Bonbon dan Kebaikan Hati Doli
Karya: Suci Kemala Putri
Alkisah di sebuah kota peri bernama Zendland, hiduplah seorang peternak domba
bernama Rori namun ia mendapatkan julukan dari penduduk Zendland Bonbon. Hal itu
dikarenakan badannya yang besar seperti gajah. Bonbon tidak semata mata memiliki fisik
seperti itu, ia mendapatkan kutukan dari peri pohon dikarenakan domba-dombanya sudah
memakan banyak dedaunan di wilayah peri pohon tanpa izin. Bonbon dikutuk menjadi besar
dan buruk rupa sampai ia bisa menyelesaikan ujian untuk mematahkan kutukan tersebut.
Bonbon dikenal memiliki watak yang angkuh dan juga merasa paling benar, bahkan
saat bersalah pun ia tidak mau mengakui kesalahannya. Karena kutukan tersebut Bonbon mulai
hidup terpisah dari penduduk Zendland, ia dikucilkan karena fisik dan rupanya yang buruk.
Karena tidak tahan akan keadaan yang seperti itu, Bonbon mendatangi peri pohon dan bertanya
cara mematahkan kutukan tersebut.
“Wahai peri pohon yang baik, aku mengakui diriku bersalah tolong bagaimana cara
mematahkan kutukan ini?”. Peri pohon yang mendengarkan nada memohon dari Bonbon mulai
merasa iba.
“Bonbon jika kamu ingin terlepas dari kutukan tersebut. Kamu harus mulai memperbaiki sikap
mulai dari sekarang”
“Meperbaiki sikap?,memang apa yang salah dengan sikap ku?”.
“Itulah sikapmu! angkuh dan tidak mau mengakui kesalahan. Kamu sangatlah egois dan hanya
mementingkan diri sendiri. Sudah sepantasnya kamu dikutuk seperti ini”. Peri pohon dengan
nada marah.
“Tega sekali kamu mengatakan hal seperti itu, Mengapa semua penduduk di Zendland berkata
begitu?”.
“Coba tanyakan pada dirimu sendiri, jika kamu tidak merubah sikapmu maka kutukan ini akan
abadi selama-lamanya!”.
Bonbon yang mendengarkan ucapan peri pohon sangatlah marah dan juga sedih.
Perlahan-lahan ia berlalu pergi kembali ke rumahnya. Di dalam rumah Bonbon mulai
merenungkan sikap-nya selama ini. Pada akhirnya ia mulai tertidur. Dalam tidurnya ia
bermimpi buruk tentang penduduk Zendland. Akibat mimpi buruk tersebut Bonbon terbangun
dan merasa ketakutan.
“Bagaimana jika mimpiku ini menjadi kenyataan?”.
Bonbon yang sudah tidak bisa tertidur kembali, perlahan-lahan keluar dari dalam
rumah. Ia ingin mencari udara segar diluar rumah dan melihat keadaan domba-domba. Saat ia
membuka pintu udara dingin dari luar menjalar di seluruh tubuhnya, ia merapatkan mantel lalu
perlahan-lahan keluar menuju kandang domba. Sesampainya di kandang domba ia terkejud
melihat domba-dombanya sudah menghilang. Dengan wajah panik ia berlari ke tengah kota
untuk mencari domba-domba.
“Tolong..tolong...penduduk Zendland, domba-dombaku hilang! Tolong aku..!”.
Penduduk Zendland yang mendengar terikan Bonbon mulai mendatanginya dengan
wajah kesal.
“Hei..Bonbon pahamkah kamu ini masih malam, kami butuh istirahat untuk kembali berkerja
di esok pagi!”
“Tidak bisakah kamu tidak membuat masalah di malam hari.”
“Jangan mengganggu kami”.
Dan masih banyak amarah yang penduduk Zendland ucapkan kepada Bonbon. Saat
mendengar ucapan kasar para penduduk Bonbon menatap marah lalu tanpa bisa menahannya
lagi ia mengangkat rumah salah satu peri dan melemparnya kepada penduduk. Para penduduk
yang melihat tingkah Bonbon mulai ketakutan,dan keadaan menjadi hening.
“Domba-dombaku baru saja hilang,tidak bisakah kalian membantuku?”.
“Membantumu?Kamu saja sudah sangat kasar kepada kami, carilah sendiri ke Hutan Dixi”.
Diikuti saut-sautan dari penduduk lainnya.
Bonbon hanya dapat tertunduk lesu mendengar ucapan penduduk Zendland. Ia tidak
menyangka akan sangat dibenci oleh semua orang. Ia pergi dari hadapan penduduk dan berjalan
masuk ke dalam Hutan Dixi. Hutan tersebut sangatlah ditakuti oleh semua penduduk
dikarenakan ada makhluk bernama Doli yang sangat menyeramkan hidup disana. Bonbon
menarik nafas dalam dan masuk secara perlahan-lahan ke dalam Hutan Dixi. Bonbon sangat
takut, walaupun ia berbadan besar tetapi jiwanya masilah tetap Rori yang kecil. Saat memasuki
hutan hawa mencekam sangatlah terasa, namun Bonbon tidak gentar dan tetep melanjutkan
langkahnya. Sesampainya ditengah hutan ia merasa diikuti oleh sesuatu, sampai tiba-tiba
muncul bayangan hitam yang melebihi badannya tepat berdiri dibelakang-nya. Perlahan-lahan ia membalikan badan dan terkejud melihat rupa seekor makhluk yang sedang tersenyum
menatapnya.
Makhluk itu tidaklah besar, namun dikarenakan berada diatas dahan pohon
bayangannya menjadi sangat besar. Makhluk itu berambut merah terang dengan bulu putih
yang tampak bersinar dibawah bulan. Bonbon terpaku akan keindahan makhluk tersebut.
“Haii..siapa kamu?aku tidak pernah melihat siapapun memasuki Hutan ini” suara dari makhluk
tersebut memecahkan kekaguman Bonbon.
“Aku...aku..Rori tetapi penduduk Zendland memanggilku Bonbon, siapakah dirimu?”.
“Aku Doli makhluk yang selalu kalian katakan menyeramkan”
Bonbon terkejud mendengar jawaban Doli, ia tidak menyangka rupa Doli tidak seburuk
yang ia pikirkan. Lalu tanpa sadar Doli dan Bonbon mulai saling menceritakan tentang
kehidupan masing-masing,Bonbon baru mengetahui bahwa Doli juga diasingkan oleh Peri
Pohon ke Hutan Dixi, dan ini sudah jadi tahun ke 1000 ia berada di Hutan Dixi. Saat mendengar
alasan Bonbon ke Hutan Dixi, Doli bersedia membantu Bonbon mencari domba-domba.
Perlahan-lahan mereka mulai menyusuri hutan dixi.
Menyusuri hutan bukanlah mudah,mereka harus melewati berberapa rintangan. Di awal
mereka bertemu dengan ular pemakan rambut, Doli dengan iklas memotong rambut merahnya
yang indah untuk diberikan kepada ular sebagai penukaran, lalu masih banyak kebaikan lainnya
yang Doli lakukan untuk membantu Bonbon. Mulai dari menyebarangi sungai hiu tanah,
memotong sedikit bulu tangannya untuk membuat tali, dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya
di puncak bukit Hutan Dixi mereka berhasil menemukan domba-domba Bonbon. Mereka
sangatlah senang yang membuat Bonbon dan Doli berpelukan tepat saat cahaya matahari
menyinari mereka. Lalu munculah cahaya berkelap-kelip yang membawa mereka kembali ke
Zendland. Disana sudah ada peri pohon dan juga penduduk Zendland yang sudah menunggu
mereka. Perlahan-lahan bentuk tubuh Bonbon mulai berubah seperti semula, bertubuh mungil
serta kulitnya kembali kuning cerah seperti mentari. Doli juga mengalami hal yang sama bagian
tubuhnya yang ia korbankan seperti rambut dan bulunya kembali seperti semula.
“Kalian berdua sudah berhasil menyelesaikan ujian yang aku berikan, kamu sudah merubah
sikapmu Bonbon menjadi lebih sabar walaupun terkena masalah dan kamu Doli terima kasih
atas kebaikan dan keiklasanmu masa pengasinganmu sudah berakhir. Berbahagialah kalian
hidup di Zendland”.
“Jadi ini semua adalah rencana dari kamu peri pohon?”, tanya Doli bingung.
“Benar Doli..akulah yang melepaskan domba-domba Bonbon dan juga membuat penduduk
Zendland seakan tidak peduli pada dirinya sehingga pada akhirnya kalian akan bertemu di
Hutan Dixi”.
“Terima kasih banyak peri pohon,berkat dirimu aku mengerti arti dari saling membutuhkan
satu dengan lain, serta aku meminta maaf kepada Penduduk Zendland atas sikapku selama ini
kepada kalian”. Bonbon tertunduk menyesal menyadari segala kesalahannya selama ini.
Penduduk Zendland tersenyum melihat perubahan sikap Bonbon dan mengangguk
bersama bahwa mereka memaafkan sikap Bonbon selama ini. Doli kembali memeluk Bonbon
mereka tersenyum bersama dan saling mengucapkan rasa terima kasih satu sama lain.
“Apa aku harus memanggilmu Rori sekarang”, tanya Doli bingung.
“Aku kira aku menyukai panggilan Bonbon itu sekarang’, jawab Bonbon dengan tersenyum
selagi menatap penduduk Zendland yang menyambut dirinya dengan meriah.
TAMAT
No comments:
Post a Comment