Tuesday, June 29, 2021

Simo Hayha Sang Sniper Legendaris

 Simo Hayha Sang Sniper Legendaris

oleh: Fikri Pratama Putra


Simo Hayha seorang penembak jitu asal Finlandia yang sangat dikenal karena kemampuan menembaknya. Dalam perang antara Finlandia dengan Uni Soviet atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Winter War”, yang berlangsung selama kurang lebih 3 bulan, Simo berhasil menewaskan jumlah keseluruhan korban sebanyak 505 korban jiwa. Pencapaian itu membuatnya menjadi seorang penembak jitu yang paling berbahaya di dalam sejarah. Meskipun demikian, Simo tidak lebih dari seorang warga Finlandia biasa yang tinggal di sebuah desa dekat perbatasan Finlandia dan Uni Soviet. Saat usianya menginjak 20 tahun, seperti para pemuda umumnya, ia bergabung dengan wajib militer Finlandia yang dikenal dengan sebutan “The White Guard”. 
Simo hidup di ladangnya sebagai petani. Ia membuang kejenuhannya dengan cara pergi berburu ke hutan dan bermain ski. Simo muda menunjukkan bakatnya sebagai penembak jitu dalam kompetensi menembak. Bakat-bakat tersebut didapatkan dari pengalamannya sehari-hari, khususnya saat ia berburu di hutan. Sang ayah mengajarkan Simo bagaimana cara belajar berburu, termasuk kemampuan untuk memperkirakan jarak target buruannya, memperkirakan arah angin dan hujan saat berburu. Pengalaman Simo selama berburu secara tidak langsung mengajarkannya bagaimana cara menjadi penembak jitu. Senjata favorit Simo adalah Mosin Nagant M91.  Pada tahun 1939 Uni Soviet menyerang Finlandia atas perintah Joseph Stalin. Perang antara Uni Soviet dengan Finlandia merupakan perang yang tidak seimbang, dimana Finlandia pasa saat itu kekurangan jumlah tentara, amunisi, dan alutista. Meskipun demikian perang antara Uni Soviet dengan Finlandia yang lebih dikenal dengan “Winter War” membuktikan bahwa negara kecil seperti Finlandia dapat mengalahkan negara besar dan adikuasa seperti Uni Soviet. 
Finlandia dapat mengalahkan Uni Soviet dikarenakan oleh beberapa faktor, seperti faktor cuaca dan pembersihan politik. Reputasi tentara merah Uni Soviet menurun, karena kalah perang melawan Finlandia. Pada 30 November 1939 adalah hari yang sangat diingat oleh masyarakat Finlandia, karena pada hari itu Uni Soviet menginvasi Finlandia. Menghadapi serangan dari Uni Soviet, membuat Finlandia tidak mempunyai banyak pilihan. Satu-satunya harapan adalah dengan mengandalkan pasukan militernya sendiri yang dikenal dengan “The White Guard”. Salah satu yang bergabung dengan milisi itu adalah Simo Hayha. Ia mengawali karir dengan pangkat kopral dan unitnya mendapatkan tugas untuk mempertahankan wilayah Pyhajoki. 
Reputasi Simo sebagai penembak jitu dimulai ketika atasannya yang bernama Letnan Juutilainnen memanggilnya. Ia bertanya kepada Simo, apakah Simo sanggup menghabisi sniper Uni Soviet yang teelah menewaskan 3 kepala regu dan seorang perwira Militer Finlandia, maka Simo menjawab dengan yakin bahwa ia sanggup dan akan melakukan yang terbaik. Simo pun kemudian pergi sendiri ke lokasi kejadian dengan menggunakan seragam khusus kamuflase musim dingin dan membawa senjata favoritnya, yaitu Mosin Nagant M91.Simo mengecek lokasi kejadian dan menganalisis lingkungan sekitar yang mungkin menjadi tempat persembunyian musuh. Simo kemudian berkamuflase dalam timbunan dan dinginnya salju agar posisinya tidak diketahui oleh musuh. Pada saat menjelang terbenamnya matahari, Simo mengetahui posisi target dan dengan sabar ia menunggu musuhnya untuk bangun dari tempat persembunyiannya. 
Pada saat targetnya lengah, Simo kemudian menarik pelatuknya dan sebuah peluru dengan tepat mengenai leher sang target dan membuat target itu gugur. Keberhasilan Simo dalam mengatasi penembak jitu dari Uni Soviet, membuat dirinya dikenal dan reputasinya meningkat. Berawal dari hal tersebut, kemudian para perwira militer Finlandia memberikan Simo banyak misi, salah satunya misi untuk menghabisi perwira Uni Soviet. Karena, Simo selalu berhasil menuntaskan misinya dengan sangat baik, maka ia mendapatkan julukan sebagai “Kematian Putih atau yang lebih dikenal dengan “The White Death”. Mendengar kabar tersebut, para perwira Uni Soviet menjadi murka dan memerintahkan dibentuknya regu penembak jitu khusus untuk memburu Simo Hayha.
 Meskipun demikian, Simo tetap bisa lolos dari kejaran regu jitu tersebut, bahkan ia menghabisi sebagian anggota regu jitu tersebut. Dari banyak kejadian-kejadian yang Simo alami dan tingkat keberhasilam misi yang selalu berhasil membuat namanya dikenal sampai sekarang dengan julukan “The White Death” dan ia dinobatkan sebagai sniper legendaris terhebat sepanjang sejarah.

No comments:

Post a Comment