SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Friendship is not a lesson you can learn in the school. But you have not learned anything if you haven't learned the meaning of friendship. (Shufi Salsabila)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan merupakan hiasan kemakmuran serta tempat perlindungan dalam kesulitan. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan bukanlah persiapan untuk hidup, pendidikan merupakan kehidupan itu sendiri. (JOHN DEWEY)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Pendidikan mempunyai akar yang pahit tapi buahnya manis. (Aristoteles)

SELAMAT DATANG DI BEM PPKN

Di depan memberi teladan,Di tengah memberi bimbingan, Di belakang memberi dorongan. (Ki. Hajar Dewantara)

Wednesday, September 25, 2024

Aku dan Impian Bapak

Aku dan Impian Bapak

Karya: Peni Pinandhita

Renanda Putri Widodo, duduk di kelas 3 Sekolah Dasar, tinggal di ujung timur Pulau Jawa, satu tahun lalu ibunya meninggal sebab kanker. Rere tinggal bersama bapak dan satu orang kakak. Keluarga Rere sangat sederhana, ayahnya hanya buruh tani di sawah milik seorang tengkulak. Kakaknya sedang berjuang di Yogyakarta untuk kuliah. Satu hal yang Rere ingat saat kakaknya meminta izin untuk kuliah, “Ndok, bapak nggak bisa bayar kuliah, bapak cuma bisa bantu doa. Kamu harus punya beasiswa ya,ndok.” Ucap bapak kepada mbak fai suatu hari. Pulang sekolah Rere ke toko bahan kue untuk membeli bahan membuat donat, sebelum ke sekolah rere pergi ke warung untuk menitipkan donat. Hal ini Rere lakukan untuk beli buku dan alat sekolah lainnya.

“Mbak Fai! kalau lagi di jogja, kan bapak nggak kasih mbak uang, mbak dapet dari mana? Rere juga mau dapet uang. Donat Rere hari ini nggak habis, jadi dikit deh uangnya.” Tanya Rere.

“Nggak papa Re, donat Rere enak kok, mungkin Allah mau Rere hari ini makan donat yang Rere buat. Mbak di sana juga jualan kue, mbak buat kue pake resep ibu, terus mbak jual.” Jawab Mbak Fai.

“Jadi kita sama ya mbak? Rere pengen deh kuliah kayak mbak, tapi Rere maunya di Jakarta.” Ucap Rere.
“Bisa, nanti Rere cari beasiswa kayak mbak ya, tapi Rere harus janji sama mbak, Rere terus semangat belajar, Rere bakal terus suka baca buku, Rere di sini tetep jualan ya kayak ibu dulu buat bantu bapak.” Mbak Fai menjawab antusias adiknya yang mulai banyak tanya.

“Iya mbak, nanti Rere mau belajar resep ibu yang lain, biar nggak jualan donat doang. Kalo Rere capek ya Rere tidur.” Rere kembali bersemangat.

“Re, nanti kalo ada apa – apa, mbak kabarin ke Bude Wagiyah ya. Mbak mau ke stasiun sekarang, Nanti Mbak Fai pulang lagi.”

“Iya mbak, hati – hati!” Rere dan bapak mengantar Mbak Fai ke depan pintu.

Ojek yang mengantar Mbak Fai melaju cepat. Rere kembali ke dalam rumah untuk bersih – bersih rumah.

“Bapak, Rere punya donat, masih ada lima, bapak mau? Ucap Rere menawari.

“Mau, Re. Bapak sebentar lagi mau nyawah lagi ya.” Bapak bersemangat memakan donat Rere.

“Re, sabar ya, maaf Rere masih harus jualan kue buat beli buku, bapak belum bisa beliin, nanti kalau sudah besar seperti mbak, Rere kuliah yang jauh ya , biar Rere nanti bisa naik pesawat, bapak belum pernah naik pesawat, nanti Rere yang naik ya, terus ceritain ke bapak.” Ucap bapak melanjutkan.

“Iya, Pak. Rere mau kuliah di Jakarta, nanti kita naik pesawat bareng ya, pak.” Jawab Rere.

Setelah percakapan itu berlalu, bapak kembali bekerja, Rere juga membersihkan rumah, masak nasi untuk makan malam, bikin adonan kue untuk di jual besok, dan mandi setelahnya. Setelah maghrib Rere pergi ke surau untuk mengaji dengan Bude Darmi dan belajar setelah pulang. Setelah ibu meninggal, waktu bermain Rere hanya ketika mengaji.

Di rumah Rere sering membaca buku yang dikirim Mbak Fai, mengerjakan soal di buku bekas, dan menulis cerita di buku tulis. Hidup Rere memang tidak berkecukupan tetapi, sejak kecil ibu selalu katakan suatu saat Rere akan jadi orang hebat dan orang hebat pasti berasal dari orang yang mau belajar, berdoa, dan tidak pernah mengeluh.

Tiga bulan berlalu…

“Bapak, Rere nanti pulang sekolah terlambat ya, eh nggak tau deh pulang jam berapa, tadi kata Bude Wagiyah, Rere diminta temenin Bu Ais ke Surabaya.” Iain Rere kepada bapak yang sedang sakit.

“Iya, Re. Bu Ais itu guru di sekolah Rere kan?” tanya bapak memastikan.

“Iya, Pak. Bapak nanti nggak usah ke sawah ya, ini Rere tadi masak nasi, terus minumnya di teko. Nanti Rere pulang Rere buatin sayur singkong resep ibu kesukaan bapak. Maaf ya pak tadi pagi Rere nggak sempet.” Ucap Rere.

“Makasih ya, Nak. Mbak Fai katanya besok pulang ya, Re?” tanya bapak.

“Kata Bude Wagiyah, iya besok Mbak Fai nyampe rumah, nanti malam dia di kereta. Pak, Rere berangkat, ya!”

“Iya, Nak. Belajar yang rajin ya biar bisa naik pesawat.” Jawab Bapak menyemangati Rere.

Rere semangat ke sekolah dengan membawa donat pesanan Bu Ais, Rere juga senang karena besok Mbak Fai pulang.

Bapak memang sudah tiga bulan sakit, kalau bapak cerita katanya asam urat nya kambuh, bapak tidak bisa jalan, kalau di rumah dibantu tongkat yang di pinjamkan Bude Darmi. Bapak sudah di bawa ke rumah sakit oleh kepala desa, obatnya juga sudah habis tapi, Rere belum bisa beli obatnya lagi. Jadi bapak dirawat di rumah. Katanya dulu ketika muda hidupnya tidak teratur, kerja serabutan siang malam, jadi baru sekarang terasa dampaknya.

Rere bersyukur, sejak bapak sakit, tetangga bergantian antar makanan, walau tidak setiap hari, seperti pagi ini Rere masak nasi dan goreng tempe saja. Sekarang uang jualan Rere tidak lagi untuk beli buku tetapi, untuk makan dan beli keperluan lainnya karena bapak sakit dan tidak bisa bekerja.

“Selamat pagi, Bu Ais! Ini donat pesanannya.” Sambut Rere.

“Pagi, Rere! Terima kasih. Rere tidak usah masuk kelas ya, Rere ikut ibu ke Surabaya.” Sambut Bu Ais, sembari membayar.

“Harganya 50.000 bu, ini uangnya 100.000. Kata bapak kalau ada yang bayar lebih harus dikembalikan karena ini bukan uang Rere.” Jawab Rere.

“Sisanya untuk Rere karena Rere udah mau temenin ibu. Oh ya, Rere bawa buku tulis yang ibu lihat di rumah Rere waktu itu?”

“Buku yang isinya cerita bu? Bawa bu. Rere bawa semua.” Jawab Rere dengan polos sembari menunjukkan bukunya.

Rere dan Bu Ais langsung naik ke mobil yang sudah difasilitasi kecamatan untuk menuju Surabaya.

Sampai di sana keadaan sangat ramai.

“Ibu, ini ada apa?” Tanya Rere, Bingung.

“Nak, waktu ibu ke rumah bulan lalu untuk jenguk bapak. Ibu foto cerita yang ada di buku Rere, terus ibu kirim cerita Rere yang judulnya “Rere Senang Bisa Bantu Bapak” untuk dilombakan. Ibu pesan donat untuk diberikan ke dewan juri, nanti Rere yang kasih ya.”

“Terus cerita Rere dibaca banyak orang bu?” Rere bertanya.

“Iya, Re. sebentar lagi Rere dipanggil untuk ambil hadiah ya.” Bu Ais berkata dengan memeluk Rere.

Saat itu Rere hanya diam, dibayangannya kalau dapat uang, mau beli obat bapak dan Rere mau naik pesawat ke Jakarta.

Ketika sedang memeluk Bu Ais, nama Rere dipanggil sebagai juara satu lomba cerita inspiratif di Provinsi Jawa Timur. Rere langsung jalan menuju panggung untuk mengambil penghargaan.

“Hallo, Renanda! Bawa apa itu?” sapa pembawa acara yang melihat Rere maju ke panggung dengan membawa donat buatannya.

“Hallo, kak! Rere bawa donat buatan Rere untuk kakak dan ibu juri.” Jawab Rere, semangat.

“Wah, Terima kasih! Rere suka masak ya sama ibu di rumah?” Pembawa acara mencoba mewawancarai.

“Ibu Rere sudah meninggal kak, Rere suka masak karena ibu dulu suka masak. Sekarang Rere buat donat untuk dijual, Bapak sakit di rumah jadi nggak bisa ke sawah, jadi Rere bantu bapak untuk cari uang deh.” Senyum Rere mengembang menceritakan semuanya.

Semua yang hadir dan menyaksikan meneteskan air mata dan tersenyum bangga atas apa yang sudah dilakukan Rere.

Dewan Juri mendekati Rere, memberi hadiah, juga memeluknya. Rere kaget karena yang tertulis di hadiah yang diberikan adalah uang 7.000.000 dan sebagai perwakilan provinsi untuk lomba tingkat nasional di Jakarta.

Rere bersyukur dan sangat senang. Setelah selesai foto bersama. Rere kembali ke Bu Ais dan memeluknya. Bu Ais bangga melihat muridnya yang paling aktif di kelas bisa menjadi perwakilan provinsi di lomba nasional.

Setelah acara selesai, Rere langsung meminta pulang sebab mau memberi hadiah ini untuk bapak. Tiba – tiba satu dewan juri yang merupakan penulis ternama mendekat, berbincang dengan Bu Ais dan bersedia menerbitkan cerita yang Rere tulis di buku tulisnya. Beliau juga mengajak Rere untuk tinggal di Jakarta untuk melanjutkan sekolah di sana, seperti impian yang Rere tulis dalam cerita.

Tepat pukul lima sore, Rere dengan bahagia pulang ke rumah dengan Bu Ais untuk memberi tahu hadiahnya kepada bapak.

Namun, Rere dikagetkan dengan banyaknya tamu di depan rumah, Rere mencari bapak dengan membawa hadiah. Sampai akhirnya Rere melihat bapak sudah disemayamkan di dalam rumah.

Tangisnya pecah, bahagia berubah jadi tangis yang menyesakkan. Rere lari memeluk bapak dengan membawa hadiah lomba yang di dapat.

Bu Ais sebagai guru mendampingi di samping Rere, bertanya bagaimana kronologi meninggalnya bapak Rere kepada tetangga terdekat karena saat itu di rumah tidak ada orang.

Rere terus memeluk tubuh bapak, kalut dalam duka yang menyisakan cerita, kejadiannya sama seperti meninggalnya ibu, serba tiba – tiba. Saat meninggalnya ibu, bapak menenangkan Rere dengan berkata “Tidak mengapa ibu meninggal, Allah sayang ibu, sekarang ibu tidak sakit lagi, Rere punya bapak sama mbak fai yang akan terus dampingi Rere mengejar cita-cita.”

Sekarang semua berubah, bapak sudah pergi, Rere sendiri menunggu kehadiran Mbak Fai yang besok akan tiba bersama keluarga dan tetangga. Bapak dimakamkan jam 8 malam ini.

Malam ini menjadi sangat perih, lebih perih dari meninggalnya ibu Rere, sebab sekarang Rere sudah selangkah lagi untuk menggapai satu impiannya, ternyata bapak harus pergi.

“Bu Ais, Rere mau ke Jakarta naik pesawat, Rere mau tinggal di sana. Kata bapak Rere harus terus belajar walaupun ibu dan bapak udah pergi, Rere mau bikin ibu sama bapak bangga.”

Ucap Rere dengan terisak.

“Iya, nak. Rere anak baik, Rere sudah bantu bapak. Bu Ais yang nanti temenin Rere ya.”

»»  Baca Selengkapnya...

Catatan Harapan

Catatan Harapan

Karya: Peni Pinandhita

Untuk kalian, penakluk cakrawala di masa mendatang.
bangkitlah, ketika mentari menyapa.
langkahkan kaki menuju tempat merangkai asa.
dan bersiaplah untuk hari penuh warna.

ku tahu, ada saat dimana kamu merasa lelah.
namun percayalah, tak pantasnya kamu menyerah.

belajar bukan sebuah tuntutan.
belajar adalah sebuah perjalanan.
perjalanan yang melelahkan namun menjanjikan keindahan.

membaca, mudah diungkapkan.
namun agaknya sulit dilakukan,
jika jiwa ragamu telah menyadari betapa sulit berjuang di hari mendatang,
maka percayalah, hari ini kau tak akan terus menerus diam.

sebenarnya, hanya ribuan alasan yang membuat kamu tak mampu melalukan.
mulailah mengukir langkah agar hidup kian terarah.
mulailah berbenah , agar dimasa depan tak menjadi bedebah.

inilah cara Tuhan menjadikanmu sebagai seorang manusia yang penuh makna.
bukan menjadi manusia yang hanya banyak kata.

Dan tetaplah percaya, akan indah pada waktunya.
»»  Baca Selengkapnya...

Semesta

Semesta

Karya: Jonathan Tambunan

Hari ini
Langit punya masanya sendiri
Bertemu semesta
Senang melihat langkah kakimu yang tak lagi mendahului
Senang melihat badanmu yang lebih kokoh
Senang melihat semesta menyapa kita
Dengan dinginnya udara menambah kesejukan
Dan hijau dedaunan di pucuk-pucuk pepohonan
Lagi lagi, langit pun menyisihkan seluas
awannya untuk menampakkan keelokan
Memandang bayang layangnya menerawang
Terjagalah dalam harap
Kaulah penguat diri
Agar selalu berdiri
»»  Baca Selengkapnya...

“Kesehatan” Stigma “Seblak Makanan Perempuan” Bukti Krisis Kepedulian Perempuan Indonesia Terhadap Diri Sendiri

“Kesehatan”
Stigma “Seblak Makanan Perempuan” Bukti Krisis Kepedulian Perempuan Indonesia Terhadap Diri Sendiri

Karya: Peni Pinandhita, Kinanti Istantia Chantika

“Wanita adalah tiang negara, apabila wanita itu baik maka akan baiklah negara dan apabila wanita itu rusak, maka akan rusak pula negara.”

Pembukaan
Tak jarang kita melihat antrian perempuan utamanya remaja rela mengantri panjang untuk semangkuk seblak, Pereda stress katanya. Hingga pada akhirnya muncul sebuah ungkapan bahwa seblak adalah makanan perempuan. Perempuan memang terbukti memegang kendali peradaban, makhluk yang dibekali Allah untuk lebih menggunakan perasaan ini punya pengaruh luar biasa dalam cerita hebat keemasan Islam. Kisah tentang sahabiyyah yang berpengaruh di masa Rasulullah SAW seperti Gazalah Al Haruriah yang tangkas dan kuat mengendalikan kuda perangnya. Juga kisah ilmuwan perempuan yang menjadi orang terdepan dalam perkembangan ilmu pengetahuan seperti Maryam Al Astrolabiy yang tekun dalam mempelajari ilmu astronomi, fisika, dan matematika pada masa itu. Membahas Muslimah di Indonesia pasti akan banyak topik bahasannya. Namun, ada satu hal yang terlupa, padahal hal ini memegang kendali penting terhadap pembentukan diri yaitu “makanan”. Muslimah yang kuat dan hebat bukan hanya butuh makanan yang halal tetapi juga butuh mengonsumsi makanan yang baik.
“You are what you eat” adalah ungkapan yang menunjukkan bahwa kualitas diri seseorang ditentukan juga dari apa yang di makan. Bahkan sebuah studi membuktikan bahwa produktivitas seseorang juga lamanya hidup di dunia ditentukan dari apa yang dimakan. Zaman dahulu, manusia memiliki umur lebih panjang juga salah satu penyebabnya adalah asupan makanan yang asli tanpa pengawet dan bahan tambahan lainnya. Namun, di era ini Kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat telah berubah akibat perkembangan ekonomi yang begitu pesat. Hal ini ditandai dengan akses yang semakin mudah terhadap makanan yang tidak sehat dan juga harga yang lebih murah dibandingkan dengan makanan sehat (Yayu Adenengsi, Haniarti, and Ayu Dwi Putri Rusman 2019).

Isi
Inovasi penyajian makanan juga terus berkembang. Salah satunya adalah makanan yang diberi julukan makanan cepat saji, hampir semua makanan berlomba agar bisa disajikan dengan lebih cepat. Bahkan sekarang ada batagor, bakso, cilok, nasi goreng, bubur, seblak yang dikemas secara instan. Kemudahan yang sungguh kian membahayakan ketika kita tidak sadar sering memasukkan makanan tersebut ke dalam tubuh.
Sebanyak 75% remaja mengalami gangguan terkait dengan menstruasi yaitu pola haid yang tidak teratur dan dismenore. Kondisi tersebut diperparah dengan pola makan remaja yang belum baik, yang berakibat pada peningkatan status gizi yang tidak norma l (Syakila, Widiyaningsih, and Puspitasari n.d.). Dismenore adalah kram dan nyeri pinggul saat haid, dengan penyebab umum seperti aliran darah yang deras, mengeluarkan gumpalan, fibroid rahim, atau endometriosis (Puspitasari and Ugelta 2021). Hal tersebut diperkuat dengan data yang menyatakan bahwa salah satunya penyebabnya adalah pola asupan di masa modern ini. Konsumsi makanan cepat saji dan makanan yang belum tepat cara mengolahnya sering beresiko 5 kali lebih besar memiliki siklus menstruasi yang tidak normal dibanding dengan siklus menstruasi normal (Rahma 2021). Fast food mengandung asam lemak yang dapat menganggu proses metabolisme progesterone saat fase luteal terjadi. Hal tersebut mengakibatkan kadar prostaglandin dalam tubuh menjadi tinggi dan memicu terjadinya kontraksi pada rahim (Syakila et al.n.d.).
Dengan adanya fakta demikian mestinya membuat kita sebagai generasi perempuan Indonesia memahami bahwa perempuan butuh makanan sehat agar tetap menjaga sehat dan kuatnya tubuh dan organ yang dimiliki. Sebab organ dalam tubuh perempuan lebih rumit. Berbicara tentang seblak, makanan yang pedas dan berkuah yang berisi kerupuk, sayuran, telur, mie kwetiaw, telur, bakso, sosis, dan aneka pelengkap lain yang terus dikembangkan, kini menjadi makanan favorit banyak perempuan Indonesia. Bahkan sebuah survey Lembaga kesehatan menyebutkan 4 dari 10 remaja perempuan pecinta seblak mengonsumsi seblak 3 kali dalam seminggu. Hal ini menjadi miris, ini baru mengenai seblak saja. Jadi, berapa banyak remaja perempuan Indonesia yang menjadikan junk food dan fast food sebagai makanan favorit dan dikonsumsi setiap harinya. Rasanya memang lezat dengan banyaknya kandungan penyedap di dalamnya. Namun, bahaya kesehatan tubuh mengintai di balik lezatnya makanan tersebut. Tetapi, ini hanya dianggap sebagai angin lalu oleh banyak remaja. Sebab mereka menganggap bahwa masih muda mana mungkin ada penyakit yang datang. Atau bahkan lebih parahnya lagi muncul kalimat hidup cuma sekali, jadi makan aja segala yang mau dimakan. Hal itu tidak menjadi masalah jika dikonsumsi dalam sajian yang benar.
Dalam sebuah uji kandungan seblak yang dilakukan universitas jember yang menguji 5 sampel didapatkan hasil bahwa semua sampel mengandung bakteri Bacillus Sp (Cahyani, Waluyo, and Iqbal 2020). Bakteri ini menyebabkan diare, radang, dan demam. Media kontaminasi bakteri ini adalah tanah atau tumbuhan, sehingga dapat disimpulkan bahwa pencucian sayuran berupa kol dan sawi pada 5 sampel yang diuji tidak bersih. Kita juga sering melihat penjual seblak langsung memotong dan memasak sayuran tanpa mencuci dengan argumentasi bahwa bakteri akan mati ketika proses pemanasan. Pada faktanya tidak demikian. Tidak hanya berhenti disana, proses pemasakan seblak yang mengharuskan sayur hijau yaitu sawi dimasak dalam waktu lama yang tak jarang warnanya hingga memudar juga menyebabkan kandungan nutrisinya hilang seperti yang dibuktikan dalam sebuah eksperimen bahwa sayuran berdaun dalam waktu lama bisa menghilangkan banyak kandungan nutrisi penting di dalamnya (Gelaye 2023). Tidak berhenti di sana saja, sayuran hijau yang disimpan terlalu lama atau dipanaskan tidak layak dikonsumsi karena zat besi berupa ferro (Fe2+) akan teroksidasi menjasi ferri (Fe3+) dimana ferri (Fe3+) bersifat racun bagi tubuh kita (Nasution 2018). Pelengkap lain yang harus ada dalam seblak adalah kerupuk berwarna, dalam sebuah uji yang dilakukan terhadap jenis kerupuk yang sering digunakan pada seblak yaitu kerupuk bawang dan kerupuk oren didapatkan hasil bahwa dari 10 sampel kerupuk yang diperiksa, 7 sampel kerupuk teridentifikasi mengandung zat pewarna sintetis Rhodamin B dan 3 sampel kerupuk lainnya tidak mengandung Rhodamin B. dengan salah satu diantaranya adalah merk yang menjadi favorit banyak kalangan (Sidabutar et al. 2019). Rhodamin B bersifat karsinogenik sehingga dalam penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kanker. (Hevira, Desmi Alwinda, and Najmi Hilaliyati 2020). Keracunan makanan yang bersifat akut serta dampak akumulasi bahan kimia yang bersifat karsinogen merupakan beberapa masalah kesehatan yang akan dihadapi oleh konsumen (Parengkuan, Paat, and Tumbel 2022).
Uji toksisitas rhodamin B telah dilakukan terhadap mencit dan tikus dengan injeksi subkutan dan secara oral. Pada penelitian ini didapatkan LD50 89,5 mg/kg yang ditandai dengan gejala pembesaran hati, ginjal dan limfa diikuti perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Penggunaan Rhodamin B pada makanan dalam waktu yang lama (kronis) akan dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati maupun kanker. Namun demikian, bila terpapar Rhodamin B dalam jumlah besar maka dalam waktu singkat akan terjadi gejala akut keracunan Rhodamin B.(Rahayu and Mahmuda 2016).
Dengan adanya fakta yang membahayakan di atas tentunya saat ini masih berbanding terbalik dengan lebih banyaknya perempuan Indonesia yang bahkan belum menganggap bahwa kesehatan diri perlu dijaga. Hal ini harusnya dimaknai jauh lebih penting daripada hanya memuaskan nafsu makanan sesaat. Fenomena ini menunjukkan bahwa krisis peduli kesehatan diri pada perempuan Indonesia masih rendah.

Penutup
Jika kita berkaca pada negara skandinavia yang mayoritas adalah negara maju dari segala segi, ternyata makanan masyarakatnya pun terjaga, mereka mengonsumsi junkfood dan fastfood juga, tetapi makanan sehat lain juga mengimbangi. Sehingga kualitas hidupnya juga terjaga. Urusan makanan semestinya adalah hal yang paling sudah diperhatikan, sebab kita melakukannya setiap hari dan sebagai penganut Islam, Allah dan Rasulullah SAW sudah memberikan panduan yang jelas. Namun pada kenyataannya, perempuan Indonesia masih mengalami krisis peduli kesehatan diri yang disebabkan banyak hal.
Perempuan adalah tiang peradaban, maka perempuan sehat secara lahir dan bathin akan membentuk diri yang berkualitas juga akan melahirkan keturunan yang unggul. Makanan membentuk sel yang ada di tubuh, hingga akhirnya sel membentuk jaringan, organ, hingga akhirnya membentuk tubuh kita. Oleh karena itu, kita adalah apa yang kita makan. Mulai sekarang, sudah saatnya perempuan menyadari bahwa menjadi perempuan yang kuat dan sehat secara lahir bathin adalah hal yang harus diprioritaskan. Bukan hanya sekadar yang penting enak atau yang penting kenyang. Sekarang sudah saatnya seblak makanan perempuan harus dipatahkan. Mestinya perempuan muslim Indonesia akrab dengan makanan sehat yang sudah disebutkan dalam Al Quran dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, agar perbaikan kualitas generasi muslim bisa dimulai dari sekarang.

Daftar Pustaka
Cahyani, Rizka Maulidya, Joko Waluyo, and Mochammad Iqbal. 2020. “Identification of Bacteria on Seblak Food around University of Jember Based on Microbiological Criteria of Processed Food.” BIOEDUKASI 34. doi: 10.19184/bioedu.v18i1.14835.
Gelaye, Yohannes. 2023. “Quality and Nutrient Loss in the Cooking Vegetable and Its Implications for Food and Nutrition Security in Ethiopia: A Review.” Nutrition and Dietary Supplements Volume 15:47–61. doi: 10.2147/NDS.S404651.
Hevira, Linda, Desmi Alwinda, and Najmi Hilaliyati. 2020. “Analisis pewarna Rhodamin B pada kerupuk merah di Payakumbuh.” CHEMPUBLISH JOURNAL 5(1):27–35. doi: 10.22437/chp.v5i1.7912.
Nasution, Sri Bulan. 2018. “ANALISA KADAR BESI (Fe) PADA BAYAM HIJAU SESUDAH PEREBUSAN DENGAN MASA SIMPAN 1 JAM 3 JAM DAN 5 JAM.” Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) 11(1):74–80. doi: 10.36911/pannmed.v11i1.72.
Parengkuan, Calvin, Vlagia Paat, and Silvana Tumbel. 2022. “Identifikasi Kandungan Formalin Pada Mie Basah Yang Beredar Di Pasar Beriman Kota Tomohon.”
Puspitasari, Irma Amelia, and Surdiniaty Ugelta. 2021. “HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN POLA MAKAN DENGAN DISMENORE.” 4(2).
Rahayu, Muji, and Yulia Irma Mahmuda. 2016. “Identifikasi Zat Pewarna Rhodamin B Dan Methanyl Yellow Pada Kerupuk Yang Dijual Di Pasar Beringharjo Yogyakarta Tahun 2016.”
Rahma, Benefita. 2021. “Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dan Stres Terhadap Siklus Menstruasi Pada Remaja Putri Sman 12 Kota Bekasi.” Jurnal Health Sains 2(4):432–43. doi: 10.46799/jhs.v2i4.151.
Sidabutar, Anna Duita, Ali Napiah Nasution, Sri Wahyuni Nasution, Sri Lestari Ramadhani, Hafiz Muchti Kurniawan, and Ermi Girsang. 2019. “IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR RHODAMIN B DALAM KERUPUK BERWARNA MERAH YANG BEREDAR DI MASYARAKAT.” 1(1).
Syakila, Aprilia Qoulan, Endang Nur Widiyaningsih, and Dyah Intan Puspitasari. n.d. “The Relationship Of Fast Food Consumption Frequency With The Event Of Primary Dymenorrhea On High School Students In Sale District Rembang Regency.”
Yayu Adenengsi, Haniarti, and Ayu Dwi Putri Rusman. 2019. “HUBUNGAN
FOOD CHOICE TERHADAP KESEHATAN MENTAL PADA REMAJA DI KOTA PAREPARE.” Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan 2(3):410–22. doi: 10.31850/makes.v2i3.185.
»»  Baca Selengkapnya...