Berbicara mengenai lingkungan
tidak lepas dengan kehidupan manusia. Keduanya saling bersinggungan dan hidup
bersama di muka bumi ini. Manusia diciptakan di muka bumi ini mempunyai satu
peran yaitu menjaga lingkungannya. Lingkungan sendiri diciptakan untuk memberi
manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, yang perlu dicermati bagaimana hubungan
antara keduanya dalam hidup berdampingan di muka bumi ini?. masihkah manusia
mencintai alamnya?, atau alam yang mulai enggan bersahabat dengan manusia?.
Kerusakan
lingkungan menjadi masalah yang serius jika tidak segera ditangani. Rusaknya
lingkungan di muka bumi ini antara lain disebabkan adanya ketidak-seimbangan
antar organisme didalamnya, Eksploitasi alam yang berlebih, hingga pemanfaatan
sumber daya alam yang tidak dilakukan secara arif. Manusia yang dikaruniai akal
pikiran harus mampu mengatasi permasalahan ini, karena lingkungan menjadi
“habitat” dimana makhluk hidup tumbuh dan berkembang termasuk manusia sebagai
individu, terlebih rusaknya lingkungan banyak disebabkan oleh ulah manusia itu
sendiri.
Adanya
ketidakseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya cukup memeberi peran
terhadap kerusakan lingkungan khususnya di negara berkembang, hal ini terjadi
karena makhluk hidup yang terus tumbuh sedangkan lingkungan alam akan tetap
sama selamanya dan tidak akan bertambah. Pertumbuhan penduduk selalu tidak
diimbangi dengan pertambahan lahan, hal berakibat pada kepadatan pendudukan
yang nantinya akan terjadi pencemaran lingkungan bahkan permasalahan sosial.
Saat
ini, menurut data BPS laju deforestasi mencapai 1,8 juta h/tahun yang
mengakibatkan 21% dari 133 juta hutan di Indonesia hilang. Hilangnya hutan
menyebabkan penurunan kualitas lingkungan, meningkatkan peristiwa bencana alam,
dan terancamnya kelestarian flora dan fauna. Jumlah polusi udara akibat
kendaraan dan aktifitas industri turut menyumbang penurunan kualitas
lingkungan.
Eksploitasi
secara berlebihan terhadap lingkungan disinyalir akibat paham kapitalis yang
cenderung “memuja” kebebasan individu dan keuntungan yang sebesar-besarnya
dengan modal yang sekecil-kecilnya. Hal ini yang mengakibatkan eksploitasi
berlebih terhadap sumber daya alam, sehingga akhirnya menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan.
Permasalahan
lingkungan merupakan efek global yang membutuhkan perhatian khusus dan serius,
karena menyangkut kelangsungan hidup umat manusia dan makhluk hidup secara
keseluruhan. Sebagai bentuk perhatian terhadap permasalahan lingkungan, muncul
gerakan environmentalism untuk melindungi lingkungan dari berbagai kerusakan
(Kalijernih, 2007). Inti gerakan ini adalah etika terhadap lingkungan dan
konservasi alam, mempertahankan keanekaragam hayati, dan advokasi pembaharuan
sumber-sumber energi.
Mengutip
lagu karya Ebiet G. Ade dengan judul “Berita Kepada Kawan”, dimana dilagu
tersebut dijelaskan secara betul bagaimana rusaknya lingkungan alam saat ini.
kekeringan terjadi dimana-mana hingga bencana alam yang menelan banyak korban.
Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas kerusakan ini, semua seolah
diam, tidak ada satu pun dimukan bumi ini yang mau bertanggung jawab atas
kerusakan lingkungan ini.
Sudah
saatnya kini memanfaatkan lingkungan hidup secara arif dan pembangunan
berkelanjutan. Secara arif, artinya memanfaatkan sumber daya alam dengan tidak
merusak ekosistem, secara bijak, efesien, dan memikirkan bagaimana kelanjutan
sumber daya alam tersebut apabila dipakai secara terus-menerus. Berkelanjutan,
artinya sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang.
Dari
uraian diatas, dapat kita lihat bagaimana manusia hidup berdampingan dengan
lingkungan hidupnya dan sepertinya antara manusia dan alam kurang “bersahabat”
masih banyak ditemukan kerusakan lingkungan terjadi dimana-mana. Saatnya kini
kita mencintai alam tempat kita hidup, jangan buat alam enggan bersahabat
dengan kita hingga kita meski bertanya kepada rumput yang bergoyang.
“Cintailah Alammu, Sebagaimana Alam Mencintaimu dengan Keindahan”
Jakarta, 25 April 2018
Rizki Hermawan
Mahasiswa PPKN 2016