Arunika
by: anonim
Saat itu entah mengapa aku selalu menunggu senja untuk larut bersama gelapnya malam. Saat dinginnya malam yang kutunggu menggantikan hangatnya senja itu. Saat pekat hitam yang kutunggu menggantikan indahnya jingga itu. Saat itu pula aku menunggu kesunyian malam yang melewatkan hiruk pikuk keramaian itu. Aku mencoba berdamai dengan sesuatu yang disebut masa lalu. Semua hal yang kuceritakan pada malam, semua yang kuserahkan pada sinar bulan, dan semua harapan yang kugantungkan pada bintang. Apa aku akan selalu berteman dengan malam?. Aku sudah paham betul apa yang akan malam jawab padaku. Apakah akan muncul Arunika untukku?. Entah sudah berapa lama aku menunggu indahnya Arunika. Apakah salahku yang sulit untuk mengungkapkan? Apakah semua salah ku yang masih tergelincir oleh pahitnya masa lalu? Apakah semua salahku yang tidak cukup berani untuk menjemput Arunika ku?. Entah lewat beribu malam Arunika ku tak kunjung menghampiri. Apakah saatnya aku yang menjemput? Pikiran ku ragu untuk menjemput karena malam selalu menghantuiku. Aku selalu bertanya pada malam, hingga aku bisa meninggalkan malam dengan perlahan dalam waktu ke waktu. Ya, saat itu aku memilih menjemput sendiri Arunika ku dan ku coba tinggalkan malam yang sudah bersamaku saat itu. Tidak mudah untuk menjemput arunika ku, malam masih saja selalu menghalangi dan menghantui ku. Entah mengapa malam selalu membujukku untuk kembali dalam peluknya. Hatiku masih berhasrat untuk mencoba menjemput Arunika ku, walau malam selalu punya waktu dalam menghampiriku. Mengapa aku sulit sekali menyambut Arunika? Mengapa malam selalu berperan dalam semua kemampuanku? Ya, aku akan keluar dari malam dan benar-benar menjemput Arunika. Sejak saat itu aku selalu ingin bertanya pada hangatnya Arunika kepadaku, aku selalu ingin mengungkapkan semua yang aku pendam kepada arunika tapi mengapa aku selalu luluh oleh sinarnya dan hangatnya Arunika?. Setelah kulewati ribuan jalan berkabut untuk menjemput Arunika, akhirnya aku bisa bertanya kepadanya. Aku bertanya, “Jika kau kujemput dengan bantuan malam, apakah kau akan tetap bersinar dan menghangatkan?” dengan lirih Arunika ku menjawab “Ya, kau memang pantas menjemputku dengan malammu yang akan kuubah menjadi sebuah kehangatan”.
No comments:
Post a Comment