Cinta Dibalik Dinginnya Dinding Gereja
Karya: Rosnafisah Setyani
TEMA : Cinta Yang Tak Sampai
KARAKTER :
Yatim Piatu
Usia 20 tahun
Ambisius
Keras kepala
TUJUAN : Ingin menikahi pengasuhnya (biarawati)
HAMBATAN : Tidak bisa dinikahi (karena biarawati) dan Saka tidak tahu biarawati tersebut adalah kakak kandungnya sendiri.
PREMIS :
Saka ingin menikahi pengasuhnya yang bersamanya selama ini namun pengasuhnya adalah seorang biarawati yang merupakan kakak kandung Saka
SINOPSIS PENDEK:
Saka seorang anak yatim piatu yang dibesarkan dalam sebuah gereja dan diasuh oleh Lara sang biarawati yang cantik. Saka bersikukuh untuk bisa menikahi Lara dengan cara apapun, sampai akhirnya Lara luluh dengan Saka untuk melanggar aturan gereja. Ketika Saka dan Lara ingin menikah, ternyata Pendeta Budi memberitahukan fakta yang menarik yaitu Saka dan Lara adalah kakak beradik.
SINOPSIS PANJANG:
Saka adalah salah satu anak yatim piatu yang dirawat di gereja dari umurnya 5 tahun sampai sekarang yang umurnya 20 tahun. Saka dirawat dengan baik oleh Lara yang seorang biarawati cantik. Kegiatan gereja selalu dilakukan setiap harinya yaitu ibadah pagi setelah itu sarapan dilanjutkan dengan belajar al kitab makan siang, tidur siang, ibadah sore, bermain, berdoa malam, makan malam dan yang terakhir tidur. Kegiatan yang tidak pernah berubah, tapi seiring berjalannya waktu perasaan Saka berubah. Saka yang hanya melihat Lara yang sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri kini berubah. Saka menyukai Lara, semakin lama cinta itu makin berkembang.
Walau saka sudah mengetahui bahwa Saka tidak bisa menikah dengan Lara tapi Saka yang keras kepala mempunyai banyak akal. ia memasuki ruang biarawati diam-diam saat Lara sedang sendiri. Saka merayu Lara, tangan Saka memegang pundak Lara mendekatinya perlahan lalu menciumnya. Sunyi itulah yang terjadi saat itu, lara ingin melepaskannya namun sangat sulit sampai akhirnya Lara berhasil terbebas dari Saka. Sejak saat itu, Lara mempunyai perasaan kepada Saka. Semakin lama semakin tumbuh rasa cinta dalam diri Lara. Saka dengan sifat ambisiusnya bertekad untuk menikahi Lara. Banyak pertentangan yang harus dilanggar oleh Saka. Hingga akhirnya Saka bisa memikat hati Lara untuk menikah denganya. namun, Pendeta Budi yang mengetahui hal tersebut merasa sedih dan memberitahu kebenaran yang belum diketahui oleh Saka maupun Lara.
Pendeta Budi menyuruh Saka dan Lara untuk ke ruangannya sebelum mereka benar-benar memutuskan untuk menikah. Pendeta Budi menunjukan foto keluarga yang dimana foto keluarga itu adalah keluarga Saka dan Lara dan memebritahu jika Saka dan Lara adalah kakak beradik.
BABAK 1
Adegan 1
Saka melihat Lara dari dalam jendela gereja sambal tersenyum malu
Adegan 2
Saka menghampiri Lara yang sedang berada di taman
Saka
“Selamat pagi Bu Lara, apa kabarnya bu?” (tersenyum malu)
Lara
“Puji Tuhan saya baik. Ayo Saka kita masuk ke gereja, ibadah pagi akan segera dimulai”
Saka
“Baik, bu” (Saka dan Lara berjalan Bersama menuju gereja)
Adegan 3
Ibadah pagi dengan hikmat, seluruh jamaah khusyuk berdoa
Adegan 4
Para Biarawati mempersiapkan makanan untuk sarapan
Para Yatim membantu menyiapkan meja makan
Saka
“Sini Bu saya bantu” (mengambil piring dari tangan Lara
Lara
“Terima kasih Saka” (tersenyum, sambil memberikan piring yang ada ditangannya)
Adegan 5
Saka selalu memerhatikan Lara sampai sarapan pun selesai
Para biarawati dan para Yatim membersihkan meja makan setelah selesai sarapan
Adegan 6
Para Yatim menuju ke kelas al-kitab bersama-sama
Saka
“Hey,gue ke kamar mandi dulu ya” (menepuk pundak Andi)
Andi
“Yaudah sana cepet ya, nanti telat loh. Sekarang pendeta Bayu yang ngajar”
Saka
“Iya iya ini cepet kok”
Adegan 7
Saka berlari ke kamar mandi
Setelah selesai dari kamar mandi, Saka melihat Lara yang sedang membaca al-kitab dengan suara merdu di samping bilik jendela
Saka terpanah dengan keindahan suara Lara, ia melamun
Ayu
“kamu ngapain kok melamun, Saka?” (menepuk Pundak Saka)
Saka
“eh i iya Bu” (kaget, sambil terbata-bata)
Ayu
“yaudah sana masuk kelas, Pendeta Bayu udah ada di kelas loh”
Saka
“iya Bu” (menundukkan kepala, bergegas pergi)
Adegan 8
Para Yatim mempelajari al-kitab dengan khusyuk
Adegan 9
Pendeta Bayu bertanya tentang cerita yang ada di al-kitab kepada Para Yatim
Bayu
“Saka, dalam al kitab Yosua telah berjanji untuk melindungi Gibeon jadi dia memimpin pasukan dan mengalahkan berapa raja Saka?”
Saka
(terdiam, melihat keluar dengan tatapan kosong)
Bayu
“Saka!” (suara lantang)
Saka
“i iya pendeta”(kaget, sambil terbata-bata)
Bayu
“Saka, kamu ini kenapa melamun terus. Tidak memerhatikan saya ya dari tadi?”
Saka
“saya memerhatikan kok pendeta Bayu” (dengan suara yang ragu-ragu)
Bayu
“oh ya? Kalau iya coba tadi saya tanya apa sama kamu?”
Saka
(terdiam)
Bayu
“tuh kan kamu aja diam. Kamu ke ruangan saya nanti”
Saka
“baik pendeta”
Adegan 10
Kelas selesai. Para Yatim menuju ke kamar masing-masing untuk tidur siang.
Adegan 11
Saka menuju ruangan pendeta Bayu
Saka
“selamat siang pendeta”(membuka pintu secara perlahan)
Bayu
“siang, duduk kamu situ” (menunjuk kearah kursi yang ada di depan meja kerjanya)
Saka
(menarik kursi, duduk secara perlahan)
Bayu
“akhir-akhir ini saya lihat kamu sering memerhatikan Lara ya?”
Saka
“enggak kok, kapan saya perhatiin Bu Lara?” (kaget)
Bayu
“jangan bohong kamu, saya peringatkan sama kamu ya Saka. Lara adalah seorang biarawati, dia yang sudah merawat kamu. Jadi jangan harap jika kamu suka sama dia, dia akan suka sama kamu. Percuma aja saka, percuma”
Saka
“saya gak ada perasaan apa-apa kok sama Bu Lara”
Bayu
“bagus kalau gitu, sampai kamu suka sama Lara dan kamu macam-macam dengan dia. Kamu akan berurusan dengan saya. Ingat itu!” (dengan nada mengancam)
Saka
“iya pendeta Bayu”
Bayu
“yasudah, kamu bisa pergi. Kamu jangan ceritakan ini kepada siapa pun”
Saka
“baik pendeta Bayu”
Bayu
“satu lagi, saya gak mau kamu seperti tadi didalam kelas. Smapai kamu berbuat seperti itu lagi, saya akan menghukum kamu.” (dengan tegas)
Saka
(menundukkan kepala dan pergi dari ruangan pendeta Bayu)
Adegan 12
Saka kembali dengan wajah yang sedih. Lara melihat Saka keluar dari ruangan pendeta Bayu
Lara
“kamu kenapa Saka?” (menghampiri Saka)
Saka
“gapapa bu” (nada pelan)
Lara
“beneran gapapa?” (dengan nada penuh kecurigaan)
Saka
“iya bu saya gapapa. Saya ke kamar dulu ya bu. Permisi” (meninggalkan Lara)
Adegan 13
Para Yatim bergantian untuk mandi. Setelah itu bersiap-siap untuk ibadah sore
Adegan 14
Saka tidak khusyuk dalam ibadah kali ini. Ia selalu terpikirkan kata-kata pendeta Bayu. Saka menjadi sedih
Adegan 15
setelah ibadah sore, Para Yatim dibebaskan untuk melakukan kegiatannya masing-masing. Ada yang bermain, membaca buku dan ada yang hanya duduk-duduk sambil berbincang santai dengan Para Yatim lainnya.
Adegan 16
Saka hanya terdiam dipinggir taman
Andi
“lu kenapa ka?” (menghampiri Saka dan duduk disebelahnya)
Saka
“kayaknya pendeta Budi udah tau deh gue suka sama Bu Lara” (dengan nada sedih)
Andi
“ya lagian lu juga sih pakai acara suka sama biarawati. Udah tau itu biarawati, cinta lu itu gak bakal bisa terbalas Saka”
Saka
“ya namanya cinta, kalau hati gue bisa ikutin logika gue ya gak masalah nah ini. Pokonya gue harus bisa dapetin Bu Lara bagaimana pun juga caranya” (mengepalkan tangan)
Andi
“ye batu lu dibilangin juga” (menepak kepala Saka)
Saka
“ih kok lu nepak pala gue” (menepak pala Andi)
Andi dan Saka bercanda satu sama lain. Mereka tak sadar jika mereka sedang diperhatikan oleh Lara dari kejauhan.
BABAK 2
Setiap ada kesempatan untuk bisa dekat dengan Lara, Saka akan memanfaatkan waktu itu sebaik mungkin. Sampai akhirnya…
Adegan 17
Saat semua orang sedang teridur, Saka diam-diam menghampiri kamar Lara. Lara masih membersihkan dirinya dan siap-siap untuk pergi tidur. Namun tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarnya.
Adegan 18
Saka membuka pintu kamar Lara secara perlahan, dan menutupnya kembali
Adegan 19
Lara
“kamu ngapain kesini malam-malam Saka?” (langsung berdiri, kaget dan ketakutan)
Saka
“maaf Bu. Saya tahu saya gak sopan. Tapi bisakah ibu dengarin saya dulu?” (perlahan menghampiri Lara)
Lara
“cepat, kamu mau apa. Cukup Saka jangan mendekat lagi” (melangkah mundur)
Saka
“bu,saya suka sama ibu. Ibu bisa bilang saya bodoh, saya gila, saya stress atau apapun itu. Tapi bu, saya benar-benar menyukai ibu”
Lara
“jangan bercanda ya kamu Saka. Saka tolong pergi dari sini. Saya akan teriak kalau kamu mendekat lagi” (menunjuk Saka dengan mengamcam)
Saka
“Bu, tolong. Dengarkan saya. Saya sangat tulus mencintai Ibu” (perlahan memegang Pundak Lara)
Lara
“Saka, lepaskan!” (menyingkirkan tangan Saka)
Saka
(mencium bibir Lara)
Lara
(mencoba melepaskan diri dari Saka)
Saka
(menghentikan ciumannya dan melepaskan tangannya)
Lara
“cukup Saka, pergi kamu dari sini”
Saka
“saya akan pergi bu. Tapi ibu harus tahu satu hal yang pasti saya mencitai ibu dengan tulus.” (dengan nada lembut)
Lara
“pergi Saka pergi” (menunjuk kearah pintu)
Saka
“maafkan saya bu, saya akan pergi” (meninggalkan Lara)
Adegan 20
Para Yatim dan para Biarawati memasuki gereja untuk ibadah
Adegan 21
Saka melihat-lihat mencari Lara di dalam gereja. Namun ia tidak menemukannya
Adegan 22
Setelah ibadah selesai, Para Yatim menuju ruang makan. Saka menghampiri Ayu yang sedang menyiapkan makanan
Saka
“Bu Lara kemana bu?” (menghampiri Ayu)
Ayu
“oh Lara, dia sakit. Ada apa ya Saka?”
Saka
“gapapa bu”
Adegan 23
Di kamar Lara
Lara
“saya benar-benar menyukai Saka, Pendeta”
Bayu
“saya tahu, tapi percuma Lara. Apakah kamu mau keluar menjadi biarawati? Apakah kamu mau mendapatkan dosa karena sumpah yang sudah kau ucapkan?
Lara
“saya tahu ini tak mungkin. Tapi..”
Bayu
“jangan banyak alasan kamu. Ikuti aturannya. Lawan perasaan itu”
BABAK 3
Lara memendam perasaan kepada Saka selama ini. Tetapi ia hanya cerita kepada pendeta Bayu. Selam ini Lara terus memerhatikan Saka dari kejauhan. Ia sering termenung Ketika mengingat Saka.
Adegan 24
Saka
“bu, maafkan perbuatan saya yang kemarin malam bu”
Lara
“iya saya maafkan”
Saka
“maaf, bu. Ibu maafin saya kan? Saya tahu bu ini salah tapi…”
Lara
“saya juga menyukaimu Saka” (memotong perkataan Saka)
Saka
(terdiam)
Lara
(pergi meninggalkan Saka)
Saka
(terdiam)
Adegan 25
Saka mengejar Lara yang sudah pergi menjauh
Saka
“ibu mau gak menikah dengan saya? Saya tahu ini gila. Tapi ibu tahu kan saya dan ibu sama-sama saling menyukai. Lebih baik jika kita menikah kan bu?”
Lara
“tapi saya ini seorang biarawati Saka. Tidak mungkin saya untuk menikah”
Saka
“kenapa bu? Ibu bisa kan keluar dari biarawati. Dari pada ibu harus merasakan penderitaan cinta ibu kepada saya seumur hidup ibu”
Adegan 26
Pendeta Budi datang menghampiri Saka dan Lara
Budi
“mau apa kalian sekarang?”
Saka
“menikah” (dengan cepat)
Budi
“kalian yakin? Jika itu mau kalian, ayo ikut saya ke ruangan saya”
Adegan 27
Di ruang pendeta Budi
Budi
“sebelum kalian benar-benar ingin menikah kalian harus tahu satu hal (menunjukan foto keluarga). Ini keluarga kalian. Ini kamu Lara dan ini kamu Saka (menunjuk seorang anak kecil dan anak bayi). Kalian adik kakak”
Saka dan Lara
“apa?” (kaget)
Budi
“itulah alasan mengapa saya melarang kalian saling mencintai secara berlebih. Alasan utama saya adalah karena kalian kakak adik”
Keren 😭
ReplyDeletekerennn sekaliii
ReplyDelete