Wednesday, June 29, 2022

Hidup Minimalis Sumber Bahagia

 Hidup Minimalis Sumber Bahagia

Karya: Alfa Dhila Alfiatiningrum

    Pandemi corona yang hadir di Indonesia pada tahun 2020 lalu, membuat kegiatan sehari- hari kita berubah. Dimana, hampir seluruh aktivitas kita lakukan dari rumah. Ini jelas menimbulkan kejenuhan sebab kita tidak terbiasa. Tetapi, seiring berjalannya waktu, adanya pandemi ini ada sebagian masyarakat yang menjadi lebih konsumtif. Mereka melampaiaskan kejenuhannya dengan berbelanja berbagai macam barang  di online shop dan hal itu menimbulkan rasa bahagia untuk mereka.

    Namun, ada sebagian masyarakat yang justru mulai perhatian pada sekitarnya, seperti salah satu contohnya ialah dengan kondisi kamar mereka yang ternyata memiliki banyak barang, dan baru menyadari bahwa barang – barang tersebut itu tidak semua diperlukan. Dengan adanya hal ini, mari kita membahas hidup minimalis. Menurut Fumio Sasaki dalam bukunya goodbye things hidup minimalis ala orang Jepang, minimalis adalah seseorang yang benar-benar mengetahui apa yang penting bagi dirinya sendiri dan tetap mempertahankan hal-hal tersebut untuk dirinya ( https://satupersen.net/blog/filosofi-minimalism-mengapa-penting-untuk-milenial ).

    Hidup minimalis ini mengajarkan kita bahwa untuk mendahulukan prioritas dan melihat ke masa depan. Karena di zaman sekarang yang hadir dengan segala kemudahannya, seringkali kita membeli barang hanya karena bentuknya lucu, sedang ada diskon besar-besaran sehingga berpikir untuk membelinya terlebih dahulu baru dipikirkan akan di apakan setelahnya dan hal ini  berujung  hanya akan menumpuk di kamar / ruangan saja. Tentu saja, barang-barang tersebut akan memenuhi ruang yang ada di kamar dan tak jarang mempengaruhi kondisi psikis kita karena melihat kamar kita itu sumpek

Maka dari itu, ada baiknya kita mulai menerapkan filosofi minimalism dalam hidup seperti :

  1. Mulai untuk berani membuang barang- barang yang memang jarang sekali digunakan atau sudah lama sekali barang itu hanya tersimpan hingga kita baru menyadari bahwa bentuknya pun memang sudah layak untuk dibuang. Mengapa saya katakan hal ini, karena sebagian orang ada yang sulit untuk melepaskannya karena barang itu ada kenangan tersendiri untuk mereka. 

  2. Kemudian, bisa memberikan barang- barang  yang kita miliki kepada orang lain / membutuhkan dengan cara disumbangkan ataupun bisa juga diadakan preloved. Karena kalau kita perhatikan, di sosial media sekarang sudah mulai banyak orang hal tersebut. Barang – barang yang dimaksud disini seperti pakaian yang sudah tidak muat, pakaian yang kita memiliki beberapa model baju seperti itu (sama), dan masih banyak lagi. 

  3. Lalu, baru simpan barang -  barang kita yang masih bisa digunakan di masa depan. 

Dengan cara – cara diatas itu akan menghadirkan beberapa manfaat bagi diri kita sendiri, seperti :

  1. Pikiran kita menjadi tenang, sebab di kamar tersisa lebih banyak ruang dan hal itu membuat kita menjadi nyaman.

  2. Kita menjadi pribadi yang bergerak cepat. Karena kita sudah mengetahui letak- letak barang kita dimana saja.

  3. Hidup kita menjadi lebih bahagia karena untuk memilih barang – barang yang sudah lama ada di dekat kita dan kemudian memutuskan untuk membuang/ menjualnya itu tidak mudah, tetapi kita berhasil melakukannya, dengan begitu kita menjadi pribadi yang jauh lebih bijaksana dalam membeli / menggunakan barang,  dan menjadi pribadi yang bisa bermanfaat untuk sekitarnya.

    Dengan demikian, pembahasan tentang hidup minimalis berakhir. Diharapkan untuk para pembaca bisa mencari tahu info lebih lanjut mengenai gaya hidup minimalis ini, karena aspek minimalism ini sangat luas / bisa diterapkan di segala aspek kehidupan. Karena, memang minimalism ini mengajarkan kita untuk berperilaku dengan tidak berlebihan dan menyadari prioritas yang ada di hidup kita.

Sumber :

Kusuma, A. C. G. (2022, Februari 23). Filosofi Minimalis, Mengapa Penting untuk Milenial? Satu Persen. Diakses pada 21 Mei, 2022, dari  https://satupersen.net/blog/filosofi-minimalism-mengapa-penting-untuk-milenial 



1 comment: