara,  

Menerangi sisa-sisa kenangan.  


Bayangan panjang di sore hari,  

Menggambarkan jejak langkah yang telah pergi.  

Cahaya yang redup, bayangan yang panjang,  

Mengingatkan akan waktu yang terus berlari.  


Namun, di antara cahaya dan bayangan,  

Terdapat keindahan yang tak terpisahkan.  

Cahaya yang menerangi, bayangan yang membentuk,  

Keduanya menjadi bagian dari perjalanan hidup. 

»»  Baca Selengkapnya...

Sepotong Roti Untuk Pagi Itu

Sepotong Roti untuk Pagi Itu 

Dini Azzahra Noviyanti 

NIM: 1401625095

    Pagi hari itu, suasana masih sejuk dan jalanan belum sibuk. Seorang anak kecil berdiri di depan toko roti, mengamati dari balik kaca yang berkabut. Pakaian yang dikenakannya terlihat usang, rambutnya tidak teratur, tetapi sorot matanya begitu tajam seakan menyimpan harapan yang sangat besar untuk tubuhnya yang kecil. Pemilik toko, seorang perempuan paruh baya bernama Bu Nita, memperhatikannya dari dalam. Sudah tiga hari anak itu berdiri di tempat yang sama, setiap pagi, tepat pukul enam. Akhirnya Bu Nita keluar, membawa sepotong roti hangat di tangan. Pemilik toko yang bernama Bu Nita, seorang wanita paruh baya, mengamati dari dalam. Anak tersebut telah berada di lokasi yang sama selama tiga hari, setiap pagi, tepat pada pukul enam. Akhirnya, Ibu Nita muncul, memegang sepotong roti yang masih hangat di tangannya.  

"Apakah Anda menyukai roti ini? " tanyanya dengan lembut. Anak tersebut mengangguk dengan lembut. "Betul, tetapi saya tidak memiliki uang. " 

Bu Nita memberikan senyuman sambil menyerahkan roti tersebut. "Oleh karena itu, mohon bantu Ibu untuk menyapu sejenak, ya? Sebagai imbalannya, kamu diperkenankan untuk menikmati roti ini. " 

Anak tersebut menunjukkan senyuman pertamanya. Senyum yang biasa, namun seolah menerangi pagi yang sejuk tersebut. Ia dengan segera mengambil sapu dan membersihkan lantai depan toko dengan semangat yang tinggi.  

Setelah menyelesaikan, ia duduk di anak tangga toko dengan hati-hati memegang roti tersebut, seolah-olah khawatir roti itu akan rusak jika dipegang terlalu keras. Namun, alih-alih segera memakannya, ia membungkus setengah dari bagian tersebut menggunakan kertas koran yang sudah tua dan dibawanya. “Kenapa tidak Anda habiskan saja? ” tanya Bu Nita dengan rasa heran. Bocah tersebut membungkuk. “Sebagian untuk adik yang ada di rumah. Ia belum mengambil sarapan. ”  

Terdapat jarak yang cukup lama antara napas Bu Nita. Secara tiba-tiba, roti yang ada di tangannya terasa sangat berat, bukan disebabkan oleh ukurannya, melainkan karena makna yang terkandung di dalamnya. Sejak pagi hari, ia telah melayani banyak pelanggan, tetapi tidak ada satu pun yang membuatnya merasa bahagia seperti anak kecil itu.  

Pada malam hari, Bu Nita mengalami kesulitan untuk tidur. Ia selalu mengingat anak kecil tersebut, cara dia memandang roti, serta cara dia menyimpan setengahnya. Pada pagi berikutnya, sebelum toko dibuka, Bu Nita mempersiapkan dua paket roti tambahan. Saat anak tersebut datang kembali, ia mengulurkannya sambil tersenyum.  

“Kali ini, satu untuk kamu, satu untuk adikmu. Tapi janji, kamu harus terus rajin belajar, ya?” 

Anak itu memeluk roti itu seolah sedang memeluk dunia. “Terima kasih, Bu. Aku janji.”  

Di bawah langit pagi yang mulai bersinar, dua individu yang sebelumnya tidak saling mengenal telah saling membantu.  

Kisah ini mengajarkan bahwa tindakan baik yang kecil dapat menghasilkan harapan yang besar. Kadang-kadang, orang yang paling miskin bukanlah mereka yang tidak memiliki kekayaan, melainkan mereka yang telah kehilangan rasa empati. Kemanusiaan bermula dari sepotong roti yang dibagikan dengan ikhlas.

»»  Baca Selengkapnya...

ESSAY : Isu Komersilisasi Budaya di Indonesia

 

Isu Komersialisasi Budaya Yang Terjadi Di Indonesia

 Oleh : Anselmus Aradhana

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang dimana masing-masing suku bangsa tersebut memiliki keunikan dan adat istiadat tersendiri, seperti corak batik khas Yogyakarta yang bernama Batik Parang yang memiliki filosofi tersendiri di dalamnya, corak batik ini membentuk huruf ”S” yang digambar secara berkaitan satu sama lain dan membentuk diagonal miring layaknya lereng gunung, tetapi seiring berkembangnya zaman dan pengaruh globalisasi, banyak tindakan yang menyebabkan terkikis nya arti dan filosofi suatu budaya, seperti tindakan komersialisasi, komersalisasi dilakukan oleh sebagian orang untuk menarik perhatian masyarakat terhadap suatu produk yang di dalam nya berisi corak budaya tetapi dimodifikasi sesuai kebutuhan pasar dan bertujuan untuk menguntungkan suatu produk dengan mengorbankan arti dan makna budaya di dalamnya, sehingga hal tersebut dapat merugikan generasi muda dan sebagian individu yang belum mengenal arti dan makna budaya asli yang sebenarnya. Komersialisasi budaya ini juga menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat, seperti cara pandang suatu masyarakat terhadap produk yang dipakai masyarakat lain, sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih produk yang telah dimodifikasi dari pada produk yang di buat asli dari suatu daerah tertentu yang didalam nya terdapat arti dan makna budaya yang masih terjaga.

Komersialisasi budaya telah banyak ditemukan di lingkungan sekitar kita, contohnya seperti baju batik yang dimodifikasi dengan tambahan logo sepak bola eropa lalu diperjual belikan di pasar-pasar swalayan dan tradisional, hal ini menjadi permasalahan karena dapat menyebabkan banyak pihak khusunya generasi muda dan anak-anak yang akan kurang mengenal budaya asli Indonesia, pandangan terhadap suatu produk juga akan berbeda, mereka akan melihat produk tersebut karena terdapat logo sepak bola eropa dari pada corak batik yang ada di dalamnya

Pendapat saya mengenai isu budaya ini yaitu, menurut saya masih banyak cara untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Indonesia tanpa harus mengorbankan makna atau esensi dari budaya aslinya, seperti dengan melakukan akulturasi budaya sesama bangsa  Indonesia,  contohnya  menambahkan  tokoh-tokoh legenda dari Indonesia seperti, (Pandawa 5, Wayang, Burung Garuda, Pahlawan Nasional), hal ini dapat menambah nilai pengetahuan bagi masyarakat khususnya generasi muda bahwa masih banyak budaya serta keunikan bangsa Indonesia yang belum diketahui, serta menambah perpaduan nilai tradisional bangsa Indonesia sehinga akan lebih menarik.


 

»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : WAHAI SANG HUJAN

 Wahai Sang Hujan 

Oleh : Galang Ramadhan

Malam begitu gelap, sunyi, dan sepi... 

Hanya dentuman petir yang menemaniku berbicara dalam bisu

Aku terdiam, tanpa kata... 

Merenungi betapa bodohnya diriku, yang membuat air 

matanya menetes karena ulahku sendiri

Aku bingung... aku menyesal... 

Mengapa amarahku justru melukai hatinya? Mengapa kata-kata itu terucap di tengah murka yang  membutakan hati? 

Wahai sang hujan

Apakah aku telah gagal menjadi seseorang yang ia percayai? Apakah aku sekadar pengecut 

Yang hanya mampu membuat luka pada orang yang tulus mencinta? 

Kini, penyesalan ini menetes bersama rinai hujan. Aku ingin kembali... 

Kepada hari-hari ketika senyum itu masih ada, Ketika lekuk pipinya memantulkan kehangatan yang menenangkan

Wahai sang hujan... 

Sampaikan pada semesta

Aku hanya ingin satu hal- 

Membalikkan waktu

Menghapus semua sesal

Dan memperbaiki segalanya seperti dulu

- kebodohan 


»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN

 YANG TAK PERNAH TERSAMPAIKAN 

Karya : Elia Lutpiah 

Kita pernah berada dalam satu ruangan yang sama, 

Bercanda gurau bersama,  

Namun hati ini ikut bergetar, 

Seperti ada sesuatu yang harusnya di ungkapkan 

Tapi tertahan diantara napas dan keraguan. 


Hari berlalu dengan cepat,  

Kita tertinggal di belakang waktu,  

Kau sibuk menata hidupmu, 

Sementara aku berusaha meyakinkan diri bahwa ini hanyalah penantian, 

bukan kehilangan. 


Seandainya dulu ku berani mengucapkan, 

Mungkin jarak ini tidak akan sejauh ini,  

Namun kini aku hanya bisa menerima,  

Bahwa hati ini telah memilih  untuk mencintaimu dalam diamnya. 

»»  Baca Selengkapnya...

ESSAY : PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

 

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER

Oleh : Mersi Agustin

✓ Pendahuluan 

Di era globalisasi dan modernisasi saat ini, pendidikan tidak hanya berfokus kepada aspek intelektual, tetapi juga pada pengembangan karakter yang baik pada siswa/siswi. Pendidikan karakter menjadi  semakin penting, mengingat perkembangan zaman yang membawa perubahan semakin besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk teknologi,sosial, dan budaya pada saat ini. Pendidikan bukan hanya sebuah wacana, tetaoi menjadi kebutuhan yang mendesak untuk menyiapkan generasi muda seperti kita ini yang tidak hanya cerdas secara akademis atau prestasi tetapi juga memiliki kejujuran moral yang kuat. 

✓ Pembahasan 

Pendidikan karakter merupakan nilai penting dalam membentuk pribadi seseorang. Bukan hanya mengajarkan pengetahuan akademik, pendidikan karakter juga berfokus pada pengembangan nilai-nilai moral dan etika yang perlu ditanamkan yang akan menjadi dasar dalam kehidupan sehari-hari kita. Karakter yang kuat dan baik sangat diperlukan dalam menjalani kehidupan diberbagai aspek baik di llingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan yang penting dalam lingkungan sekolah yang mencakup proses pendidikan.   

Di era sekarang, dengan adanya arus globalisasi yang cepat dan adanya perubahan teknologi yang semakin besar, pendidikan karakter sendiri memiliki peran penting dalam membentuk siswa/siswi agar mampu menghadapi tantangan masa depan dengan bijaksana dan beretika. Selain itu, pendidikan karakter pun membantu siswa/siswi untuk berperan aktif dalam aspek kehidupan sosial,dengan menunjukkan sikap empati,tanggung jawab, serta dan kemampuan dalam bekerja sama dalam berbagai situasi nya.  Media sosial dan internet memberikan akses yang tidak terbatas kepada seluruh pengguna nya, namun terkadang sering kali pengguna nya tidak bijaksana dalam menggunakan nya dalam tidak bijak ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pembentukan nilai-nilai moral anak dan remaja. 

Seperti masalah yang sering kita alami pada saat ini bullying, penyebar berita hoax dan pamerkan gaya hidup yang hedonisme, dari contoh itu merupakan tantangan yang sedang dihadapi oleh generasi muda saat ini.  Dampak negatif tersebut menjadikan siswa/siswi cenderung lebih tertarik pada interaksi digital daaaripada interaksi langsung dengan teman sepantar nya, yang berpotensi mengurangi kemampuan  mereka dalam memahami dan merasakan perasaan orang sekitarnya. Dalam ini, pendidikan berperan penting untuk memperkuat nilai-nilai empatinya, keperluan sosial, dan kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik. Dalam era sekarang ini, guru juga mempunyai peranan yang sangat penting dalam menanamkan nilai pendidikan karakter. 

Mereka tidak hanya berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, tetapi juga sebagai panutan bagi siswa/siswi nya. Pendidikan karakter juga dapat diintegrasikan dalam semua mata pelajaran dan tidak hanya terbatas pada mata pelajaran agama atau kewarganegaraan. Dan sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berperan juga sebagai lingkungan sosial yang mendukung dalam perkembangan karakter siswa/siswi. Lingkungan sekolah yang positif, dimana terdapat hubungan baik antara guru,siswa, dan juga staf serta  segala tata tertib aturan yang adil, dapar membantu agar siswa/siswi dalam pendalaman nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-harinya. Simpulannya bahwa upaya pendidikan karakter dilakukan melalui trisentra yakni dilaksanakan melalui pendekatan pembudayaan sekolah, masyarakat, dan kelas. 

Namun dalam upaya pendekatan kelas yakni melalui pengintegrasian mata pelajaran terhadap nilai karakter, mengalami banyak tantangan. Tantangan paling pendasar adalah masih banyaknya guru sebagai ujung tombak Pendidikan di lapangan tidak memahami bagaimana proses pengintegrasian mata pelajaran dengan karakter yang mesti dibangun. Pengintegrasian mata pelajaran dengan karakter, dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap setiap kompetensi dasar dengan karakter yang dapat dikembangkan serta di tanamkan kepada peserta didik.

Pendidikan karakter memiliki dampak jangka panjang yang bermakna bagi perkembangan individu dan masyarakat. Siswa/siswi yang mempunyai karakter yang baik akan lebih mampu menghadapi tantangan kehidupan yang di alami nya dengan sikap positif. Mereka tidak hanya berfokus pada pencapaian akademis, tetapi juga mempunyai kesadaran sosial yang tinggi dan siap untuk berkontribusi kepada masyarakat sekitar. Selain itu juga, pendidikan karakter juga dapat membantu siswa/siswi untuk dapat mengembangkan  kecerdasan emosional, yang merupakan salah satu faktor penting dalam kesuksesan hidup. 

✓ Kesimpulan 

Pendidikan karakter sangat penting di era zaman sekarang, dimana pengaruh teknologi internet dan globalisasi yang dominan dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan adanya tantangan, pendidikan karakter juga harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mempunyai integritas moral yang kuat. Sehingga, siswa mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka dengan penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi. Sebagai guru, sekolah, dan lingkungan sosial mempunyai peranan penting dalam mendukungnya seberlangsungan pengembangan karakter siswa/siswi yang mereka akan menjadi pondasi bagi keberhasilan mereka dimasa depan yang akan datang. 

»»  Baca Selengkapnya...

ESSAY : PENTINGNYA KARAKTER DALAM KEHIDUPAN

 PENTINGNYA KARAKTER DALAM KEHIDUPAN 

Oleh : Saskia Alya Harvi

Karakter adalah sekumpulan kualitas yang menjadikan seseorang unik dan berbeda dari yang lain. Karakter merupakan faktor yang menentukan respons seseorang terhadap berbagai situasi dalam hidup. Karakter berperan penting dalam kehidupan karena membentuk interaksi dengan orang lain, pengambilan keputusan, dan kehidupan sehari-hari. Dalam esai ini, kita akan mengkaji konteks sejarah, tokoh-tokoh krusial, serta dampak pentingnya karakter dalam kehidupan dengan fokus pada sisi positif dan negatifnya. Sejarah menegaskan pentingnya karakter melalui berbagai filsuf, pemimpin agama, dan pemikir.  Pada zaman dahulu, filsuf Yunani Aristoteles meyakini bahwa karakter merupakan hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Dia percaya bahwa sifat-sifat karakter seperti kejujuran, keberanian, dan kebaikan penting untuk mencapai kehidupan yang bermartabat dan memuaskan. Demikian pula, dalam tradisi India, konsep dharma atau kewajiban moral menekankan pentingnya menumbuhkan karakter yang baik untuk menjalani kehidupan yang bermakna dan etis. 

Dalam era modern, pentingnya karakter dalam kehidupan telah diakui oleh banyak tokoh terkemuka dari berbagai latar belakang. Salah satu tokoh yang dimaksud adalah Mahatma Gandhi, pemimpin gerakan kemerdekaan non-kekerasan di India. Gandhi meyakini bahwa karakter adalah pondasi masyarakat yang kuat dan adil. Dia mendorong individu untuk membangun kualitas seperti kejujuran, kerendahan hati, dan kasih sayang.  Tokoh penting lain yang menekankan pentingnya karakter adalah Martin Luther King Jr., seorang pemimpin Amerika yang berjuang untuk hak-hak sipil. King menegaskan pentingnya individu memiliki kompas moral yang kuat dan memperjuangkan keadilan serta kesetaraan, tanpa memedulikan rintangan yang dihadapi. Karakter yang kuat memiliki efek positif penting dalam kehidupan individu dan masyarakat secara menyeluruh. Individu dengan karakter kuat lebih cenderung sukses dalam kehidupan pribadi dan profesional, karena mereka mampu membuat keputusan etis, membangun hubungan yang berarti, dan mengatasi tantangan dengan ketahanan dan integritas. Terlebih lagi, masyarakat yang terdiri dari individu dengan karakter baik cenderung menjadi damai, adil, dan sejahtera karena adanya kepercayaan dan kerjasama di antara mereka. 

Dampak Negatif Namun, pentingnya karakter dalam kehidupan juga bisa berdampak negatif jika tidak dipahami dan dipraktikkan dengan benar. Contoh: Individu tanpa karakter baik seperti kejujuran, rasa hormat, dan empati dapat merugikan diri dan orang lain. Selain itu, masyarakat yang lebih mengutamakan kesuksesan materi daripada integritas moral dapat memprioritaskan kepentingan pribadi dan persaingan dengan mengorbankan kasih sayang dan kebersamaan. Sebagai kesimpulan, pentingnya karakter dalam kehidupan tidak dapat dilebihlebihkan. Karakter adalah pondasi dari hubungan, keputusan, dan tujuan hidup kita. Dengan membangun karakter yang baik dan menghormati nilai etika, kita dapat hidup secara memuaskan dan bermakna, baik secara individu maupun bersama-sama. Seperti yang dikatakan Mahatma Gandhi, "Keyakinan Anda menjadi pikiran Anda, pikiran Anda menjadi kata-kata Anda, kata-kata Anda menjadi tindakan Anda, tindakan Anda menjadi kebiasaan Anda, kebiasaan Anda menjadi nilai-nilai Anda, nilai-nilai Anda menjadi takdir Anda." Mari kita berusaha untuk mengembangkan karakter yang baik dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip moral dalam semua aspek kehidupan kita.

»»  Baca Selengkapnya...

RESENSI BUKU: HIDUP APA ADANYA – Kim Suhyun

 Oleh : Alisiya Nur Inayah

Self-help book yang nyentuh hati & nyadarin kita buat 

hidup lebih jujur sama diri sendiri. 

Capek nggak sih, selalu ngerasa harus nurutin 

ekspektasi orang? 

Harus masuk kampus A, kerja di tempat keren, punya 

penampilan ideal—semuanya demi dinilai "berhasil". 

Nah, buku Hidup Apa Adanya ini hadir kayak temen 

baik yang ngomong, Hidup di tengah ekspektasi orang lain itu melelahkan. Harus masuk universitas favorit karena teman-teman juga ke sana, harus kerja di tempat keren biar dianggap sukses, bahkan harus mengubah penampilan demi pengakuan. Lama-lama, kita lupa gimana rasanya jadi diri sendiri. 

Buku Hidup Apa Adanya karya Kim Suhyun hadir sebagai pengingat yang lembut namun tegas. Lewat tulisan yang singkat, tajam, dan kadang sarkas, penulis mengajak pembaca untuk berhenti hidup demi validasi orang lain. Buku ini bukan cuma soal teori, tapi lebih ke refleksi harian yang sangat dekat dengan kehidupan banyak orang, terutama anak muda. 

Isinya dibagi ke dalam enam bagian, masing-masing seperti daftar hal yang bisa dilakukan agar hidup lebih ringan dan jujur. Mulai dari berdamai dengan diri sendiri dan “bayangan” kita (mengacu ke teori Carl Jung), berani hidup sebagai diri sendiri, menghadapi rasa cemas akibat sosial media, sampai cara membangun kehidupan sosial yang sehat. Setiap bagian disajikan dengan cerita pendek, ilustrasi menarik, dan sudut pandang yang menyenangkan. 

Gaya menulis Kim Suhyun sangat mudah dipahami. Ia tidak bertele-tele, dan justru itu yang membuat banyak kalimat di buku ini terasa menampar. Beberapa bagian bahkan seolah sedang menegur pembaca secara personal. Tapi itulah poin utamanya: kita memang butuh diingatkan untuk berhenti memaksakan diri menjadi versi orang lain. 

Yang membuat buku ini semakin menarik adalah ilustrasi lucu dan full color di setiap babnya. Selain itu, ada juga testimoni dari orang-orang yang merasa terbantu setelah membaca buku ini. Rasanya seperti membaca curhat orang lain yang ternyata isinya juga kita banget. 

Namun, ada sedikit kekurangan pada bagian terjemahan. Beberapa kalimat masih terasa kurang natural atau membingungkan. Tapi secara keseluruhan, buku ini tetap sangat layak dibaca. 

Kesimpulan: 

Hidup Apa Adanya adalah buku pengembangan diri yang ringan, jujur, dan sangat relevan.

Cocok dibaca siapa saja yang sedang merasa lelah dengan tuntutan sosial, ingin lebih mengenal diri sendiri, atau butuh waktu untuk berhenti sejenak dan bernafas lebih lega. 

Rating: 4.6 dari 5 

Buku ini bukan sekadar bacaan, tapi juga ajakan untuk pulang ke diri sendiri. Tidak menggurui, tapi menguatkan. Sangat direkomendasikan untuk pembaca muda yang ingin hidup lebih sadar dan bahagia.


»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : PECUNDANG

 PECUNDANG

Oleh: Hafidz Rizky 

Dalam orde penuh balas dendam 

Keringat mengucur dengan deras tak tertahan 

Kursi dan meja yang berterbangan 

Mengikat rasa amarah yang bersikap tegang 


Haus akan darah dengan api yang terus berkobar 

Meratapi langit merah dengan doa yang ditebarkan 

Nasib yang mengikat yang tak bisa dirubah 

Hanya menjadi ratapan seorang yang kotor 


Sedari kecil disuapi oleh agama 

Terjerumus neraka dalam bertambahnya usia 

Berapa gelas minuman yang kau tenggak? 

Hingga bercak hitam menodai hati yang dulu kau sucikan 


Dengarkan jeritan orang tuamu di neraka 

Sebab akibat kau yang terus mengagungkan dunia 

Demikian kau pun akhirnya menerima akibatnya 

Dalam dunia berbeda penuh jeritan dan dendam 

»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : Hening Nestapa Di Sudut Kota

 Hening Nestapa Di Sudut Kota 

by xqrhmnia 

Lembayung terasa hampa di ujung buana. 

Angin menyapa lirih menerpa wajah yang penuh nestapa. 

Hiruk pikuk kota metropolitan menjadi saksi kerasnya dunia. 

Langit yang dijunjung keharmonisan bersama tidak mampu memberikan upaya. 

Sudut-sudut kolong jembatan dipenuhi oleh tangis kelaparan. Tangisnya penuh dengan harapan akan sesuap makanan. 

Tiada hari mereka berupaya menyambung kehidupan. 

Tiada hari mereka memikirkan rupiah yang dielukan. 

Di setiap pinggir kota jalan, tatkala mereka bernyanyi sambil sesekali tertawa. Ditemani dengan senandung nada dan suara senar yang dipetik dengan seirama. 

Dibalik tawa tersimpan duka yang tak terucap kata. 

Sepasang netra mengintip dunia dari balik kardus seadanya. 

Tidak ada lukisan indah di dinding hidup mereka. 

Tidak ada dinding-dinding hangat di rumah impian mereka. 

Hanya ada goresan luka demi luka yang dibiarkan mengering begitu saja. 

Mereka tidak menuntut istana atau mahligai kemewahan. 

Mereka tidak menuntut pakaian yang dihiasi oleh pernak-pernik bak berlian. Mereka hanya butuh tempat berteduh dikala hujan jadi teman harian. Tidak ada siapa pun yang bertanya nama mereka. 

Tidak ada siapa pun yang mengenali mereka. 

Keberadaan mereka seolah seperti hanya bayang-bayang semata. Antara ada dan tiada. 

Transparan bak angin yang tidak terlihat mata. 

Namun dalam kegelapan mereka tetap menyala. 

Mereka tetap menyalak sumbu-sumbu kebahagiaan yang penuh suka cita. Mereka tetap bercerita tentang hal-hal kecil yang penuh gelak tawa.

Mereka berusaha untuk selalu menyalakan harapan dari bara semangat yang tersisa. Meskipun terpinggirkan dari tatanan dunia. 

Mereka tetap manusia yang berjiwa sebagai sang pemilik mimpi yang penuh makna.


»»  Baca Selengkapnya...

REVIEW FILM : SORE: Istri dari Masa Depan – Sebuah Refleksi Relasi dan Pilihan Hidup yang Tak Pernah Sederhana

 SORE: Istri dari Masa Depan – Sebuah Refleksi Relasi dan Pilihan Hidup yang Tak Pernah Sederhana

Film ini mungkin menjadi karya Yandy Laurens (penulis, sutradara) yang paling luas jangkauan interpretasinya di mata penonton, termasuk bagi saya sendiri. Sebagai penikmat SORE: Istri dari Masa Depan versi web series yang rilis tahun 2017, saya tentu antusias ketika mendengar kabar bahwa karya tersebut akan diadaptasi menjadi film panjang. Bukan sekadar karena nostalgia, tetapi karena cerita ini memang memiliki ruang renung yang dalam terutama bagi mereka yang sedang berada di persimpangan hidup, antara masa lalu yang belum sepenuhnya selesai dan masa depan yang belum benar-benar diyakini. Yandy Laurens sendiri dikenal sebagai sutradara yang tidak banyak bicara lewat dramatisasi visual, melainkan melalui kesenyapan adegan, kekuatan dialog, dan cara ia membiarkan karakternya tumbuh secara natural. SORE bukan film yang besar dalam skala produksi atau efek visual, tapi besar dalam skala makna dan emosi.Di tengah dominasi film-film romansa yang seringkali bersifat melodramatis atau klise, SORE hadir sebagai narasi reflektif yang mengajak penonton merenungkan konsekuensi dari pilihan hidup dan nilai komitmen dalam relasi. Review ini bukan hanya ingin menilai kualitas teknis film, tetapi lebih dari itu mencoba menangkap getaran perenungan yang ditawarkan film ini: tentang pilihan yang tampak kecil tapi berdampak besar, tentang cinta yang tidak selalu menyenangkan tapi perlu diperjuangkan, dan tentang hidup yang tak pernah sesederhana “hari ini” atau “nanti”. 

1. Sinopsis Singkat Film ini mengisahkan tokoh utama bernama Jonathan, pria muda urban yang menjalani kehidupan bebas, spontan, dan cenderung menolak komitmen dalam relasi. Suatu hari, seorang perempuan bernama Sore datang ke apartemennya dan mengaku sebagai istri Jonathan di masa depan. Kejadian itu memicu kebingungan dan penyangkalan. Namun, seiring berjalannya waktu, Sore menunjukkan bukti-bukti masa depan yang meyakinkan dan perlahan membentuk ikatan emosional dengan Jonathan. Film ini terbagi menjadi enam episode pendek, dan alur berkembang melalui percakapan harian, kilas balik, serta situasi-situasi yang membawa Jonathan pada perenungan terhadap masa depannya. Cerita tidak dibangun dengan ketegangan tinggi atau konflik besar, melainkan dengan kontemplasi yang mengandung keheningan, tanda tanya, dan harapan. 

2. Analisis Film 

a. Tema dan Gagasan Sentral Tema utama dari SORE adalah tentang kesadaran akan konsekuensi pilihan, terutama dalam konteks hubungan antarpribadi dan masa depan. Film ini menyampaikan gagasan bahwa setiap keputusan, sekecil apapun, akan membentuk jalan hidup seseorang. Lewat figur Sore, masa depan ditampilkan sebagai sesuatu yang hidup, bukan sebagai misteri semata, tetapi sebagai refleksi dari tindakan kita hari ini. Film ini juga menyinggung nilai komitmen emosional, yang dalam era relasi digital dan serba cepat saat ini mulai dianggap sebagai beban. Tokoh Jonathan mewakili tipikal pria modern yang merasa memiliki banyak pilihan, namun pada saat bersamaan mengalami kekosongan dan ketidakpastian eksistensial. Sementara itu, karakter Sore hadir sebagai representasi dari kemungkinan terbaik yang hanya bisa diraih melalui kedewasaan dan tanggung jawab emosional. 

b. Karakter dan Akting Dion Wiyoko membawakan karakter Jonathan dengan gestur dan ekspresi yang cukup realistis: ragu, sinis, namun menyimpan ketakutan akan kehilangan. Karakter ini tidak dibentuk secara hitam-putih, tetapi lebih sebagai manusia yang berada di persimpangan pilihan hidup. Sementara itu, Adinia Wirasti tampil sangat meyakinkan sebagai Sore: tenang, sabar, penuh empati, namun juga menyimpan luka batin dari masa depan yang belum tentu akan terwujud. Aktingnya berhasil membangun empati penonton. Interaksi keduanya menciptakan dinamika relasi yang hangat, dalam, dan bermakna. Chemistry yang dibangun tidak berbasis pada romansa klise, tetapi pada ketulusan dan rasa kehilangan yang perlahan dirasakan sepanjang cerita. 

c. Sinematografi dan Artistik Gaya visual SORE cenderung minimalis namun estetis. Banyak adegan dilakukan di dalam ruangan dengan cahaya matahari pagi atau senja yang menyimbolkan waktu dan perubahan. Pilihan warna hangat menciptakan kesan rumah dan keakraban, namun juga kontras dengan kesepian batin tokoh utama. Pengambilan gambar close-up dimanfaatkan untuk menggambarkan ekspresi batin tokoh, sedangkan penggunaan long take dan dialog panjang menunjukkan intensitas hubungan yang dibangun secara emosional, bukan instan. Estetika film ini tidak mencolok, tapi berhasil membangun suasana yang mendalam dan intim. 

d. Dialog dan Narasi Dialog dalam film ini adalah kekuatan utama. Kalimat-kalimat yang diucapkan Sore seringkali filosofis namun sederhana: “Kalau kamu tahu masa depan kamu buruk, apa kamu akan tetap menjalani hidup dengan cara yang sama?” Kalimat seperti ini membawa penonton kepada refleksi diri, bukan sekadar menonton cerita orang lain. Narasi yang dibangun juga menarik karena tidak bergantung pada konflik besar. Alur berjalan dengan ketenangan dan ruang sunyi, memungkinkan penonton mencerna setiap pilihan tokoh. Ini menunjukkan kematangan penulisan naskah dan kekonsistenan gaya bercerita Yandy Laurens. 

e. Musik dan Efek Suara Musik latar dalam film ini tidak dominan, namun justru memperkuat suasana batin tokoh. Beberapa lagu latar digunakan secara emosional pada titik-titik krusial, misalnya ketika Jonathan mulai mempertanyakan kehidupannya sendiri. Kehadiran efek suara dan keheningan di beberapa adegan memberi bobot emosional lebih kuat, menciptakan ruang kontemplatif. Penempatan musik tidak digunakan untuk menggiring emosi, melainkan sebagai amplifikasi suasana yang sudah dibentuk secara visual dan dialog. 

f. Penyutradaraan oleh Yandy Laurens Gaya penyutradaraan Yandy Laurens dikenal halus, tenang, dan fokus pada kedalaman karakter. Dalam SORE, Laurens tidak menggunakan efek fiksi ilmiah secara eksplisit, tetapi lebih menekankan pada aspek relasional dan moral dari perjalanan waktu. Ia membiarkan tokoh mengalami transformasi batin tanpa perlu penceritaan spektakuler. Pendekatan ini memperlihatkan bahwa narasi kuat tidak memerlukan kemewahan produksi, tetapi cukup dengan cerita yang tulus, penulisan naskah yang matang, serta akting yang jujur. Yandy Laurens menempatkan dirinya bukan sebagai sutradara yang mendominasi cerita, tetapi sebagai pengarah emosi yang menghormati ruang tumbuhnya karakter dan emosi penonton. 

3. Pesan Moral dan Relevansi Kontemporer Film SORE: Istri dari Masa Depan membawa pesan moral tentang pentingnya tanggung jawab dalam mencintai seseorang, serta keberanian untuk memilih dengan sadar. Dalam dunia di mana komitmen sering ditunda, dan hubungan diwarnai ketakutan akan masa depan, film ini menawarkan perenungan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari “memiliki segalanya”, tetapi dari keberanian untuk menjalaninya bersama seseorang dengan segala konsekuensinya. Relevansi film ini terasa kuat dalam konteks generasi milenial dan Gen Z yang kerap terjebak dalam krisis eksistensial, ketidakpastian arah hidup, dan gaya hidup yang sangat individualistis. Film ini menjadi semacam pengingat bahwa cinta dan relasi tidak hanya soal rasa, tetapi juga soal keputusan untuk bertumbuh dan berkomitmen. 

4. Kesimpulan SORE: Istri dari Masa Depan bukan sekadar kisah fiksi tentang waktu dan pernikahan, melainkan refleksi tentang hidup, pilihan, dan tanggung jawab emosional. Dengan narasi yang intim, visual yang hangat, dan dialog yang sarat makna, film ini menghadirkan pengalaman menonton yang tidak hanya menghibur tetapi juga menyentuh kesadaran diri. Sebagai karya Yandy Laurens, SORE mempertegas posisi Laurens sebagai sutradara yang piawai dalam membangun cerita-cerita sederhana yang kaya akan makna. Film ini sangat layak dijadikan bahan kajian dalam konteks pendidikan karakter, psikologi relasi, maupun kajian budaya populer. 

»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : AKU TAKUT, KABUT ASAP INI TIDAK AKAN PERNAH HILANG

 Aku takut, kabut asap ini tidak akan pernah hilang 

Oleh: Fitria Azhizah Hidayat

Entah sejak kapan kabut asap ini terus mengikutiku 

Menyelimuti tiap langkah yang ku ambil, merenggut dunia sekelilingku dengan tanpa sadar 

Taksirku mengatakan mungkin semenjak kau hembuskan kepadaku 

Bukan, ini bukan asap yang menyakitkan seperti yang kau kira 

Karena ku tahu kau juga tidak menyukainya bukan? 


Aku menyukai kabut asap ini, walau keberadaannya mengurangi jarak pandangku, membuat segalanya samar dan tak pasti 

Aku menyukainya, keberadaan kabut itu hangat dan lembut tak pernah menyakitkan, sama seperti dirimu  

Apa mungkin itu jelmaan dirimu? 

Entahlah...  

Aku tak tahu pasti, apakah ini benar atau hanya ilusi yang kubuat sendiri 

»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : KALA SENJA RESAH KAGUM

Kala Senja Resah Kagum

Oleh : Xera

Wahai engkau, wanita berwajah sejuk, Ada yang tak kupahami dari senyummu mengapa ia mampu meruntuhkan sunyi, dan menenangkan badai di dada?

Lesung pipimu...

bukan sekadar lekuk manis, melainkan lengkung keindahan yang seolah-olah dilukis dengan tangan Tuhan sendiri, saat langit sedang tersenyum.

Aku membeku dalam pandangan itu, bukan karena dingin, melainkan karena hangatmu terlalu lembut untuk disentuh logika.

Setiap kali aku menatapmu, seakan cahaya dari langit jatuh pelan ke bumi,

mengenakan wajahmu sebagai perantara keindahan-Nya.

Wahai engkau, yang diam-diam mengguncang sunyiku, aku tak mengerti...

mengapa bibirku kelu setiap kali kau hadir,

mengapa kata-kata mati sebelum sempat lahir?


Tuhan...


mungkinkah ini lukisan terindah-Mu?

Karena dalam dirimu,

aku melihat secercah senyum-Mu yang menjelma manusia.

»»  Baca Selengkapnya...

PUISI : LEMBUT TANPA SUARA

 “Lembut Tanpa Suara” 

Oleh: Mauli Jasmin Awwali  


Ada beberapa hal yang tak semesta izinkan melayang ke permukaan 

Bukan lantaran rahasia 

Melainkan terlalu berbahaya jika dilihat dengan rasa 


Sebuah rasa yang terbentuk dari gegabah 

Namun justru tumbuh perlahan di sela-sela sunyi yang tak terucap 

Tanpa perlu “pengakuan” 

Sebab tanpa itu pun, ia tak pernah benar-benar hilang 


Mungkin aku bukan yang lihai mengekspresikan 

Namun diamku tak berarti tiada 

Ada berbagai cara untuk hadir 

Dan aku memilih yang paling lembut 


Aku bukan menanti 

atau meminta petunjuk arah 

Aku hanya ingin kamu tetap menjadi dirimu 

Meski bukan aku yang menggenggam langkahmu 


Jika suatu saat semesta membuatmu merasa lelah 

dan dunia terasa tak bersahabat 

Aku berharap kamu masih tahu di mana tempat kembali 

meskipun aku yang berada di sana 


Perasaan ini tak perlu diumumkan 

Ia tahu sendiri bagaimana caranya bertahan 

meski di dalam sunyi yang tak pernah kau baca dengan lantang 


»»  Baca Selengkapnya...

Sunday, December 14, 2025

PUISI : SATVA

SATVA

Karya : Manda Risdianti

Dikala sunyi diwajibkan 

bergerak pun di bungkam 

sang shanti bermuka dua 

tanah air pun di pertaruhkan


Satva pun dilahirkan 

anugraha menyongsong di balik layar 

Satva...

diam bagai bisu

bergerak mangalahkan cahaya


Harapan sebesar biji selasih 

keajaiban seakan sirna 

tindakan tak ternilai harganya 

rebut kembali sang shanti 

walau naraka akan menanti


Tapi kini perjuangan telah usai 

Kemenangan telah diraih 

Kebanggaan telah lahir 

Dari perjuangan yang tak kenal lelah 

Dari semangat yang tak pernah pudar 

Dari hati yang tak pernah menyerah


Sang shanti kini telah kembali 

Tanah air telah selamat 

Satva telah menemukan jati dirinya 

Anugraha telah menjadi kenyataan

Perjuangan telah membawa kebanggaan 

Dan kemenangan telah menjadi milik kita

»»  Baca Selengkapnya...