Dia Hanya Sahabat
Karya: Noval Helmi Aji
Banyak yang bilang jika laki-laki dan perempuan tidak bisa bersahabat, karena pasti salah
satunya akan ada perasaan yang menginginkan lebih dari sekedar sahabat. Semua itu benar,
seperti yang dialami remaja kelas 2 SMA ini, Dion namanya. Dia sudah memendam
perasaannya itu satu tahun belakangan ini pada bestie nya, sebutan sahabat jaman sekarang.
Icha Rahmadini perempuan yang sudah membuat Dion menjatuhkan hati kepadanya,dan hari
ini Dion sudah merencanakan untuk menyatakan pesanannya pada icha.
*****
Setelah bel pelajaran terakhir berbunyi Dion segera menghampiri Icha yang duduk di meja
depan dekat pintu kelas. Memang mereka seperti ditakdirkan untuk selalu bersama, sejak SD,
SMP sampai SMA mereka satu sekolah bahkan dapat kelas yang sama. Rencananya Dion akan
mengajak Icha ke cafe tempat biasanya mereka membuat tugas sekolah.
“Oy ca nanti tempat biasa yuk”kata Dion datang sambil mengagetkan.
Icha sedikit terkejut karena nya“mau ngapain kesana? “. “kita kan gak ada PR don”sambung
Icha.
“Hang out aja ca, emang harus banget ke sana kalo ada PR doang. Lagian kamu gak bosen
sekolah mulu? ”tanya Dion seenaknya.
“otak kamu udah dijual don? Kamu doang yang bilang bosen sekolah “kata Icha sambil
memukul kepala Dion dengan penggaris.
“Udah aja yuk, aku yang traktir nanti”kata Dion sambil membuat pose momohon didepan Icha.
Icha sedikit menghela nafas”iya deh Dion bestie ku yang paling-paling “jawab Icha dengan
senyum terpaksa.
Akhirnya Dion berhasil membujuk Icha walaupun dengan paksaan dan iming-iming traktiran.
Dion bergegas keparkiran untuk mengambil motornya dan mereka berdua lalu pergi ke cafe.
*****
Setelah sampai di cafe tempat biasa, mereka kemudian masuk dan duduk ditempat yang agak
sepi dari pengunjung. Dion mengajak Icha naik ke lantai 3 cafe karena biasanya tempat itu
tidak terlalu ramai dan karena Dion juga sudah merencanakan sesuatu disana. Dion meminta
tolong pada Gibran temannya untuk duluan ke cafe memesan tempat dan persiapan lainnya.
Setelah mereka duduk ditempat yang sudah dipesan, makanan langsung datang dibawakan
pelayanan disana. Icha merasa heran melihat hal tersebut.
“kita belum pesan kok udah dibawain aja makanannya don? “tanya Icha.
“tapi ini makanan kesukaan kamu kan ca? “.
”iya sih ini makanan favorit aku, tapi kenapa bisa sudah diantar padahal belum pesan”.
Dion tertawa pelan melihat wajah Icha kebingungan “aku yang pesenin, tadi aku minta tolong
Gibran buat pesan tempat dan makanan ini”.
Icha mencubit pelan tangan dion “puas kamu ketawain nya” kata Icha dengan muka kesal.
“Terus mana Gibrannya? “sambung Icha.
“Gak usah dipikirin, udah pulang dia”jawab Dion.
“Ih kamu nyuruh Gibran buat pesan tempat doang, jahat banget”kata Icha.
“Dia mybrother,kita itu udah kayak sodara jadi saling bantu”balas Dion.
“Gibran juga sahabat aku, kamu, Jani sama Ayu kita sahabatan udah kayak keluarga.
Nanti bilang makasih sama Gibran loh”kata Icha tegas.
Belum juga sempat menyatakan perasaan nya Dion sudah diberi kata-kata seperti itu “sudah
kayak keluarga “membuat hati Dion sedikit gusar. Namun dia memantapkan lagi tujuan nya
untuk menyatakan perasaan pada Icha hari ini, tanpa ragu dan tak mau menunggu lagi.
Kemudian Icha melihat hidangan yang tadi dibawakan pelayan,dia menemukan sepucuk kertas
lalu dia membukanya dan memperlihatkan pada Dion. “liat deh don aku dapet surat” membuka
kertas lalu membacanya lantang“Aku mau ngomong serius kekamu,Dion“Dibawah nya tertulis
Dion.
Icha langsung menatap Dion” Ini dari kamu don?”tanya Icha.
Setelah itu ada orang yang melewati meja Dion dan Icha kemudian meletakkan setangkai bunga
mawar merah yang telah rapih bungkusnya di meja Dion lalu berlalu pergi, orang itu tidak lain
yaitu Gibran yang menyamar memakai hoodie dan masker.
“Icha aku mau ngomong serius ke kamu”kata Dion dengan ekpresi tajam.
“aku suka sama kamu ca,kamu mau menjalin hubungan dengan ku? “kata Dion sambil
menyodorkan setangkai mawar itu pada icha. Akhirnya Dion berhasil mengungkapkan
perasaan nya.
“Don kita memang menjalin hubungan, kita sahabatan kamu bestie ku yang terbaik”kata Icha
sambil menolak halus bunga yang diberikan Dion.
“Bukan sebagai sahabat, aku suka sama kamu, aku mau kita pacaran ca”jawab Dion.
“Kamu serius don ngomong gitu? “balas Icha.
“Aku serius”kata Dion lugas.
“don aku gak mau ngerusak persahabatan kita, aku butuh kamu jadi sahabat aku bukan jadi
pacar aku”jelas Icha pada Dion. “lagipun kamu datang disaat yang tidak tepat, aku suka sama
orang lain. Tadinya aku mau minta saran sama kamu setelah pulang dari café,tapi aku terkejut
ternyata kamu nembak aku.Maafin aku don”sambung Icha lagi.
Suasana menjadi hening sejenak tidak ada sepatah katapun dari mereka berdua. Dion saat itu
masih terdiam membisu mendengar Icha yang bicara sendiri jika dia menyukai orang lain.
Hatinya seakan-akan dihancurkan, lenyap seketika hanya meninggalkan serpihan saking tidak
percayanya dengan perkataan perempuan yang selama ini membuat nya jatuh cinta. Tidak mau
terlihat lemah Dion pun memaksakan diri untuk angkat bicara duluan memecah hening itu.
“Ternyata kamu punya orang yang kamu suka ca,kok kamu gak pernah cerita sih kalo lagi suka
sama orang lain, biasanya kamu selalu ceritain duluan ke aku”kata Dion sambil berusaha kuat.
“Sebenarnya aku malu don, ini pertama kalinya aku suka sama orang “jawab icha. “Aku juga
belum bilang ke Jani sama Ayu”sambung icha lagi.
Dion membisu lagi, dia kehabisan kata untuk membalas perkataan Icha. Dia sangat tidak
percaya dengan semua yang terjadi ini. Pikirannya sudah bercampur aduk dengan perasaan nya
yang gundah gulana. Terlihat jelas ekpresi muka Dion yang sangat kaget. Kemudian icha yang
menangkap semua suasana itu memutuskan untuk memilih pulang saja, sebelum beranjak pergi
dia berkata“don aku gak mau kehilangan persahabatan kita, tidak mudah mendapatkan sahabat
seperti kamu, jani, ayu sama gibran. Aku sangat menyukai persahabatan kita. Aku pulang
duluan don,kapan-kapan aja kamu traktir aku lagi”kata Icha sambil berdiri pergi.
“aku antar ca”Dion masih berusaha kuat.
“Gak usah don, rumahku deket dari sini aku juga mau hilangin suasana canggung kita”kata
Icha sambil berlalu pergi menjauh.
Dion hanya menatap punggung Icha yang semakin lama semakin menjauh dan hilang. Dia
kemudian duduk lagi di bangkunya sambil menarik nafas panjang. Tatapan matanya sedikit
kosong, dia menoleh keluar jendela melihat pemandangan untuk mengalihkan pikiran nya.
Kemudian Gibran yang sedaritadi melihat dari kejauhan menghampiri Dion, melepas hoodie
dan maskernya. Walaupun melihat dari kejauhan dia mengerti suasana yang terjadi saat ini.
“Gua bilang juga jangan nyatain, sakit sendiri kan ditolak gini”kata Gibran sambil duduk di
bangku Icha tadi.
“Gak papa bro, setidaknya gua lebih lega udah nyatain perasaan gua”
“Gua tebak alasan lu ditolak udah pasti gak bisa dibantah lagi karena Icha yang mau merubah
persahabatannya sama lu”
“Itu cuma salah satu alasannya aja, alasan terbesar nya Icha udah punya cowok yang dia suka”
Gibran menyikap tangannya lalu bersandar di bangku“Icha melihat lu hanya sebatas sahabat
dan juga kita berlima udah lama bersahabat dari SMP jadi gak gampang bro”
“Tapi rasanya tetap gak enak pas dia bilang suka sama orang lain”kata Dion sambil mendongak
keatas melihat langit langit cafe.
“Icha anaknya paling polos diantara Jani sama Ayu. Dia selalu jujur sama kita semua lu harus
maklum bro”
“Ya lu bener seharusnya gue melihatnya hanya sebagai sahabat”Balas Dion dengan nada suara
lesu.
Gibran berusaha mengalihkan pikiran Dion supaya tidak terlarut kesedihan. Kemudian dia
mengajak Dion pergi dari cafe itu ke tempat lain supaya Dion bisa sejenak melupakan
kesedihannya.
No comments:
Post a Comment